Sudah hampir satu bulan adik ipar saya menerima kondisi kesehatannya. Pasca serangan jantung yang dialaminya tempo hari, praktis semua kegiatannya terhenti. Dia yang biasanya sebagai kepala keluarga, pergi pagi dan pulang malam untuk berjualan keliling kampung, terpaksa harus berdiam diri di rumah. Hal ini tentunya tidak membuatnya nyaman. Karena hidup terus berjalan, sementara dia juga tidak mungkin bisa menerima bantuan selamanya dari kami saudaranya. Apalagi kami juga mempunyai keluarga masing-masing.
Hingga beberapa hari yang lalu saya memberikan saran kepada istrinya untuk membuat usaha kecil-kecilan di rumah. Entah menjual masakan lauk pauk dan dijual keliling, atau menjual mainan anak-anak di sekolah. Tentunya si istrilah yang harus lebih banyak menjalani usaha itu dibanding suaminya. Karena seperti kita ketahui, penderita sakit jantug tidak bisa bekerja berat dan kelelahan. Demikian yang dikatakan dokter pada adik ipar saya itu. Apalagi waktu itu dokter berpendapat, adik ipar saya itu harus melakukn operasi pasang cincin di saluran pembuluh darah jantungnya. Operasi dengan biaya yang tidak sedikit. Dan Hal ini belumbisa kami lakukan sekarang, karena keuangan yang belum mencukupi.
Hingga beberapa hari yang lalu saya memberikan saran kepada istrinya untuk membuat usaha kecil-kecilan di rumah. Entah menjual masakan lauk pauk dan dijual keliling, atau menjual mainan anak-anak di sekolah. Tentunya si istrilah yang harus lebih banyak menjalani usaha itu dibanding suaminya. Karena seperti kita ketahui, penderita sakit jantug tidak bisa bekerja berat dan kelelahan. Demikian yang dikatakan dokter pada adik ipar saya itu. Apalagi waktu itu dokter berpendapat, adik ipar saya itu harus melakukn operasi pasang cincin di saluran pembuluh darah jantungnya. Operasi dengan biaya yang tidak sedikit. Dan Hal ini belumbisa kami lakukan sekarang, karena keuangan yang belum mencukupi.