Beberapa bulan yang lalu saya mengikuti lomba menulis Novel Islami dari Penerbit Bentang Pustaka. Lomba ini bertema Seribu Wajah Muslimah. Awalnya saya tidak berani mengikuti lomba ini. Karena basic saya yang biasa menulis ceita untuk anak.
Namun, guru menulis saya Mas Benny Rhamdani memberikan semangat. Lebih baik dicoba dulu. Jangan takut kalah sebelum berperang. Jadilah saya membuat novel ini berdasarkan dateline yag saya tentukan sendiri.
Sekitar sebulan, naskah berjumlah 150 halaman lebih ini berhasil saya tulis di tengah kesibukan saya sebagai ibu rumah tangga dengan 3 orang anak. Niat saya ikhlas hanya ingin menulis sesuatu yang semoga menjadi ibadah untuk saya.
Saya tidak terpikir akan memenangkan lomba ini. Ternyata Allah memberikan hadiah untuk saya. Saya mendapatkan juara ke tiga. Saya mengetahui hal itu dari teman sesama penulis yang mengirim pesan di wall FB saya.
Tentu saja saya tidak percaya dan sekaligus sujud syukur. Tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah. Saya meyakinkan diri, bahwa saya memang pantas mendapatkan hadiah itu. Karena sebelum menulis novel ini, sya sudah belajar pada Mas Benny tentang cara menulis novel islami untuk dewasa.
Naskah ini adalah naskah kedua yang saya buat. Naskah pertama adalah naskah tugas dari Mas Benny dari Kelas Ajaib Online Novel Pop yang saya ikuti. Kebetulan naskah tugas itu sudah saya kirim ke penerbit lain. Makanya saya berpikir membuat naskah baru untuk lomba ini..
Melalui postingan ini, saya mengucapkan terima kasih yang takterhingga pada Mas Benny Rhamdani dan semua teman-teman yang sudah mensupport saya dalampembuatan naskah ini. Semoga kebaikan kalian dibalas berlipat ganda oleh Allah SWT.
Special Thanks saya ucapkan juga untuk teman saya Suzi Marta. Saya sudah merepotkan Suzi dengan meminta data selengkap-lengkapnya tentang Bidan desa dan lokasi seting novel saya ini. Saya memang membuat tema tentang bidan desa. Karena saya pernah menjadi perawat dan PKL di suatu desa terpencil. Saya ingin menyajikan pada pembaca bagaimana takmudahnya menjadi bidan desa di desa terpencil.
Mohon doanya agar novel ini segera terbit dan hadir menemani hari-hari Anda.
Namun, guru menulis saya Mas Benny Rhamdani memberikan semangat. Lebih baik dicoba dulu. Jangan takut kalah sebelum berperang. Jadilah saya membuat novel ini berdasarkan dateline yag saya tentukan sendiri.
Sekitar sebulan, naskah berjumlah 150 halaman lebih ini berhasil saya tulis di tengah kesibukan saya sebagai ibu rumah tangga dengan 3 orang anak. Niat saya ikhlas hanya ingin menulis sesuatu yang semoga menjadi ibadah untuk saya.
Saya tidak terpikir akan memenangkan lomba ini. Ternyata Allah memberikan hadiah untuk saya. Saya mendapatkan juara ke tiga. Saya mengetahui hal itu dari teman sesama penulis yang mengirim pesan di wall FB saya.
Tentu saja saya tidak percaya dan sekaligus sujud syukur. Tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah. Saya meyakinkan diri, bahwa saya memang pantas mendapatkan hadiah itu. Karena sebelum menulis novel ini, sya sudah belajar pada Mas Benny tentang cara menulis novel islami untuk dewasa.
Naskah ini adalah naskah kedua yang saya buat. Naskah pertama adalah naskah tugas dari Mas Benny dari Kelas Ajaib Online Novel Pop yang saya ikuti. Kebetulan naskah tugas itu sudah saya kirim ke penerbit lain. Makanya saya berpikir membuat naskah baru untuk lomba ini..
Melalui postingan ini, saya mengucapkan terima kasih yang takterhingga pada Mas Benny Rhamdani dan semua teman-teman yang sudah mensupport saya dalampembuatan naskah ini. Semoga kebaikan kalian dibalas berlipat ganda oleh Allah SWT.
Special Thanks saya ucapkan juga untuk teman saya Suzi Marta. Saya sudah merepotkan Suzi dengan meminta data selengkap-lengkapnya tentang Bidan desa dan lokasi seting novel saya ini. Saya memang membuat tema tentang bidan desa. Karena saya pernah menjadi perawat dan PKL di suatu desa terpencil. Saya ingin menyajikan pada pembaca bagaimana takmudahnya menjadi bidan desa di desa terpencil.
Mohon doanya agar novel ini segera terbit dan hadir menemani hari-hari Anda.