Thursday, August 5, 2021

Semangat Untuk Para Ibu

Bismillahirrahmanirrahim 

Maret 2019 virus ini hadir di sini. Sejak itu suasana rumah, sekolah, lingkungan, pasar, dan lainnya berubah. Kemana-mana harus mengenakan masker. Cuci tangan lebih sering dari sebelumnya. 

Belajar dan bekerja dari rumah.  Sebulan pertama mungkin masih bisa menerima keadaan ini. Tapi bulan berikutnya sampai sekarang,  sudah banyak yang tidak tahan dengan keadaan ini. 

Belajar daring sangat tidak leluasa. Apalagi di rumah ada 3 anak dan satu bapak yang belajar dan bekerja di rumah. Masing-masing membutuhkan tempat untuk belajar dan bekerja. Masing-masing juga butuh gadget untuk kegiatan mereka. 

Saat itu mulai muncul konflik antara anak dan anak lainnya. Antara ayah dan anak, antara ibu dan anak dan seterusnya. Beban kerja ibu di rumah jadi bertambah. 

Biasanya mencuci, memasak, membersihkan rumah, bertambah dengan mengajari anak. Apalagi ketika anak tidak paham dengan penjelasan guru yang tak begitu jelas saat sinyal internet lemah. Tak jarang ibu makin lelah dan bertambah lelah ketika suaminya ikut mengomel karena pekerjaan lewat daring tak berjalan lancar. 

Maa syaAllah... sungguh luar biasa dampak psikologis dan sosial yang terjadi dalam satu keluarga. Saat ini kesabaran dan keridhaan para ibu sangat diuji hingga berlipat. 

Wahai ibu, kalian hebat! Kalian kuat! Kalian pasti bisa mengatasi masalah ini. Tarik napas, buang perlahan. Lafazkan istighfar di setiap helaan napas kalian. Buang semua beban perlahan. Nikmati sekitar! Bunga, awan, pohon, mentari, semua menyenangkan bukan?

Ingatlah kalian sedang beribadah kepada Rabb kalian. Kalian harus lebih kuat dari semua anggota keluarga di rumah. Karena kalian tiangnya. Jika kalian rapuh, maka rumah dan seisinya rubuh. Mohon selalu kepada Rabb kalian agar kalian tetap kuat dan ridha menghadapi ujian ini. Ingatlah, ini insyaallah segera berlalu. Kelak ini akan menjadi kenangan tak terlupakan yang akan membuat kalian selalu bersyukur dan tersenyum. 

Wahai ibu, mulailah harimu dengan Bismillaah, lebarkan senyummu, yakinkan dirimu, bahwa Allah bersamamu. Selamat beraktivitas untuk semua ibu dimanapun berada. ❤❤❤🌄🪴🌺
#WritingForHealingId1
#notetomyself

Wednesday, August 4, 2021

Kecewa Secukupnya

Bismillahirrahmanirrahim
Kecewa pada seseorang pasti pernah dialami semua orang. Namun tidak semua orang bisa menghadapi rasa kecewanya terhadap sesuatu atau seseorang.

Sebagian orang memilih untuk memelihara dendam ketika kecewa. Sebagian lagi membiarkannya begitu saja. Sebagian lagi mencari hikmah dari rasa kecewanya.

Lalu bagaimana caranya agar rasa kecewa kepada orang yang membuat kecewa itu tidak menyakitkan kita? Tidak membuat kita sedih dan sakit hati.

Lebih baik memilih saran dari beberapa ustadz dari kajian kajian mereka. Atau bisa juga memilih saran dari buku-buku yang ditulis para ulama.

Contohnya begini, suatu kali kita kecewa dengan tingkah laku anak yang belum sesuai dengan keinginan kita dan keinginan Allah. Segera instropeksi diri, pasti ada hikmahnya.

Allah sedang mengajari kita untuk terus mengajarkan kebaikan pada anak-anak kita. Hilangkan rasa kecewa dengan kalimat bahwa tak semua anak mudah menerima ajaran kebaikan.

Sama seperti anak nabi Nuh AS yg membangkang pada Allah dan ayahnya yang seorang nabi. Kita bisa lebih sedikit berlapang dada karena anak kita tidak seperti anak nabi Nuh AS. Anak Nabi Nuh  membangkang dan menolak Allah dan Rasul Nya. Sedangkan anak kita hanya membangkang dalam masalah kecil saja.

Insyaallah anak kita masih bisa terus kita ajak kepada kebaikan dan terus kita doakan kepada Allah, agar Allah memberikan hidayah kepadanya.

Atau suami/istri kita masih jauh dari ajaran Allah dan Rasul Nya. Ingatlah, bahwa Allah juga menguji sayyidah Asiah dengan suaminya Firaun yang menolak mengesakan Allah.

Ingat juga istri Nabi Nuh dan Nabi Luth yang membangkang pada Allah dan Rasul Nya.

Alhamdulillah suami/istri kita tidak sampai seperti firaun dan tidak seperti istri Nabi Nuh dan Nabi Luth.

Dengan demikian kekecewaan kita bisa sedikit mereda. Bahwa tak ada yang sempurna di dunia ini. Bahwa kita harus memperbanyak doa kepada Allah. Bahwa kita harus makin mendekatkan diri pada Allah agar Allah mengabulkan doa-doa kita. 

Kecewa tak mengapa. Tapi kecewa itu hanya secukupnya. Tidak berharap pada manusia. Hanya berharap pada Allah. Agar semua terasa lapang.  Semoga Allah pertemukan kita dan keluarga kita kelak di surgaNya. Aamiin