Saturday, July 12, 2014

Sebuah Pengabdian

                                  Kontes #Semangat Berbagi Blog Emak Gaoel bersama Smartfren


                                                                       Bapak Yusri
Namanya Bapak Yusri, usianya saat ini 60 tahun. Tadi beliau mengirim SMS pada saya. Bunyinya. “Ada sumbangan untuk musalla Ittihad tahun ini ndak?” Tentu saja saya segera membalas SMS beliau. Saya jawab, ya, saya akan menyumbang. Saya insyaallah akan memberikan uang sumbangan itu dalam pekan ini.
            Bapak Yusri adalah salah satu pengurus sebuah musala kecil di tengah kota Bukittinggi, kampung halaman saya. Musala ini sudah cukup tua. Bangunannya pun sebagian terbuat dari papan. Atapnya seng. Musala itu berdiri sejak tahun 1974, setahun lebih tua dari saya.
                                              Musala Ittihad, yang usianya lebih tua dari saya ^_^


Saat itu tiba-tiba terlintas dalam pikiran saya untuk bertanya tentang uang sumbangan itu biasanya digunakan untuk apa. Karena setiap tahun beliau selalu mengirim SMS yang sama pada saya. Menurut beliau, sumbangan ini akan digunakan untuk merenovasi musala. Ada saja bagian musala itu yang perlu direnovasi setiap tahun. Kadang atapnya yang bocor, atau dindingnya yang terbuat dari kayu yang sudah rapuh. Tidak ada donatur tetap di musala tersebut.
Jamaah musala Ittihad tidak banyak. Hanya sesekali ada orang yang lewat, mampir untuk shalat di sana. Jadi uang infak yang mampir ke kas musala bisa dibilang tidak cukup untuk merenovasi musala. Dengan berat hati, pengurus musala yang berjumlah 7 orang, terpaksa mencari donatur dari luar komplek musala.
Itulah sebabnya sebagai pengurus musalla, beliau menanyakan sumbangan kepada para donatur setiap tahun. Sungguh, sebenarnya saya malu, kenapa saya harus menunggu SMS Pak Yusri dulu untuk menyumbang ke musala. Tapi sudahlah, insyaallah sejak hari ini saya berjanji akan berusaha menyumbang ke musala sebelum beliau mengirim SMS pada saya.
Suatu hari saya pernah bertanya pada beliau, apakah beliau mendapatkan gaji dari mengurus musala ini?
“Ndak ado gaji doh. Ko kan amal jariah wak,” sahutnya mantap. Jadi tidak sedikit pun beliau menerima upah dari tugas mulia ini. Beliau menganggap tugas ini adalah amal ibadah baginya.
 Lalu saya tanya apa saja tugas beliau sebagai pengurus musala?  Beliau mengatakan, sama seperti tugas pengurus musala lainnya. Merawat dan menjaga kebersihan musala. Kalau ada kerusakan atau perlu perbaikan musala, maka beliau akan mencari donatur. Biasanya saat Ramadhan, tugas beliau bertambah dengan mencari penceramah, menjadi MC sebelum ustadz/ustadzah berceramah dan menjadi amil zakat.
Ketika ditanya sejak kapan beliau mengabdikan diri sebagai amil zakat dan pengurus musalla Ittihad ini, beliau menjawab sambil tersenyum.
            “Baru sejak tahun 2000.”                     
            Tahun 2000? Berarti sudah sekitar 14 tahun dong. Dan beliau mengatakan itu baru? Subhanallah! Saya jadi merenung. Saya kapan bisa mencontoh beliau? Saya harap saya bisa mencontoh sedikit saja dari ketulusan beliau itu. 
                                     Bapak Yusri saat jadi Panitia Amil Zakat dan MC kultum Ramadhan

                                                            ****
Lebaran 2 tahun lalu, saya pulang ke kampung halaman saya di Bukittinggi. Seperti biasa, begitu saya dan keluarga kecil saya sampai di rumah, papa saya langsung menyambut kami dengan berbagai pertanyaan. Mulai dari keadaan kesehatan hingga sekolah cucu beliau.
            Tak terasa kami mengobrol cukup lama, hingga suara muratal dari musala Ittihad pun terdengar. Itu artinya sebentar lagi azan ashar akan segera berkumandang. Papa saya lalu meminta adik saya mengisi air bak untuk wudhu di musala. Karena beberapa bulan terakhir, pasokan air dari PDAM sering mati. Beliau tidak ingin jamaah yang shalat di musala berkurang karena ketiadaan air untuk berwudhu.
            “Itu kan kerjaan pengurus musala,” tolak adik saya waktu itu. Saya lihat kekecewaan di wajah papa mendengar jawaban adik saya. Lalu beliau berdiri dan berjalan menuju musala. Saya lihat beliau mengangkat air dari WC umum ke dalam tempat wudhu di musala. WC umum ini persis di samping musala. Untungnya air di WC umum itu masih menyala.
Saya berusaha menghentikan beliau. Karena saya lihat napas beliau sudah mulai sesak. Saya takut penyakit asma beliau kumat.
            Ndak baa doh. Ibo wak urang dak bisa sumbayang karano dak ado aia,” ucap beliau dengan napas tersengal. Saya memohon. Akhirnya beliau mengalah. Saya minta adik saya untuk mengisi bak air wudhu tersebut.
            “Saya kan tadi hanya bercanda. Lagian saya lupa kalau papa adalah pengurus musala,” sahut adik saya enteng.
            Benar, Pak Yusri yang saya ceritakan di atas tadi adalah papa saya. Dua tahun lalu, beliau selalu mengisi bak air wudhu ketika air PDAM di musala tidak menyala. Beliau mengangkat berember-ember air dari WC umum yang bersebelahan dengan musala. Saya bangga pada beliau. Meskipun beliau mengidap penyakit asma yang sering kambuh, tapi untuk musala, beliau rela melakukan apa pun.
            Saya bersyukur, karena saat ini air PDAM sudah lancar di tempat berwudhu musala. Dengan begitu papa saya atau pak Yusri, tidak perlu lagi mengangkat air untuk berwudhu jamaah ketika waktu shalat tiba.
            Doakan saya agar bisa mengikuti jejakmu ya Pa. semoga Allah selalu memberikan kekuatan padamu untuk menjaga dan merawat musala Ittihad ini. Aamiin… []
Penulis bersama Bapak Yusri


Catatan :
Ndak ado gaji doh. Ko kan amal jariah wak. = nggak ada gajinya, ini kan untuk amal jariah saya.
Ndak baa doh. Ibo wak, urang dak bisa sumbayang karano dak ado aia. = nggak apa=apa. Kasihan orang-orang nggak bisa shalat karena nggak ada air.



Bersama Kita Sebarkan Kebaikandengan #SemangatBerbagi. Ikuti acara puncak Smarfren #SemangatBerbagi tanggal19 Juli 2014 di Cilandak Town Square Jakarta.

3 comments:

  1. Kagum melihat Papa Nelfi. Semoga beliau selalu dilimpahi keberkahan, kesehatan dan keikhlasan lahir dan batin. Salamku untuk beliau ya, Nel. :)

    ReplyDelete
  2. aamiin Ya Rabbal alamiin... makasih doanya kak Wiek. Insyaallah salam kakak aku sampaikan nanti. :)

    ReplyDelete
  3. Assalamu'alaikum...
    Terima kasih sudah berbagi cerita inspiratif ini, ya!
    Good luck! ^_^
    Emak Gaoel

    ReplyDelete

Terima kasih sudah berkunjung. ^_^