Hari ini berjalan seperti kemarin. Selesai shalat isya, acara pengenalan ruang mayat pun digelar. Kami berbaris menuju ruangan itu. malam ini angin bertiup kencang, membuat dingin malam semakin menusuk tulang. Sebelum sampai di ruangan yang dimaksud, kami diminta mengenakan selendang kecil untuk menutupi mata kami. Lalu satu persatu kami digiring berjalan menuju ruangan mayat.
Dadaku berdebar menunggu giliran. Kutarik napas dan meniupkannya untuk menenangkan hati. Tapi rasanya itu tidak membantu.
“Aku kebelet pipis nih. Aku minta izin dulu aja ya,” ujar salah satu temanku di belakang. Kurasa dia pasti takut, sehingga membuatnya ingin buang air kecil.