#1Hari1Ayat
Barusan saya menonton acara berita pagi di TV. Tayangan ini sedang menayangkan tentang beberapa 'penjahat' yang menyimpan hartanya dalam tempat rahasia. Salah satunya gembong narkotika yang bertempat tinggal di Meksiko. Orang ini ternyata menyimpan semua uang dan perhiasannya dalam sebuah ruang rahasia. Ruang rahasia itu nyaris saja tidak ketahuan sama polisi setempat. Begitu kamar rahasia itu ditemukan, para polisi tidak melihat suatu yang mencurigakan di kamar itu.
Polisi baru dibuat kaget ketika membuka lemari yang menyatu dengan dinding ruang rahasia. Sepanjang dinding itu ternyata tersimpan uang jika ditotalkan dalam rupiah senilai 2500 Trilyun rupiah. Innalillah... Saya begitu kaget ketika menyaksikan tayangan ini.
Lain lagi dengan penjahat yang berasal dari Amerika. Dia menjual rumahnya kepada orang lain. Ternyata saat si pembeli rumah merenovasi rumah itu, dia menemukan uang berjumlah jutaan euro di bawah lantai kamar mandi. Si pemilik rumah yang baru ini menyerahkan uang-uang itu pada polisi. Polisi lalu minta izin pada pemilik rumah yang baru ini untuk mencari lagi simpanan uang yang mungkin saja masih disembunyikan penjahat itu di dalam rumah. Benar saja, polisi menemukan jutaan Euro lagi di bawah lantai kamar mandi lantai dua rumah itu.
Kisah ini mengingatkan saya pada kisah Qarun, zaman Rasulullah SAW dulu. Qarun yang miskin minta didokan oleh Rasulullah untuk menjadi kaya. Setelah Rasul mendoakan, maka Allah pun mengabulkan doa Rasulullah. Qarun menjadi kaya dan menumpuk hartanya.
Qarun sudah tidak pernah beribadah lagi ke mesjid. Parahnya Qarun malah mengingkari bahwa harta itu atas karunia ALlah. Qarun mengatakan pada orang lain, bahwa harta itu adalah dari usahanya sendiri. Hingga Allah menurunkan azabnya pada Qarun. Dia tenggelam bersama hartanya. Hingga saat ini, orang-orang yang menemukan harta terpendam baik di perut bumi mau pun di lautan, menyebut ini sebagai harta karun.
Yang ingin saya nyatakan pada kisah ini adalah, bahwa harta dan kekuasan yang kita muiliki hanyalah bersifat sementara. Suatu hari kita akan meninggalkan harta dan kekuasan itu. Seperti contoh di atas tadi. Entah karena kita meninggal dunia. Atau karena ditangkap seperti penjahat di atas tadi.
Rasulullah SAW mengatakan, bahwa harta kita yang sebenarnya hanyalah semua yang sudah kita makan dan gunakan (belanjakan), harta yang sudah kita sedekahkan di jalan Allah serta anak shaleh yang mendoakan kita.
Jadi untuk apa menumpuk harta? Lebih baik mendidik anak-anak kita menjadi anak shaleh dan menyedekahkan harta kita. Karena inilah sebenarnya investasi kita untuk akhirat kelak. Semoga kita dijauhkan Allah dari sifat penimbun harta ini.
Barusan saya menonton acara berita pagi di TV. Tayangan ini sedang menayangkan tentang beberapa 'penjahat' yang menyimpan hartanya dalam tempat rahasia. Salah satunya gembong narkotika yang bertempat tinggal di Meksiko. Orang ini ternyata menyimpan semua uang dan perhiasannya dalam sebuah ruang rahasia. Ruang rahasia itu nyaris saja tidak ketahuan sama polisi setempat. Begitu kamar rahasia itu ditemukan, para polisi tidak melihat suatu yang mencurigakan di kamar itu.
Polisi baru dibuat kaget ketika membuka lemari yang menyatu dengan dinding ruang rahasia. Sepanjang dinding itu ternyata tersimpan uang jika ditotalkan dalam rupiah senilai 2500 Trilyun rupiah. Innalillah... Saya begitu kaget ketika menyaksikan tayangan ini.
Lain lagi dengan penjahat yang berasal dari Amerika. Dia menjual rumahnya kepada orang lain. Ternyata saat si pembeli rumah merenovasi rumah itu, dia menemukan uang berjumlah jutaan euro di bawah lantai kamar mandi. Si pemilik rumah yang baru ini menyerahkan uang-uang itu pada polisi. Polisi lalu minta izin pada pemilik rumah yang baru ini untuk mencari lagi simpanan uang yang mungkin saja masih disembunyikan penjahat itu di dalam rumah. Benar saja, polisi menemukan jutaan Euro lagi di bawah lantai kamar mandi lantai dua rumah itu.
Kisah ini mengingatkan saya pada kisah Qarun, zaman Rasulullah SAW dulu. Qarun yang miskin minta didokan oleh Rasulullah untuk menjadi kaya. Setelah Rasul mendoakan, maka Allah pun mengabulkan doa Rasulullah. Qarun menjadi kaya dan menumpuk hartanya.
Qarun sudah tidak pernah beribadah lagi ke mesjid. Parahnya Qarun malah mengingkari bahwa harta itu atas karunia ALlah. Qarun mengatakan pada orang lain, bahwa harta itu adalah dari usahanya sendiri. Hingga Allah menurunkan azabnya pada Qarun. Dia tenggelam bersama hartanya. Hingga saat ini, orang-orang yang menemukan harta terpendam baik di perut bumi mau pun di lautan, menyebut ini sebagai harta karun.
Yang ingin saya nyatakan pada kisah ini adalah, bahwa harta dan kekuasan yang kita muiliki hanyalah bersifat sementara. Suatu hari kita akan meninggalkan harta dan kekuasan itu. Seperti contoh di atas tadi. Entah karena kita meninggal dunia. Atau karena ditangkap seperti penjahat di atas tadi.
Rasulullah SAW mengatakan, bahwa harta kita yang sebenarnya hanyalah semua yang sudah kita makan dan gunakan (belanjakan), harta yang sudah kita sedekahkan di jalan Allah serta anak shaleh yang mendoakan kita.
Jadi untuk apa menumpuk harta? Lebih baik mendidik anak-anak kita menjadi anak shaleh dan menyedekahkan harta kita. Karena inilah sebenarnya investasi kita untuk akhirat kelak. Semoga kita dijauhkan Allah dari sifat penimbun harta ini.
177. Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa. (AL Baqarah 177) |
orang2 sudah semakin tidak percaya menyimpan hartanya di bank ya. bukti kelemahan sistem dan keamanan lembaga keuangan ribawi
ReplyDelete