Tuesday, January 14, 2014

Selamat Ulang Tahun yang Ke 60, Pa

 #1Hari1Ayat hari ke 12
Apa, demikian saya memanggil ayah saya. Beliau adalah sosok yang paling  saya sayangi, hormati, dan kagumi. Semenjak Ama, ibu kami meninggal, praktis Apa yang merawat saya dan kedua adik saya. Waktu itu saya masih 5 tahun, sedangkan adik saya Feri 3 tahun dan  An, satu setengah tahun.
Bisa kalian bayangkan betapa repotnya mengurus kami yang masih balita saat itu seorang diri. Namun karena beliau harus bekerja dan mencari nafkah untuk kami, Apa tidak bisa merawat kami secara full time. Beliau terpaksa mendelegasikan tugas itu kepada ibunya, yang biasa kami panggil amak.

Kami hanya bertemu seminggu sekali dengan beliau.  Apa bekerja sebagai PNS di kantor kelurahan. Beliau baru saja bekerja sebagai pegawai pemerintahan ketika Ama meninggal.
Ketika saya berusia 9 tahun Apa, memutuskan menikah lagi. Menurut beliau, hal ini beliau lakukan agar saya dan adik-adik bisa mendapatkan kasih sayang seorang ibu. Apalagi nenek kami juga sudah sering sakit. Walau saat itu saya tidak setuju, karena mendengar cerita tentang ibu tiri yang mengerikan, toh akhirnya kami tetap menerima Ama baru sebagai ibu kami.
Sulit memang menerima seorang ibu baru ketika usiamu sedang dalam usia memberontak seperti saya waktu itu. Usia sembilan tahun, rasaya saat itu kami sudah nyaman tanpa kehadiran ibu di tengah kami. Tapi akhirnya saya berhasil menerima ibu baru setelah mengalami sebuah penyakit. Saat itu ama merawat saya dengan sepenuh hati.
Perlahan saya bisa menerima kehadiaran Ama. Saya makin menerima Ama karena beliau dengan telaten merawat Apa saat penyakit asma beliau kambuh. Beberapa kali dalam setahun Apa keluar masuk rumah sakit untuk menjalani perawatan Asma.
 Setelah sekian tahun bekerja, suatu hari Apa diangkat menjadi lurah di salah satu kecamatan di kota kami. Saat itu saya sudah duduk di kelas 3 Madrasah Tsanawiyah.
Bangga sekali rasanya saya melihat Apa duduk di meja kerjanya dengan namanya terpampang sebagai lurah.
 Apa mengijinkan saya dan adik-adik datang kapan saja ke kantornya. Kebetulan sekolahku tidak begitu jauh dari kantor beliau. Hampir tiap pekan saya main ke sana. Ketika saya sudah duduk di Sekolah Perawat Kesehatan, saya makin sering mengunjungi Apa ke kantornya. Apalagi kantor Apa tidak begitu jauh dari sekolah saya. Walau pun saat itu beliau sudah tidak menjabat sebagai lurah lagi, tapi kebanggan saya pada beliau tak berkurang sedikit pun.
Tahukah kalian kawan? Apa saya adalah ayah yang sangat penyayang dan sangat bertanggung jawab pada keluarganya. Beliau rela berpanas-panasan membersihkan rumput di halaman rumah orang demi mendapatkan sedikit upah. Beliau tidak malu mengerjakannya di hari libur. Padahal rumah yang dibersihkannya itu adalah halaman rumah warganya sendiri.
Kebetulan Apa bekerja di kawasan kelurahan dengan komplek perumahan yang boleh dibilang komplek perumaan elit. Awalnya saya tidak setuju dengan cara Apa ini. bukan karena malu, tapi karena saya kasihan melihat beliau. Beliau sudah bekerja selama sepekan. Harusnya saat libur, beliau memanfaatkan hari libur itu untuk istirahat.
Tapi beliau memberi pengertian pada saya. Bahwa uang dari hasil membersihkan halaman rumah orang itu sangat bermanfaat untuk kelangsungan sekolah kami. Ya Allah, saya jadi malu. Ingin rasanya saya menggantikan beliau bekerja, sayangnya beliau melarang.
Menurut beliau, pekerjaan membersihkan rumput ini adalah pekerjaan laki-laki. Beliau tidak akan membiarkan anak perempuannya melakukan itu. Kalian lihat kawan? Betapa Apa saya sangat memuliakan saya.
Saat ini, sudah sekian tahun berlalu. Saya berusaha menjadi anak yang berbakti pada beliau. Saya mengikuti hampir saran beliau termasuk ketika beliau meminta saya menjadi perawat.
 Saat ini saya sudah menikah, tentunya dengan lelaki pilihan Apa. Allah memberikan titipan anak-anak yang manis, shaleh dan shalehah pada keluarga kecil saya. Sayangnya, saya tidak tinggal di kota kelahiran saya. Saya harus merantau bersama suami saya.
            Awalnya karena saya memang bekerja di sebuah rumah sakit swasta di Bekasi. Tapi setelah punya anak, saya memutuskan resign dari pekerjaan itu. Setiap pekan saya usahakan menelepon Apa. Kadang Hauzan, bungsu kami ‘menelepon’ Apa tiap hari. Entah apa yang dibicarakannya dengan Inyiknya itu.
            Hari ini, tepat di hari kelahiran Rasulullah SAW, usia Apa juga bertambah. Enam puluh tahun sudah usia beliau hari ini, 14 Januari 2014. Saya selalu memohon pada Allah di setiap doa saya, agar Allah berkenan memberikan kesehatan pada Apa. Memberikan Apa usia yang berkah. Memurahkan rezeki beliau dan kami anak-anaknya agar kami bisa membahagiakan Ayah kami.
            Selamat ulang tahun Pa. Semoga semua keberkahan dari Allah tercurah untuk Apa. Semoga Apa bisa berangkat menunaikan ibadah haji dalam waktu dekat. Aamiin..  Bagi saya, Apa adalah suri teladan saya yang kedua setelah Rasulullah SAW. Apa selalu ingin menjalin silaturrahim pada semua orang. Hal ini salah satu yang belum bisa saya maksimalkan mencontohnya dari Apa. Apa selalu tersenyum. Apa juga pernah menangis ketika bercerita tentang anak-anak Apa yang tidak sesuai dengan yang Apa inginkan.Tapi percayalah Pa, Allah lebih tahu yang terbaik untuk kami dan untuk Apa. 
          Kita doakan saja semoga anak-anak Apa mendapatkan semua kebaikan dan keberkahan dalam hidup mereka dari Allah. Apa jangan menangis lagi ya. Sungguh tak tega melihat setetes air mata yang Apa sembunyikan itu. Berbahagialah selalu Pa. Kami sangat menyayangi dan mencintai Apa dengan segenap jiwa dan raga kami.
          Terima kasih Apa sudah mengajarkan kami tentang akhlakul karimah seperti yang diajarkan Rasulullah SAW. Terima kasih untuk menjadikan kami seorang muslim dan mukmin sebenarnya. Insyaallah kami anak-anak Apa akan meneruskan suri teladan yang Apa berikan pada cucu-cucu Apa. Tentunya sesuai dengan suri teladan yang menjadi panutan kita Rasulullah SAW, yang hari ini juga merupakan hari kelahiran beliau  seribu lima ratusan tahun yang lalu. Sesuai dengan firman Allah dalam surat Al Ahzab ayat 21:
           
21. Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.


2 comments:

  1. Happy belated birthday untuk papanya, Mak.

    Lagi jalan-jalan di blognya Mak Nelfi untuk Srikandi Blogger 2014.
    Good luck ya :)

    ReplyDelete

Terima kasih sudah berkunjung. ^_^