#1Hari1Ayat hari ke 12
Apa, demikian saya memanggil ayah saya. Beliau adalah sosok yang paling saya sayangi,
hormati, dan kagumi. Semenjak Ama, ibu kami meninggal, praktis Apa yang merawat saya dan kedua adik saya. Waktu itu saya masih 5 tahun, sedangkan adik saya Feri 3 tahun dan An, satu setengah tahun.
Bisa kalian bayangkan betapa repotnya mengurus kami yang masih balita saat itu seorang diri. Namun
karena beliau harus bekerja dan
mencari nafkah untuk kami, Apa tidak bisa merawat kami
secara full time. Beliau terpaksa mendelegasikan tugas itu kepada ibunya, yang biasa kami panggil amak.
Kami hanya bertemu seminggu sekali dengan beliau. Apa bekerja sebagai PNS di kantor kelurahan. Beliau baru saja
bekerja sebagai pegawai pemerintahan ketika Ama meninggal.
Ketika saya berusia 9
tahun Apa, memutuskan menikah lagi. Menurut beliau, hal ini beliau
lakukan agar saya dan adik-adik bisa mendapatkan kasih sayang seorang ibu.
Apalagi nenek kami juga sudah sering sakit. Walau saat itu saya tidak setuju,
karena mendengar cerita tentang ibu tiri yang mengerikan, toh akhirnya kami
tetap menerima Ama baru sebagai ibu kami.
Sulit memang menerima
seorang ibu baru ketika usiamu sedang dalam usia memberontak seperti saya waktu
itu. Usia sembilan tahun, rasaya saat itu kami sudah nyaman tanpa kehadiran ibu
di tengah kami. Tapi akhirnya saya berhasil menerima ibu baru setelah mengalami
sebuah penyakit. Saat itu ama merawat saya dengan sepenuh hati.
Perlahan saya bisa
menerima kehadiaran Ama. Saya makin menerima Ama karena beliau dengan telaten
merawat Apa saat penyakit asma beliau kambuh. Beberapa kali dalam setahun Apa
keluar masuk rumah sakit untuk menjalani perawatan Asma.
Setelah sekian tahun
bekerja, suatu hari Apa diangkat menjadi lurah
di salah satu kecamatan di kota kami. Saat itu saya sudah
duduk di kelas 3 Madrasah Tsanawiyah.
Bangga sekali rasanya saya melihat Apa duduk di meja kerjanya dengan namanya terpampang sebagai lurah.
Bangga sekali rasanya saya melihat Apa duduk di meja kerjanya dengan namanya terpampang sebagai lurah.
Apa
mengijinkan saya dan adik-adik datang kapan saja ke kantornya.
Kebetulan sekolahku tidak begitu jauh dari kantor beliau. Hampir tiap pekan saya main ke sana. Ketika saya sudah
duduk di Sekolah Perawat Kesehatan, saya makin sering mengunjungi Apa ke
kantornya. Apalagi kantor Apa tidak begitu jauh dari sekolah saya. Walau pun
saat itu beliau sudah tidak menjabat sebagai lurah lagi, tapi kebanggan saya
pada beliau tak berkurang sedikit pun.
Tahukah kalian kawan? Apa
saya adalah ayah yang sangat penyayang dan sangat bertanggung jawab pada
keluarganya. Beliau rela berpanas-panasan membersihkan rumput di halaman rumah
orang demi mendapatkan sedikit upah. Beliau tidak malu mengerjakannya di hari
libur. Padahal rumah yang dibersihkannya itu adalah halaman rumah warganya
sendiri.
Kebetulan Apa bekerja
di kawasan kelurahan dengan komplek perumahan yang boleh dibilang komplek
perumaan elit. Awalnya saya tidak setuju dengan cara Apa ini. bukan karena
malu, tapi karena saya kasihan melihat beliau. Beliau sudah bekerja selama
sepekan. Harusnya saat libur, beliau memanfaatkan hari libur itu untuk
istirahat.
Tapi beliau memberi
pengertian pada saya. Bahwa uang dari hasil membersihkan halaman rumah orang
itu sangat bermanfaat untuk kelangsungan sekolah kami. Ya Allah, saya jadi
malu. Ingin rasanya saya menggantikan beliau bekerja, sayangnya beliau
melarang.
Menurut beliau,
pekerjaan membersihkan rumput ini adalah pekerjaan laki-laki. Beliau tidak akan
membiarkan anak perempuannya melakukan itu. Kalian lihat kawan? Betapa Apa saya
sangat memuliakan saya.
Saat ini, sudah sekian
tahun berlalu. Saya berusaha menjadi anak yang berbakti pada beliau. Saya
mengikuti hampir saran beliau termasuk ketika beliau meminta saya menjadi
perawat.
Saat ini saya sudah menikah, tentunya dengan
lelaki pilihan Apa. Allah memberikan titipan anak-anak yang manis, shaleh dan shalehah
pada keluarga kecil saya. Sayangnya, saya tidak tinggal di kota kelahiran saya.
Saya harus merantau bersama suami saya.
Awalnya
karena saya memang bekerja di sebuah rumah sakit swasta di Bekasi. Tapi setelah
punya anak, saya memutuskan resign dari pekerjaan itu. Setiap pekan saya
usahakan menelepon Apa. Kadang Hauzan, bungsu kami ‘menelepon’ Apa tiap hari. Entah
apa yang dibicarakannya dengan Inyiknya itu.
Hari
ini, tepat di hari kelahiran Rasulullah SAW, usia Apa juga bertambah. Enam puluh
tahun sudah usia beliau hari ini, 14 Januari 2014. Saya selalu memohon pada
Allah di setiap doa saya, agar Allah berkenan memberikan kesehatan pada Apa. Memberikan
Apa usia yang berkah. Memurahkan rezeki beliau dan kami anak-anaknya agar kami
bisa membahagiakan Ayah kami.
Selamat
ulang tahun Pa. Semoga semua keberkahan dari Allah tercurah untuk Apa. Semoga
Apa bisa berangkat menunaikan ibadah haji dalam waktu dekat. Aamiin.. Bagi saya, Apa adalah suri teladan saya yang kedua setelah Rasulullah SAW. Apa selalu ingin menjalin silaturrahim pada semua orang. Hal ini salah satu yang belum bisa saya maksimalkan mencontohnya dari Apa. Apa selalu tersenyum. Apa juga pernah menangis ketika bercerita tentang anak-anak Apa yang tidak sesuai dengan yang Apa inginkan.Tapi percayalah Pa, Allah lebih tahu yang terbaik untuk kami dan untuk Apa.
Kita doakan saja semoga anak-anak Apa mendapatkan semua kebaikan dan keberkahan dalam hidup mereka dari Allah. Apa jangan menangis lagi ya. Sungguh tak tega melihat setetes air mata yang Apa sembunyikan itu. Berbahagialah selalu Pa. Kami sangat menyayangi dan mencintai Apa dengan segenap jiwa dan raga kami.
Terima kasih Apa sudah mengajarkan kami tentang akhlakul karimah seperti yang diajarkan Rasulullah SAW. Terima kasih untuk menjadikan kami seorang muslim dan mukmin sebenarnya. Insyaallah kami anak-anak Apa akan meneruskan suri teladan yang Apa berikan pada cucu-cucu Apa. Tentunya sesuai dengan suri teladan yang menjadi panutan kita Rasulullah SAW, yang hari ini juga merupakan hari kelahiran beliau seribu lima ratusan tahun yang lalu. Sesuai dengan firman Allah dalam surat Al Ahzab ayat 21:
21. Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. |
Happy belated birthday untuk papanya, Mak.
ReplyDeleteLagi jalan-jalan di blognya Mak Nelfi untuk Srikandi Blogger 2014.
Good luck ya :)
Makasih utk doanya Mak Sari. Aamiin... :)
Delete