Friday, July 18, 2014

Demam Berdarah Mengintai Kita

Tanggal 24 Juni 2014 lalu, saya diuji Allah dengan sebuah penyakit. Saya harus dirawat karena dokter menemukan gejala penyakit demam berdarah dalam darah saya. Suhu tubuh saya yang naik turun selama lebih dari 3 hari ditambah dengan rasa nyeri di beberapa sendi tubuh saya. Dokter UGD sebuah rumah sakit swasta di Bekasi, akhirnya meminta saya melakukan pemeriksaan laboratorium.
Ternyata hasil dari pemeriksaan darah tersebut terdapat indikasi yang mengarah ke penyakit demamberdarah. Nilai trombosit saya saat itu masih normal, tapi sudah nyaris diambang batas normal. yaitu 155.000. Normalnya 150.000 - 500.000. Demikian juga dengan nilai leukosit dan hematokrit darah saya yang sudah sedikit di bawah normal.

“Sebaiknya Ibu dirawat. Saya khawatir, jumlah trombosit ibu akan kembali turun, karena proses penyakit demam berdarah ini. Kecuali kalau ibu bersedia bedrest di rumah dan minum yang banyak. lalu besok datang lagi ke sini untuk pemeriksaan darah ulang. Kalau trombosit ibu masih turun, besok ibu harus dirawat,” putus dokter muda tersebut. Saya mengangguk lemah. Saya juga tidak bisa memastikan di rumah, saya akan bisa beristirahat dengan benar. Karena sebagai ibu rumah tangga dan sebagai penulis, agak susah meluangkan waktu untuk istirahat yang sebenar-benarnya di rumah.
“Saya dirawat sajalah Dok,” sahut saya. Karena sebagai seorang perawat, saya juga pernah merawat pasien dengan demam berdarah. Apalagi dulu, sekitar sebelas tahun yang lalu, saya juga pernah menderita penyakit yang sama. Jadi saya tidak mau mengambil resiko mengalami penurunan trombosit akibat kurang istirahat dan kurang cairan.
            Akhirnya, saya pun diinfus. Lalu dibawa ke ruang perawatan. Dokter internis yang merawat saya, datang ke kamar rawat setelah beberapa jam kemudian. Sama seperti pesan dokter UGD, beliau juga berpesan bahwa obat untuk virus Dengue ini tidak ada. Yang ada hanya obat untuk meredakan panas dan nyeri yang melanda tubuh saya. Selebihnya saya harus memperbanyak cairan yang masuk selain cairan infus. Dan satu lagi, saya juga harus makan yang cukup dan seimbang, agar daya tahan tubuh saya meningkat. Dengan begitu, diharapkan penurunan trombosit yang memang menjadi proses dari penyakit demam berdarah, diharapkan tidak terlalu drastis.
“Proses penyakit demam berdarah ini dimulai sejak hari pertama samapai hari ke enam demam ya Bu. Saat itu suhu tubuh ibu akan naik turun. Trombosit, leukosit dan hematokrit dalam darah ibu biasanya akan turun juga dalam enam hari itu. Insyaallah pada hari ke tujuh, mereka akan mulai naik. Jadi untuk menghindari penurunan drastis dari semua komponen darah yang saya sebutkan tadi, saya sarankan ibu minum yang banyak. nanti perawat akan mencatat intake dan output ibu,” jelas sang dokter.
Saya kembali mengangguk lemah. “Padahal sebelum suhu tubuh saya naik hari sabtu kemarin, saya baik-baik saja loh Dok,” ujar saya berusaha menenangkan diri.
“Masa inkubasi penyakit ini dimulai sejak ibu digigit nyamuk demam berdarah atau aedes aigypti hingga 15 hari setelah itu. Jadi ibu nggak merasakan apa-apa dalam 15 hari itu. Nah pada hari ke 15 atau ke 16 ibu baru mulai panas,” sahut dokter.
“Tapi rumah saya sudah bebas dari genangan air dokter,”
“Mungkin saja ibu tertular dari penderita lain. Nyamuk aedes aigypti yang menggigit ibu, sebelumnya sudah menghisap darah pasien demam berdarah. Jadi ini bisa terjadi di mana saja. Bisa di rumah, di sekolah, di mal, di taman bermain, atau di mana pun ibu berada saat itu.”
Saya mengangguk lagi. Tiba-tiba saya teringat, salah satu tetangga saya baru saja dirawat karena penyakit ini. Mungkin saja nyamuk yang menghisap darah tetangga saya itu yang menularkan penyakit ini pada saya.
“Ibu nggak usah mikirin dari mana asal nyamuk itu. Sekarang ibu berpikir aja untuk kesembuhan ibu. Minum yang banyak, istirahat yang cukup, makan yang cukup. Semoga trombosit ibu tidak turun drastis dan cepat naik kembali,” tutup dokter bersuara bariton itu.
“Ohya, kalau ibu mengalami mimisan, gusi berdarah atau BAB berwarna hitam, iu segera kasih tahu suster ya.” tambahnya.
“Baik, makasih dok,” saya pun menutup pertanyaan saya hari itu.
Intinya penyakit demam berdarah ini tidak ada obatnya, selain meningkatkan daya tahan tubuh, istirahat yang cukup serta cairan yang cukup masuk ke dalam tubuh. Karena penyakit ini disebabkan virus. Beberapa teman menyarankan saya minum sari kurma, madu, dan jus buah. Semua saran teman-teman itu saya ikuti. Walau akhirnya saya harus bolak balik ke kamar kecil untuk buang air kecil.
Setiap hari darah saya diambil untuk diperiksa di laboratorium. “Semoga trombosit ibu tidak sampai di bawah 100. 000. Jika sudah di bawah 100.000 maka pemeriksaan arah akan dinaikkan menjadi dua kali sehari,” jelas dokter di kunjungan berikutnya. Saat itu trombosit saya masih turun di angka 104.000.
Saya hanya bisa berdoa, agar Allah menangkat penyakit saya ini. Karena dua hari saya dirawta, dua anak saya mengalami suhu tubuh tinggi juga. Suami saya berpikir, mungkin karena nggak ada ibunya di rumah.
Setelah 4 hari dirawat, Alhamdulillah, trombosit saya mulai naik. Dokter mengatakan, insyaallah trombosit yang sudah mulainaik, akan terus naik. Saya pun diizinkan keluar dari rumah sakit. Dengan penuh syukur, saya pulang ke rumah sehari sebelum ramadhan.
Ternyata, begitu sampai di rumah, suhu badan si kecil Hauzan masih saja belum normal. Masih naik turun meski pun sudah dikasih obat penurun panas dan vitamin oleh dokter beberapa hari lalu. Endingnya, setelah suhu badannya nggak normal di hari ke empat, saya pun memeriksakan darah Hauzan ke laboratorium sesuai saran dokter.
Bisa ditebak, Hauzan juga menderita demam berdarah. Dia harus dirawat hari itu, setelah dua hari saya berada di rumah. Awal ramadhan kami habiskan berdua saja di rumah sakit. Suami dan dua kakak Hauzan, datang membesuk setiap sore. Untungnya Hikmal, kakak Hauzan yang juga panas beberapa hari lalu, suhu badannya sudah normal. jadi tidak perlu pemeriksaan darah.
Dokter yang merawat Hauzan menambahkan, agar kami berdua meminum cairan elektrolit. Cairan itu cukup ampuh untuk menggantikan elektrolit kami yang hilang saat virus dengue menyerang kami. Dokter tersebut menambahkan serbuk trolit itu ke dalam resep obat yang akan diambilkan oleh perawat.
Alhamdulillah, Hauzan tidak perlu lama dirawat. Padahal waktu diperiksa ketika sebelum dirawat, trombositnya sudah 80.000. Hari kedua dirawat, trombositnya sudah mulai naik. Dan hari ke tiga, Hauzan sudah diizinkan pulang.
Semoga Allah melindungi keluarga kami dari penyakit ini dan penyakit lainnya. Ohya, menurut dokter yang merawat saya, virus dengue ini menyerang sendi, hati dan lambung kita. Jadi gejala yang muncul selain suhu tubuh yang tinggi adalah, mual-mual bahkan bisa muntah. Nyeri/ sakit di perut sebelah kiri atau kanan. Dan nyeri/ sakit di beberapa sendi. Kalau saya yang sakit adalah sendi panggul dan sendi jari.
Jadi, jika sahabat atau keluarga menderita suhu badan panas tinggi dan naik turun, ada baiknya pada hari ke empat, segera cek darah. Siapa tahu itu adalah gejala demam berdarah. Agar sahabat semua bisa segera mendapatkan pertolongan yang tepat terhadap penyakit ini. Waspadalah terhadap penyaki ini. Satu nyamuk saja bisa menularkan penyakit kepada banyak orang. Semoga Allah menjaga kita dari penyakit yang berbahaya. aamiin. [NS]

2 comments:

  1. Aamiin, smeoga selalu diberikan keseharan untuk kita ya mbak

    ReplyDelete
  2. saya lebaran beberapa tahun lalu juga terkena demam berdarah dan harus dirawat. Sekarang kayaknya lagi musim lagi, ya. Semoga kita selalu diberi kesehatan. Aamiin

    ReplyDelete

Terima kasih sudah berkunjung. ^_^