Sunday, January 31, 2021

Selamat Jalan Sahabat


            “Innalillahi wainna ilaihi rajiun…” ucap Bunda Nay lirih. Badannya langsung lemas mendengar berita dari Bu Nur via telepon. Bu Nur mengabarkan bahwa sahabat mereka Bu Di baru saja wafat. Bunda Nay sangat terkejut mendengar berita itu. Mereka satu pengajian. Tadi pagi sahabatnya itu minta doa agar Allah mudahkan proses melahirkan puteranya yang ke empat. 

            “Ada apa Bun?” tanya Nanda ketika melihat Bunda Nay menahan tangis sambil memegang HPnya.

            “Teman Bunda wafat, sayang,” ucapnya lirih. Bunda Nay segera beristighfar dan menarik napas dalam berkali-kali. Setiap mendengar berita kematian, selalu membuat badannya menjadi lemas. Bukan hanya berita kematian, tapi berita orang sakit pun demikian. Seolah dia merasa dia yang sakit. 

            “Astaghfirullah al azhim wa atubu ilaih…” ucap Bunda Nay berulang kali sambil menarik napasnya. Karena ingin mengetahui lebih jauh tentang sahabatnya itu, Bunda Nay bergegas membaca chat di grup WA pengajian mereka. Chating ibu-ibu teman pengajiannya dan ustadzah tidak ada yang menjelaskan kronologi wafatnya sang sahabat.

            Ada yang mengatakan karena perdarahan saat melahirkan. Tapi kabar pasti belum sampai ke mereka. Membuat Bunda Nay tak yakin kalau sahabatnya itu sudah pergi. 

            “Minta tolong dipastikan dulu ke RT ibu ya bu,” demikian chat Bunda Nay ke temannya yang memberi informasi. Dia masih berharap kabar itu tidak benar. Sore itu hujan mulai turun. Januari memang musim hujan. Tapi sore ini terasa sangat kelabu. Bunda Nay terkenang kembali bahwa tadi pagi sebelum meminta doa agar mudah melahirkan itu, sang sahabat sudah menulis laproran kholas satu juz untuk hari sebelumnya. 

            Karena Bunda Nay yang mencatat laporan one day one juz di grup pengajiannya. Laporan itu direkap setiap hari Sabtu. Dan sahabatnya itu sudah melaporkan bahwa pekan lalu dia sudah berhasil membaca 7 juz selama sepekan. Alhamdulillah semenjak dia hamil dia tak pernah absen membaca al quran satu juz setiap hari. 

            “Ya Allah Bu Di, sungguh Allah menyayangimu. Aku yakin engkau syahid karena wafat saat melahirkan puteramu,” gumam Bunda Nay sambil menyeka air matanya. Dia tak bisa membendung lagi air matanya yang mengalir menganak sungai. 

            Nanda menyodorkan tisu ke Bundanya. Bunda Nay mengambil tisu dan menyeka air matanya yang terus saja mengalir. 

            “Allah… tempatkan sahabatku di tempat terbaik di sisiMu. Terimalah semua ibadahnya, ampuni dosanya dan lapangkan kuburnya. Jadikan Al Quran sebagai penerang kuburnya dan sebagai syafaat kelak dia di yaumil akhir. Hamba bersaksi bahwa sahabatku itu adalah orang yang sangat mencintai Al Quran.” Demikian doa Bunda Nay setelah beberapa waktu kemudian.

            Hujan makin deras mengguyur perumahan  Bidara Mas. Beberapa waktu kemudian Bunda Nay mendapat kabar pasti bahwa sahabatnya itu melahirkan putera yang sehat seberat 4000 gr. Setelah itu terjadi perdarahan. Bidan yang membantu melahirkan merujuk ke RS terdekat, tapi RS tidak ada yang bisa menerima kondisi sahabatnya karena dua RS yang mereka kunjungi penuh dengan pasien covid.

            Sahabatnya kehabisan darah di RS yang terakhir menerimanya. Sesungguhnya semua ini milik Allah dan akan kembali kepada Allah. Allahu yarham untukmu sahabat, batin Bunda Nay. 

                                                

Thursday, January 28, 2021

Hikmah Dibalik Musibah Covid19


 

            Hari ini 6 Mai 2020. Sudah satu setengah bulan kami berada di rumah tanpa keluar rumah sama sekali. Hanya sampai halaman rumah dan itu juga untuk mendapatkan cahaya matahari pagi. Bapak Syifa masih bekerja selang sehari. Dia juga yang membeli semua keperluan rumah. Mulai dari sayur, lauk pauk hingga minyak goreng dan sabun mandi.

            Sejauh ini saya hanya ingin mengambil hikmah yang Allah berikan atas musibah ini. Karena saya meyakini bahwa Allah mengizinkan sesuatu itu terjadi lengkap dengan hikmahnya. Bisa jadi wabah ini hal yang kita benci, tapi ini yang terbaik untuk kita saat ini. Beberapa hikmah itu antara lain, Hikmal yang menjadi imam shalat bagi kami sekeluarga. 

            Saya biasanya shalat di rumah sendiri. Suami dan Hauzan shalat ke masjid ketika subuh, maghrib dan isya. Ketika wabah ini, Hikmal dan Syifa jadi kembali ke Bekasi. Sehingga kami bisa melaksanakan shalat subuh, maghrib dan isya berjamaah di rumah. Apalagi saat Ramadhan ini, Hikmal juga menjadi imam untuk shalat tarawih. Alhamdulillah..

            Hikmahnya, Hikmal bisa terus murajaah hapalan al qurannya, dan kami bisa menjalankan shalat berjamaah setiap hari. 

            Hikmah lain, kami jadi lebih rajin bersih-bersih. Anak-anak jadi lebih banyak membantu mengerjakan pekerjaan rumah. seperti menyapu, mengepel, mencuci pakaian, mencuci piring, dan menyikat kamar mandi. 

            Suami juga jadi lebih kreatif membuat keran air di dekat pintu pagar untuk mencuci tangan menggunakan sabun setiap kita masuk ke rumah. biasanya kami mencuci tangan menggunakan sabun hanya ketika akan makan atau ketika tangan benar-benar kotor. Tapi sekarang, setiap memegang sesuatu setelah dari luar rumah, maka kami segera mencuci tangan. Setiap belanja sayur, saya mencucinya pakai sabun pencuci piring. Biasanya hanya dengan air mengalir saja.

            Semoga hal ini bukan lebay ya. Hanya sebagai ikhtiar untuk mencegah penularan covid19 ini.

            Selain itu, suami jadi belajar membuat masker. Beliau memang suka menjahit, kami punya mesin jahit di rumah. Tapi sejak tiga pekan ini, suami jadi rajin membuat masker kain. Beliau melihat contoh pembuatan masker di yutub. Dari model segi empat hingga model masker yang oval seperti yang digunakan pengendara sepeda motor.

            Alhamdulillah sudah beberapa puluh lembar masker buatannya yang bisa kami gunakan untuk keluar rumah ketika mengambil manfaat sinar mentari pagi. Masih banyak hikmah lainnya yang insyaallah nanti akan saya lanjutkan menulisnya. Semoga dengan selalu berbaik sangka pada ketentuan Allah ini, kita makin dicintai dan mencintai Allah SWT. Aamiin…

 

 catatan : Postingan ini harusnya diposting Ramadhan th lalu. Maaf baru diposting karena lupa. ^_^ 


Wednesday, January 27, 2021

Isolasi Mandiri ( Maret 2020)


Bekasi 20 April 2020 

 

            Sejak bulan Januari 2020 sebuah wabah penyakit yang dinamakan wabah Korona mulai menjadi berita di seluruh dunia. Wabah itu ditemukan menyerang penduduk kota Wuhan, Tiongkok. Virus ini membuat lumpuh saluran napas pasiennya. Pasien yang tertular virus ini akan mengaami demam, batuk dan reak yang susah dikeluarkan hingga sesak napas.

            Makhluk kecil itu berkembang biak di paru-paru penderitanya. Sehingga alveoli paru tidak mendapatkan cukup oksigen yang membuat penderitanya kesulitan bernapas. Cara penyebaran virus ini pun sangat cepat melalui droplet. Ketika penderita bersin dan dia tidak menutup mulut dan hidungnya, maka cairan hidung dan air ludah yang dikeluarkannya melalui droplet bisa menulari orang lain.

            Banyak sekali penduduk Wuhan yang tidak tertolong karena begitu cepat penularannya. Sehingga pemerintah Tiongkok melalukan lockdown kota tersebut. seketika kota tersebut seperti kota mati yang tidak berpenghuni karena semua penduduk diwajibkan berada di dalam rumah mereka. 

            Awal maret lalu, penyakit ini sudah menulari beberapa orang di Indonesia dan negara lain. Beberapa jamaah umroh di Makkah dan Madinah juga terjangkit wabah ini. sehingga Hikmal dan teman-temannya yang saat itu sedang belajar di Madinah, harus segera kembali ke tanah air.

            Tanggal 16 maret 2020 Hikmal sampai di bandara Soeta. Kami menjemputnya dengan hati diliputi kecemasan. Cemas karena kamu harus datang ke bandara yang ditenggarai sebagai tempat penularan covid19 ini. Sebelum berangkat dari bandara Madinah saya sudah berpesan agar Hikmal mengenakan masker di sepanjang penerbangan. Agar hikmal sering-sering mencuci tangan dengan sabun. Jika tidak bisa, gunakan handsanitizer.

            Setelah bertemu, kami pun langsung belanja membeli kebutuhan selama sepekan. Ternyata di bandara Hikmal diminta mengisi form yang menyatakan dia harus melalukan isolasi mandiri selama 14 karena dia baru dari luar negeri. Hal ini diperlukan untuk mengantisipasi jika dia tertular covid19 selama di luar negeri.

            Isolasi mandiri pun kami mulai di rumah. Selama 14 hari saya melarang hikmal dan semua anggota keluarga kami untuk keluar rumah. Tapi suami masih harus keluar rumah karena beliau bekerja. Sementara hauzan sudah mulai libur karena dari sekolah juga sudah disuruh untuk tetap berada di dalam rumah selama 2 pekan.

            Alhamdulillah 2 pekan Karantina mandiri terlewati. Saya lega selama waktu itu kami semua sehat. Tapi ternyata karantina mandiri kami harus ditambah. Karena saat ini kasus covid19 di Jakarta dan Indonesia sudah makin bertambah. Jumlah pasien meningkat setiap hari. Hanya kepada Allah kami berlindung dan berserah diri. 

            Setiap hari terasa begitu lama. Semua aktivitas dilakukan di rumah. Bahkan shalat berjamaah sudah dilarang sejak tanggal 20 maret 2020. Entah kenapa, mendadak saya jadi paranoid terhadap semua orang. Rasa cemas kembali menghantui saya. Walau dulu rasa cemas itu sudah berkurang, tapi sebulan terakhir ini rasa cemas saya kembali muncul. 

            Tidur kembali tidak nyenyak. Rasa begah dan napas sedikit sesak kembali terasa. Saya memohon pada Allah agar menghilangkan rasa cemas saya. Saya harus bersyukur, keadaan saya lebih baik dari pada banyak orang di luar sana. Banyak orang yang tidak punya uang untuk makan karena mereka tidak bisa berjualan. Ada yang di PHK karena perusahan mereka terkena imbas dari wabah ini.

            Ya Allah… Hamba mohon ampun atas semua dosa. Rasanya tak bisa membayangkan keadaan orang lain yang kondisinya lebih buruk dibanding ketika keadaan normal tanpa wabah. Ya Allah… saat ini begitu terasa betapa kebebasan yang Engkau berikan sangat berharga. Hanya berdiam di rumah mengajarkan kami banyak hal. 

            Hikmahnya tentu saja bisa berkumpul bersama keluarga lebih banyak dari biasanya. Bisa melihat anak-anak melakukan pekerjaan rumah tangga dengan pembagian tugas dari mereka. Beberapa hari lagi Ramadhan menjelang. Semoga Allah meridhai kami untuk melaksanakan ibadah Ramadhan dengan sebaik-baiknya. Aamiin…

 



Catatan :

Tulisan ini saya tulis april th 2020. Lupa posting saat itu. Semoga Allah segera menghentikan penyebaran virus covid19 ini. Aamiin.. stay save, stay at home, stay health ya sahabat. Semoga Allah mengampuni dosa-dosa kita dan mengijabah doa-doa kita. aamiin... 

Panggilan Kesayangan

            

 

          
 

           “Innalillahi… ternyata mampat saluran airnya. Harus diperbaiki ini,” gumam Pak Amri suami Bunda Nay. Dia dari tadi mencuci piring di dapur, tapi air sisa cucian piring masih menggenang di bak pencuci piring.

            “Udah diperiksa ya Pak?” tanya Bunda Nay ikut khawatir. Malam ini mungkin sebagian orang sedang bersenang-senang karena pergantian tahun. Tapi tidak dengan keluarga Bunda Nay. Mereka setiap tahun baru biasanya di rumah saja. Apalagi khusus tahun ini, di mana wabah covid19 masih meluas di dunia. Pak Amri tidak akan mengizinkan anggota keluarganya keluar rumah untuk menikmati malam pergantian tahun.

            Ditambah lagi malam ini di luar hujan deras. Pak Amri baru akan mencuci piring bekas makan malam mereka ketika dia bergumam tadi.

            “Baru ngecek di sini sih. Belum keluar. Hujan deras begini, nggak akan kelihatan saluran airnya. Karena got pasti penuh air hujan,” jawab Pak Amri sambil menunjuk bak cuci piring. Bak itu terisi setengahnya dengan air kotor bekas mencuci beberapa piring.

            Pak Amri akhirnya meninggalkan bak cuci piring dan piring kotor yang tersisa. “Besok sajalah dilanjutkan. Nggak mungkin juga mengecek keluar sekarang.” Pak Amri mencuci tangannya dan berjalan meninggalkan dapur. 

                                                            ***

            Pagi ini Bunda Nay sudah sibuk menyiapkan kopi dan camilan untuk tukang. Alhamdulillah tukang bangunan langganan keluarga mereka bisa datang pagi itu. Pak Amri sudah memeriksa saluran air rumah mereka setelah subuh tadi ketika sudah sedikit terang. Hujan sudah reda sejak dini hari. Got di depan rumah Bunda Nay cukup terendam air. Saluran air mereka ternyata berada di bawah permukaan air got. Jadi wajar saja air tidak mengalir dari bak cuci piring.

            “Lebih baik dipindah saja saluran airnya Pak,” saran Pak Supra, tukang bangunan.

            “Baik pak. Yang penting air dari pembuangan bisa ngalir ke got.” Demikian percakapan Pak Syaf dan Pak Supra tadi pagi. Sekarang Pak Supra sudah mulai bekerja. Bunda Nay bergegas menyajikan kopi dan camilan. Dia alergi dengan debu, dia ingin segera ke lantai dua dan berkurung di sana sambil mengerjakan pekerjaannya di depan laptop.

            Nanda dan Abang sedang asyik di kamar lantai satu. Mereka juga berkurung di kamar agar tidak terganggu dengan suara palu dan pekerjaan tukang. 

            Jam shalat Jumat pun tiba. Abang dan Pak Amri sudah rapi hendak berangkat ke Masjid untuk shalat Jumat. Mereka pamit kepada Bunda Nay.

            “Mama, kita mau jumatan ya!” teriak Abang.

            “Sayang, kita berangkat ke masjid dulu ya,” ujar Pak Amri.

            “Aku di rumah aja ya Bun!” Nanda ikut berteriak. 

            “Ya ampun! Itu panggilan ke Ibu beda-beda gitu ya Bu?” tanya Pak Supra sebelum pulang untuk shalat Jumat.

            “Pak Supra belum dengar aja satu panggilan lagi dari si sulung,” jawab Bunda Nay sambil tersenyum.

            “Manggil apa si kakak Bu?” tanya Pak Supra penasaran.

            “Manggil emak,” sela Nanda sambil cekikikan.

            “Loh kok bisa gitu?”

            “Anak saya memang ajaib semua Pak. Padahal dulu waktu bayi diajarinnya panggil Bunda. Nanda masih istiqamah panggil Bunda. Kalo kakaknya udah seenaknya aja. Nggak tau ntar Nanda mau mengubahnya jadi panggil apa,” jawab Bunda Nay sambil tersenyum.

            “Keren itu mah Bu. Anak-anak bebas memanggil ibu mereka dengan panggilan kesayangan masing-masing.” Pak Supra pun pamit untuk shalat Jumat.  

Thursday, January 7, 2021

Pangeran Muqtadir (Pangeran dan Putri Asmaul Husna)

                                                                 Pangeran Muqtadir

            Pangeran Muqtadir termenung di depan jendela istana. Dia memandangi langit yang masih mencurahkan hujan dengan deras. Sudah dua hari hujan tak berhenti. Dia khawatir dengan keadaan rumah masyarakat di kerajaannya. Apakah mereka baik-baik saja? Bagaimana jika rumah mereka terendam banjir? 

            Berbagai pertanyaan berkecamuk dalam pikiran pangeran Muqtadir. Karena biasanya jika hujan tiada henti seperti dua hari ini, akan terjadi banjir di beberapa desa di kerajaan mereka. Biasanya desa yang terkena banjir adalah desa yang dekat dengan sungai. Banjir terjadi karena sungai meluap. 

            “Semoga saja tidak terjadi banjir,” doa Pangeran Muqtadir.

            Baru saja Pangeran Muqtadir selesai dengan doanya, tiba-tiba dua pengawal menghampirinya.

            “Maaf yang mulia, kamu ingin melaporkan, bahwa desa Kedak mengalami banjir yang cukup parah. Karena sungai meluap. Sebagian masyarakatnya sudah mengungsi. Sepertinya mereka tidak bisa kembali ke rumah mereka lagi. Karena rumah mereka sudah tersapu banjir bandang,” lapor salah satu pengawal istana.

            Pangeran Muqtadir terkejut mendengar laporan itu. Dia harus berpikir cepat untuk melakukan sesuatu. 

            “Panggil semua pejabat kerajaan, lalu sebarkan bantuan untuk penduduk yang kena musibah. Ajak mereka yang kehilangan rumah dan masyarakat lainnya untuk membangun rumah kembali bagi mereka di desa yang jauh dari sungai. Sebaiknya mereka tidak tinggal di dekat sungai lagi. Nanti daerah sekitar sungai akan ditanami berbagai pohon. Sungai itu nanti akan dikeruk agar bisa menampung air lebih banyak.” Perintah Pangeran Muqtadir.

            Para pengawal pun bergerak cepat. Mereka segera mengumumkan perintah pangeran kepada seluruh pejabat istana dan seluruh warga. Rakyat kerajaan Garut bahu membahu membantu korban banjir dan membangun kembali rumah untuk mereka.

                                                                        ***

 


Arti 

Muqtadir : Berkuasa. Allah Maha Berkuasa terhadap semua makhluknya. Kita pun bisa mencontoh nama Allah ini dengan cara menggunakan kekuasaan yang kita miliki untuk kebaikan. 


Wednesday, January 6, 2021

Pangeran Malik (Pangeran dan Putri Asmaulhusna)

 

Pangeran Malik

            Pangeran Malik berbaring di ranjangnya. Hari ini dia tidak ingin melakukan apapun. Dia ingin bermalas-malasan di tempat tidur. Kemarin dia seharian latihan memanah. Hari sebelumnya dia latihan berkuda. Sebelumnya lagi latihan berenang dan belajar di malam hari. Makanya hari ini dia ingin istirahat. 

            “Ah, enaknya nggak melakukan apa pun,” gumam Pangeran Malik sambil menarik selimutnya. Dia kembali memejamkan matanya.

            “Kakak, ayo kita main di luar,” terdengar suara Pangeran Syahdan memanggil di luar kamar. Pangeran Syahdan adalah adik Pangeran Malik.

            Pangeran Malik menarik selimutnya ke atas kepala. “Ah, kenapa Syahdan ngajak main, sih?” gumamnya kesal.

            “Ayo, main gundu, Kak,” tiba-tiba Pangeran Syahdan sudah berada di samping Pangeran Malik.

            “Kamu main sendiri aja. Kakak masih ngantuk, nih,” jawab Pangeran Malik dari balik selimutnya.

            “Ngak mau. Aku maunya main sama Kakak,” Pangeran Syahdan menarik selimut Pangeran Malik. 

            “Kakak capek. Kakak ingin istirahat dulu hari ini,” ujar Pangeran Malik memelas. Dia tahu, kemauan Syahdan pasti sangat kuat. Jika Syahdan menginginkan sesuatu, maka hal itu harus terwujud. Makanya tidak ada yang bisa menghentikan Pangeran Syahdan jika dia menginginkan sesuatu.

            “Ayo, Kak!” Pangeran Syahdan mulai merengek. Adiknya itu baru berusia lima tahun. Mungkin karena itu dia belum bisa dikasih pengertian. Pangeran Malik sangat kesal. Dia kembali menarik selimut yang sudah di tangan Syahdan. Hingga Syahdan terjatuh, lalu menangis.

            “Tuh, kan? Selalu menangis!” gerutu Pangeran Malik. Dia lalu duduk dan mendengus kesal. Rasanya ingin dia berteriak pada adik kecilnya itu. Pangeran Malik teringat pesan gurunya agar jika dia marah, dia harus segera istighfar dan menarik napas dalam lalu mengembuskannya.

            Pangeran Malik melakukan pesan gurunya itu. Setelah dia agak tenang, dia lalu membujuk Pangeran Syahdan untuk diam. Tiba-tiba dia teringat ucapan Bunda Ratu.

            “Kamu tahu sayang, kenapa Ayah dan Bunda menamakanmu dengan nama Malik? Agar kamu bisa mencontoh sifat Allah yaitu Maha Memiliki, Raja dari segala raja. Kami berdoa agar kamu mampu menguasai dirimu untuk berbuat kebaikan. Jika kamu ingin berbuat buruk, maka kamu akan segera menguasai dirimu agar kamu berbuat baik.”

            Pangeran Malik tersenyum. “Ayo kita main, Dik,” ajaknya pada Pangeran Syahdan. Mereka pun bermain di luar istana dengan gembira.

                                                                        ***

Arti dan Dalil

Al Malik artinya Allah adalah pemilik, raja yang memerintah seluruh alam semesta. Baik yang terlihat maupun tak terlihat. Allah-lah yang mengendalikan dan menguasai semua urusan makhluk. 

Dalil nya terdapat dalam al quran 

1.     Surah Thaha ayat 114

2.     Surah Al Mukminun ayat 116

3.     Surah Al Hasyr ayat 23

4.     Surah Al Jumuah ayat 1

Ketika kita ingin mencontoh sifat Allah Al Malik, maka hal yang harus kita lakukan adalah menjadi raja bagi diri sendiri. Maksudnya menguasai diri kita untuk selalu berbuat kebaikan. Ketika ada keinginan untuk malas belajar, ingin main terus dan malas melakukan hal-hal yang bermanfaat, maka lawanlah sifat itu. Kita adalah raja terhadap diri kita sendiri. Kita perintahkan kepada diri kita untuk selalu berbu

at kebaikan.

Tuesday, January 5, 2021

Putri Muqaddima (Pangeran dan Putri Asmaul Husna)

Putri Muqaddima

            Hari ini, pangeran Syahid, adik Putri Muqaddima terkena demam. Bunda Ratu sudah memberikan ramuan pereda demam untuk sang adik. Sayangnya pangeran Syahid masih demam. Raja sudah memerintahkan pengawal untuk memanggil tabib untuk datang ke istana. Tapi tabib hanya memberikan resep ramuan obat. Karena dia tidak bisa meninggalkan istrinya yang sedang sakit.

            Putri Muqaddima kesal melihat hal ini. “Masa Tabib Jamal tidak mau ke istana? Istrinya kan sudah beberapa hari lalu sakit. Pasti saat ini istinya sudah hampir sembuh. Kasihan kan pangeran Syahid, masih demam,” omelnya.

            “Sabar, sayang. Mungkin Tabib Jamal memang tidak bisa meninggalkan istrinya,” Bunda Ratu menenangkan Putri Muqaddima.

            “Aku ingin melihat keadaan istri Tabib Jamal dulu ya, Bunda. Biar aku tahu kalau istri beliau memang tidak bisa ditinggalkan,” putus Putri Muqaddima. Bunda Ratu tak bisa menahan keinginan putrinya itu. Putri Muqaddima pun mengeluarkan kudanya dari kandang. Dia berangkat ditemani seorang pengawal istana.

            Putri Muqaddima memacu kudanya di jalan menuju rumah Tabib Jamal. Dia harus bergegas menemui tabib itu.Beberapa menit kemudian Putri Muqaddima sudah sampai di depan rumah Tabib Jamal. Putri Muqaddima mengikat tali kudanya ke tempat yang sudah disediakan di setiap rumah penduduk. Dia lalu mengetuk pintu rumah Tabib Jamal sambil mengucapkan salam.

            Terdengar jawabab salam dari Tabib Jamal. Tak lama kemudian, Putri Muqaddima melihat Tabib Jamal membuka pintu untuknya. Wajah Tabib Jamal terlihat pucat. Sepertinya sudah beberapa hari dia tidak istirahat.

            Putri Muqaddima sangat kasihan melihatnya. Tabib Jamal mempersilakan sang putri masuk ke rumahnya. Begitu Putri Muqaddima masuk, dia melihat istri Tabib Jamal terbaring lemah di tempat tidurnya.

            “Maaf tuan putri, saya tidak bisa segera ke istana. Istri saya tidak ada yang merawat. Anak saya masih belum datang. Dia bekerja di kerajaan tetangga,” ucap Tabib Jamal pelan.

            “Saya yang harusnya minta maaf, paman Tabib. Saya pikir istri paman tidak separah ini. Kalau begitu, saya akan membantu merawat bibi. Paman Tabib istirahat dulu ya. Saya khawatir, nanti paman jadi sakit juga.”

            “Terima kasih tuan putri,” Tabib Jamal tak menolak saran putri Muqaddima. Sebelum dia istirahat, dia memberikan resep ramuan tambahan untuk mengobati pangeran syahid kepada pengawal. 

            Putri Muqaddima meminta pengawal kembali lebih dulu ke istana. Karena dia akan membantu merawat istri Tabib Jamal.

                                                                                    ***

Arti 

Al Muqaddim artinya Allah memiliki sifat Maha Mendahulukan. Kita bisa mengamalkan sifat Allah ini dengan cara mendahulukan kepentingan orang lain disbanding kepentingan kita sendiri.


Monday, January 4, 2021

Putri Muhya (Pangeran dan Putri Asmaul Husna)

                                                      Putri Muhya Berkebun

          Hari ini Putri Muhya sepupu Putri Mubdia menginap di istana. Sore itu mereka terlihat sedang berada di kebun istana. Mereka  membantu tukang kebun istana menyirami tanaman. Tukang kebun istana terlihat sangat sibuk.
          “Kasihan mawar-mawar ini, sudah hampir mati. Sebaiknya kita gemburkan kembali tanahnya setelah itu kita beri pupuk,” ucap Putri Muhyi ketika melihat bunga mawar merah yang sudah layu. 

“Ayo kita kerjakan sekarang,” ajak Putri Mubdia bersemangat. Mereka segera mengambil peralatan berkebun di pojok kebun istana. Merekapun mulai menggemburkan tanah di sekitar bunga mawar dan bunga melati yang sudah layu. Setelah itu mereka menaburkan pupuk kandang di sekitar tanaman itu, lalu menyiraminya dengan air.  

“Alhamdulillah... semoga semua tanaman ini segera tumbuh kembali,” ujar Putri Muhyi sambil duduk di bawah pohon apel. Putri Mubdia pun duduk di sebelahnya. Mereka mengipasi badan mereka dengan menggunakan tangan.
          “Ini hadiah bagi tuan putri yang rajin seperti kalian,” tukang kebun istana menyodorkan segelas air putih kepada kedua putri. Beliau juga menyodorkan sekeranjang apel yang baru saja beliau petik.
          “Terima kasih paman,” senyum mereka. Mereka segera mencuci tangan dan menghabiskan isi gelas yang diberikan tukang kebun istana. Setelah itu mereka memakan apel sambil duduk di bawah pohon apel. 
          “Semoga  Allah menghidupkan kembali bunga ini,” doa Putri Muhya. Putri Mubdia dan tukang kebun mengaminkan doa itu. Beberapa hari kemudian bunga mawar dan bunga melati yang hampir mati itu kembali segar.

                                                ***

Dalil dan Arti

Al Muhyi artinya Yang Maha Menghidupkan. 

Allah berkuasa menghidupkan semua makhluk sesuai dengan keinginanNya. Jika kita ingin mencontoh sifat Allah ini, maka kita bisa memulainya dari menanam pohon dan tanaman lain atau mengadopsi anak kucing yang baru lahir. Semoga kita bisa mencontoh nama Allah ini ya.

Dalil dari nama Allah Al Muhyii ada dalam Al Quran 

1.     Surah AL Hijr ayat 23

2.     Surah Ar Ruum ayat 50

3.     Surah Ghaafir ayat 68

 

 

Sunday, January 3, 2021

Pangeran dan Putri Asmaul Husna (Putri Mubdia)

Putri Mubdia dan Madu Untuk Koki Istana


            “Mubdia, bolehkah Bunda  minta tolong?” panggil Bunda Ratu. Putri Mubdia sedang membaca buku di kamarnya.

 Dia lalu menghampiri Bunda Ratu. “Apa yang bisa aku bantu, Bunda?” tanyanya sambil tersenyum. Putri Mubdia selalu bersegera melakukan sesuatu. 

“Tolong antarkan madu ini ke rumah Koki Istana ya. Beliau sedang sakit. Semoga madu ini bisa mengobati penyakitnya. Semoga setelah meminum madu ini Koki segera sembuh.”  Bunda ratu menyerahkan sebotol madu kepada Putri Mubdia.

            “Baik Bunda, aku pergi dulu ya,” Putri Mubdia mengambil madu itu dan segera berjalan keluar istana. Sambil bersenandung kecil, Putri Mubdia berlari kecil menuju rumah koki istana. Rumah koki istana berjarak seratus meter dari istana. Sepuluh menit kemudian, Putri Mubdia sampai di rumah koki istana. 
            “Assalamualaikum,” Putri Mubdia mengetuk pintu rumah koki istana.
            “Waalaikumsalam,” sahut istri koki istana sambil membukakan pintu.

          “Silakan masuk tuan putri. Terima kasih sudah mengunjungi kami,” ujar istri koki istana. Dia tak menyangka sang putri berkenan mengunjungi mereka.  

“Apa kabar Bibi?” tanya Putri Mubdia sambil mencium tangan istri Koki. Setelah itu dia melangkahkan kakinya ke dalam rumah. 

“Alhamdulillah, saya sehat tuan putri.” Istri koki mempersilakan Putri Mubdia duduk di kursi tamunya yang sederhana. Putri Mubdia pun duduk di samping istri koki.
           “Bibi, saya membawa madu untuk paman koki. Semoga setelah meminum madu ini koki  segera sembuh dari sakit beliau,” ujarnya. Putri Mubdia menyerahkan botol berisi madu kepada istri koki istana.
           “Terima kasih tuan Putri,” ujar istri koki sambil menerima botol madu. 

“Boleh saya melihat paman koki, Bibi?” 

“Silakan tuan putri,” istri koki mengantar Putri Mubdia ke kamarnya.

   Putri Mubdia menghampiri koki yang tertidur lemah di atas kasur. Dia duduk sebentar di samping koki istana. Lalu mulai berdoa untuk kesembuhan sang koki. Beberapa menit kemudian Putri Mubdia pamit kembali ke istana. 

                                                            ***

Keesokan harinya koki istana sudah terlihat kembali di dapur istana.
           “Alhamdulillah saya sudah sehat kembali. Ini berkat doa Putri Mubdia dan seluruh penghuni istana ditambah  dengan madu yang saya minum kemarin,” ucap koki istana ketika Princess Mubdia menyapanya di dapur.  Princess Mubdia tersenyum dan bersyukur kepada Allah atas kesembuhan koki istana.

                                                            ***

Dalil dan Arti

Allah mempunyai nama Al Mubdi’, artinya Yang Maha Memulai. Kita semua juga bisa meniru nama Allah tersebut dengan bersegera memulai semua pekerjaan kita. Misalnya bangun lebih awal sehingga bisa berangkat lebih awal ke sekolah. 

            Bisa juga mengerjakan pekerjaan rumah tanpa disuruh oleh mama dan papa. Jika kita sudah bersegera memulai semua hal, insyaallah kita sudah bisa menerapkan salah satu nama Allah dalam kehidupan kita. 

Dalil nama Allah Al Mubdi’ ini bisa kita temukan dalam Al Quran 

1.     Surah Ar Ruum, ayat 27

2.     Surah Al Buruuj, ayat 13