Tanggal
24 Juni 2014 lalu, saya diuji Allah dengan sebuah penyakit. Saya harus dirawat
karena dokter menemukan gejala penyakit demam berdarah dalam darah saya. Suhu
tubuh saya yang naik turun selama lebih dari 3 hari ditambah dengan rasa nyeri
di beberapa sendi tubuh saya. Dokter UGD sebuah rumah sakit swasta di Bekasi,
akhirnya meminta saya melakukan pemeriksaan laboratorium.
Ternyata
hasil dari pemeriksaan darah tersebut terdapat indikasi yang mengarah ke
penyakit demamberdarah. Nilai trombosit saya saat itu masih normal, tapi sudah
nyaris diambang batas normal. yaitu 155.000. Normalnya 150.000 - 500.000.
Demikian juga dengan nilai leukosit dan hematokrit darah saya yang sudah
sedikit di bawah normal.
“Sebaiknya
Ibu dirawat. Saya khawatir, jumlah trombosit ibu akan kembali turun, karena
proses penyakit demam berdarah ini. Kecuali kalau ibu bersedia bedrest di rumah
dan minum yang banyak. lalu besok datang lagi ke sini untuk pemeriksaan darah
ulang. Kalau trombosit ibu masih turun, besok ibu harus dirawat,” putus dokter
muda tersebut. Saya mengangguk lemah. Saya juga tidak bisa memastikan di rumah,
saya akan bisa beristirahat dengan benar. Karena sebagai ibu rumah tangga dan
sebagai penulis, agak susah meluangkan waktu untuk istirahat yang
sebenar-benarnya di rumah.
“Saya
dirawat sajalah Dok,” sahut saya. Karena sebagai seorang perawat, saya juga
pernah merawat pasien dengan demam berdarah. Apalagi dulu, sekitar sebelas
tahun yang lalu, saya juga pernah menderita penyakit yang sama. Jadi saya tidak
mau mengambil resiko mengalami penurunan trombosit akibat kurang istirahat dan
kurang cairan.
Akhirnya, saya pun diinfus. Lalu dibawa ke ruang perawatan. Dokter internis yang merawat saya, datang ke kamar rawat setelah beberapa jam kemudian. Sama seperti pesan dokter UGD, beliau juga berpesan bahwa obat untuk virus Dengue ini tidak ada. Yang ada hanya obat untuk meredakan panas dan nyeri yang melanda tubuh saya. Selebihnya saya harus memperbanyak cairan yang masuk selain cairan infus. Dan satu lagi, saya juga harus makan yang cukup dan seimbang, agar daya tahan tubuh saya meningkat. Dengan begitu, diharapkan penurunan trombosit yang memang menjadi proses dari penyakit demam berdarah, diharapkan tidak terlalu drastis.
Akhirnya, saya pun diinfus. Lalu dibawa ke ruang perawatan. Dokter internis yang merawat saya, datang ke kamar rawat setelah beberapa jam kemudian. Sama seperti pesan dokter UGD, beliau juga berpesan bahwa obat untuk virus Dengue ini tidak ada. Yang ada hanya obat untuk meredakan panas dan nyeri yang melanda tubuh saya. Selebihnya saya harus memperbanyak cairan yang masuk selain cairan infus. Dan satu lagi, saya juga harus makan yang cukup dan seimbang, agar daya tahan tubuh saya meningkat. Dengan begitu, diharapkan penurunan trombosit yang memang menjadi proses dari penyakit demam berdarah, diharapkan tidak terlalu drastis.
“Proses
penyakit demam berdarah ini dimulai sejak hari pertama samapai hari ke enam
demam ya Bu. Saat itu suhu tubuh ibu akan naik turun. Trombosit, leukosit dan
hematokrit dalam darah ibu biasanya akan turun juga dalam enam hari itu.
Insyaallah pada hari ke tujuh, mereka akan mulai naik. Jadi untuk menghindari
penurunan drastis dari semua komponen darah yang saya sebutkan tadi, saya
sarankan ibu minum yang banyak. nanti perawat akan mencatat intake dan output
ibu,” jelas sang dokter.
Saya kembali mengangguk lemah. “Padahal sebelum suhu tubuh saya naik hari sabtu kemarin, saya baik-baik saja loh Dok,” ujar saya berusaha menenangkan diri.
“Masa inkubasi penyakit ini dimulai sejak ibu digigit nyamuk demam berdarah atau aedes aigypti hingga 15 hari setelah itu. Jadi ibu nggak merasakan apa-apa dalam 15 hari itu. Nah pada hari ke 15 atau ke 16 ibu baru mulai panas,” sahut dokter.
Saya kembali mengangguk lemah. “Padahal sebelum suhu tubuh saya naik hari sabtu kemarin, saya baik-baik saja loh Dok,” ujar saya berusaha menenangkan diri.
“Masa inkubasi penyakit ini dimulai sejak ibu digigit nyamuk demam berdarah atau aedes aigypti hingga 15 hari setelah itu. Jadi ibu nggak merasakan apa-apa dalam 15 hari itu. Nah pada hari ke 15 atau ke 16 ibu baru mulai panas,” sahut dokter.
“Tapi
rumah saya sudah bebas dari genangan air dokter,”
“Mungkin
saja ibu tertular dari penderita lain. Nyamuk aedes aigypti yang menggigit ibu,
sebelumnya sudah menghisap darah pasien demam berdarah. Jadi ini bisa terjadi
di mana saja. Bisa di rumah, di sekolah, di mal, di taman bermain, atau di mana
pun ibu berada saat itu.”
Saya
mengangguk lagi. Tiba-tiba saya teringat, salah satu tetangga saya baru saja
dirawat karena penyakit ini. Mungkin saja nyamuk yang menghisap darah tetangga
saya itu yang menularkan penyakit ini pada saya.
“Ibu
nggak usah mikirin dari mana asal nyamuk itu. Sekarang ibu berpikir aja untuk
kesembuhan ibu. Minum yang banyak, istirahat yang cukup, makan yang cukup.
Semoga trombosit ibu tidak turun drastis dan cepat naik kembali,” tutup dokter
bersuara bariton itu.
“Ohya,
kalau ibu mengalami mimisan, gusi berdarah atau BAB berwarna hitam, iu segera
kasih tahu suster ya.” tambahnya.
“Baik,
makasih dok,” saya pun menutup pertanyaan saya hari itu.
Intinya penyakit demam berdarah ini tidak ada obatnya, selain meningkatkan daya tahan tubuh, istirahat yang cukup serta cairan yang cukup masuk ke dalam tubuh. Karena penyakit ini disebabkan virus. Beberapa teman menyarankan saya minum sari kurma, madu, dan jus buah. Semua saran teman-teman itu saya ikuti. Walau akhirnya saya harus bolak balik ke kamar kecil untuk buang air kecil.
Intinya penyakit demam berdarah ini tidak ada obatnya, selain meningkatkan daya tahan tubuh, istirahat yang cukup serta cairan yang cukup masuk ke dalam tubuh. Karena penyakit ini disebabkan virus. Beberapa teman menyarankan saya minum sari kurma, madu, dan jus buah. Semua saran teman-teman itu saya ikuti. Walau akhirnya saya harus bolak balik ke kamar kecil untuk buang air kecil.
Setiap
hari darah saya diambil untuk diperiksa di laboratorium. “Semoga trombosit ibu
tidak sampai di bawah 100. 000. Jika sudah di bawah 100.000 maka pemeriksaan
arah akan dinaikkan menjadi dua kali sehari,” jelas dokter di kunjungan
berikutnya. Saat itu trombosit saya masih turun di angka 104.000.
Saya
hanya bisa berdoa, agar Allah menangkat penyakit saya ini. Karena dua hari saya
dirawta, dua anak saya mengalami suhu tubuh tinggi juga. Suami saya berpikir,
mungkin karena nggak ada ibunya di rumah.
Setelah
4 hari dirawat, Alhamdulillah, trombosit saya mulai naik. Dokter mengatakan,
insyaallah trombosit yang sudah mulainaik, akan terus naik. Saya pun diizinkan
keluar dari rumah sakit. Dengan penuh syukur, saya pulang ke rumah sehari
sebelum ramadhan.
Ternyata, begitu sampai di rumah, suhu badan si kecil Hauzan masih saja belum normal. Masih naik turun meski pun sudah dikasih obat penurun panas dan vitamin oleh dokter beberapa hari lalu. Endingnya, setelah suhu badannya nggak normal di hari ke empat, saya pun memeriksakan darah Hauzan ke laboratorium sesuai saran dokter.
Ternyata, begitu sampai di rumah, suhu badan si kecil Hauzan masih saja belum normal. Masih naik turun meski pun sudah dikasih obat penurun panas dan vitamin oleh dokter beberapa hari lalu. Endingnya, setelah suhu badannya nggak normal di hari ke empat, saya pun memeriksakan darah Hauzan ke laboratorium sesuai saran dokter.
Bisa
ditebak, Hauzan juga menderita demam berdarah. Dia harus dirawat hari itu,
setelah dua hari saya berada di rumah. Awal ramadhan kami habiskan berdua saja
di rumah sakit. Suami dan dua kakak Hauzan, datang membesuk setiap sore.
Untungnya Hikmal, kakak Hauzan yang juga panas beberapa hari lalu, suhu
badannya sudah normal. jadi tidak perlu pemeriksaan darah.
Dokter yang merawat
Hauzan menambahkan, agar kami berdua meminum cairan elektrolit. Cairan itu
cukup ampuh untuk menggantikan elektrolit kami yang hilang saat virus dengue
menyerang kami. Dokter tersebut menambahkan serbuk trolit itu ke dalam resep
obat yang akan diambilkan oleh perawat.
Alhamdulillah,
Hauzan tidak perlu lama dirawat. Padahal waktu diperiksa ketika sebelum
dirawat, trombositnya sudah 80.000. Hari kedua dirawat, trombositnya sudah
mulai naik. Dan hari ke tiga, Hauzan sudah diizinkan pulang.
Semoga
Allah melindungi keluarga kami dari penyakit ini dan penyakit lainnya. Ohya,
menurut dokter yang merawat saya, virus dengue ini menyerang sendi, hati dan
lambung kita. Jadi gejala yang muncul selain suhu tubuh yang tinggi adalah,
mual-mual bahkan bisa muntah. Nyeri/ sakit di perut sebelah kiri atau kanan.
Dan nyeri/ sakit di beberapa sendi. Kalau saya yang sakit adalah sendi panggul
dan sendi jari.
Jadi,
jika sahabat atau keluarga menderita suhu badan panas tinggi dan naik turun,
ada baiknya pada hari ke empat, segera cek darah. Siapa tahu itu adalah gejala
demam berdarah. Agar sahabat semua bisa segera mendapatkan pertolongan yang
tepat terhadap penyakit ini. Waspadalah terhadap penyaki ini. Satu nyamuk saja
bisa menularkan penyakit kepada banyak orang. Semoga Allah menjaga kita dari penyakit
yang berbahaya. aamiin. [NS]
Aamiin, smeoga selalu diberikan keseharan untuk kita ya mbak
ReplyDeletesaya lebaran beberapa tahun lalu juga terkena demam berdarah dan harus dirawat. Sekarang kayaknya lagi musim lagi, ya. Semoga kita selalu diberi kesehatan. Aamiin
ReplyDelete