Monday, October 5, 2020

Terapi Alergi Dengan Alat Biomagnetik Resonansi

Beberapa bulan lalu saya menemani putri saya ke klinik alergi RS Bella Bekasi Timur. Keluhan Syifa putri saya adalah muncul biduran di beberapa bagian tubuhnya sejak awal Juli lalu.

Syifa sudah berobat ke dokter dan minum obat alergi. Tapi ketika obat habis, alerginya kambuh lagi. Demikian yang terjadi selama hampir sebulan.

Nah di RS Bella ini kami berkonsultasi dengan dokter alergi.  Dokter pun menanyakan keluhan Syifa. Selanjutnya beliau melakukan tes alergi untuk Syifa. Uniknya metode yang digunakan untuk tes alergi bukan metode yang pernah dilakukan syifa ketika dia SMP dulu.

Kalau dulu tes alerginya dengan cara meneteskan alergen di kulit syifa. Tapi tes yang ini dengan metode biomagnetik resonansi.

Sebuah pendulum didekatkan ke tubuh Syifa bersama alergen yang terdapat dalam ampul kaca. Alergen itu terdiri dari sekitar 60 benda seperti debu, tepung, beras, salmon, kacang kedele dll.

Jika alergen yang didekatkan ke tubuh syifa membuat pendulum bergoyang ke kiri dan kanan, artinya syifa alergi terhadap alergen itu. Tapi jika gerakan pendulum ke depan dan belakang artinya syifa tidak ada masalah dengan alergen tersebut.

Selanjutnya dokter berhasil mendapatkan 44 alergen yang membuat tubuh syifa biduran. Beliau menyarankan syifa melakukan terapi biomagnetik resonansi selama 16 kali pertemuan dengan jarak satu pertemuan ke pertemuan  berikutnya 4 hari atau sepekan sekali.

                                                                                 Video ketika Syifa tes alergi menggunakan alat biomagnetik resonansi 

Di hari yang dijadwalkan, syifa pun mulai melaksanakan terapi biomagnetik selama kurang lebih 20 menit. Karena ini masih awal, dokter ingin mendetoksifikasi tubuh syifa dulu. Jadi belum masuk ke terapi yang seharusnya.

Caranya:

Pertama suster meminta syifa memberikan sampel ludahnya ke sebuah tisu. Selanjutnya alat biomagmetik dihubungkan ke tisu yang ada air liur tadi. Sebuah kabel dengan pendulum bulat di ujungnya diberikan kepada syifa untuk digenggam. Dan proses detox pun dimulai. Ini berlangsung selama 5-7 menit. Setelah itu ada kabel dan alat biomagnetik berupa batangan besi diletakkan ke kedua kaki syifa. Alat ini juga tersambung ke alat biomagnetik. Tangan syifa masih menggenggam pendulum berbentuk bola yang tadi. Sesi ini selama 10 menit. Dan terakhir ada sebuah alat juga yang diletakkan ke pusar syifa. Ini kurang lebih 5-7 menit. Setelah itu terapi sesi detox pun selesai. 

Menurut dokter Luhani Kristanto, dokter yang merawat Syifa, alat ini adalah teknologi Jerman. Di RS Bella sendiri ini sudah ada sejak th 2007. Di ruangan terapi ini saya melihat lisensi dari biomagmetik resonansi jerman untuk alat dan untuk keahlian dokter Luhani. Dokter Luhani merupakan dokter umum yang mengambil lisensi untuk keahlian ini ke pusat teknologi ini ditemukan di Jerman. 

                                      Lisensi Dokter Luhani Kristanto dari Jerman

Jujur ini baru pertama kali saya melihat alat dan terapi ini. Namun untuk ikhtiar kesembuhan tak ada salahnya mencoba kan? Selama tidak bertentangan dengan agama saya. Apalagi dokter Luhani mengatakan bahwa terapi ini berhubungan erat dengan ilmu fisika. 

Sebagaimana yang kita ketahui alam semesta dan isinya Allah ciptakan tak jauh dari ilmu fisika dan sain. Jadi kenapa tidak saya coba saja dulu pengobatan ini. Karena kuatir juga kalau syifa harus minum obat tiap hari. 

Insyaallah syifa akan kembali diterapi pertamanya hingga 16 kali. Semoga alergi syifa bisa hilang ya. Karena kasihan juga melihat dia menahan gatal dan badannya bentol bentol gitu. Mohon doanya ya sahabat.

0 comments:

Post a Comment

Terima kasih sudah berkunjung. ^_^