Pangeran Rahman
Pangeran Rahman sedang latihan berkuda di lapangan tak jauh dari istal. Dia terlihat sangat bersemangat menunggang kudanya. Beberapa hari lagi akan ada lomba pacuan kuda di sekolah kerajaan. Pangeran Rahman ingin mengambil bagian dalam lomba itu.
“Ayo, Zulfikar, kita harus bersemangat latihan, biar kita menang!” Ujar Pangeran Rahman sambil menepuk lembut punggung Zulfikar, kuda kesayangannya. Kuda itu berwarna cokelat tua. Surai dan ekornya panjang. Jika Pangeran Rahman sudah berada di atas punggungnya, Zulfikar pasti sangat senang.
Zulfikar mengerti dengan semua perintah Pangeran Rahman. Mereka sudah terlihat seperti sahabat karib. Pangeran Rahman sangat menyayangi kudanya itu. Dia selalu memberi makan dan memandikan Zulfikar setiap hari. Tak lupa dia juga meminta paman penjaga istal untuk membersihkan kuku Zulfikar jika sudah waktunya dibersihkan.
“Baiklah, Zulfikar. Latihan hari ini cukup sampai di sini. Akan kita lanjutkan besok. Aku yakin, kita akan menang pada pertandingan minggu depan,” ujar Pangeran Rahman. Dia lalu turun dari punggung Zulfikar. Mereka latihan hari itu selama dua jam.
Pangeran Rahman membawa Zulfikar kembali ke kandangnya. Sampai di kandang, dia memberi makan dan minum pada Zulfikar.
***
Hari yang dinanti pun tiba. Saat ini, Pangeran Rahman terlihat sedang menunggang Zulfikar. Mereka sudah berada dalam pacuan kuda. Pangeran Rahman dan Zulfikar tertinggal di urutan ke empat.
“Zulfikar, aku sangat ingin menang. Tapi jika kau lelah, maka sebaiknya kita tidak usah memaksakan diri,” Pangeran Rahman menepuk lembut punggung Zulfikar. Hari ini memang untuk pertama kalinya Zulfikar mengikuti pacuan kuda.
Pangeran Rahman melihat lawannya yang lain cukup tangguh. Kuda mereka lebih besar dari Zulfikar. Walau di awal dia sangat ingin menang. Tapi Pangeran Rahman tak ingin Zulfikar terluka. Karena dia melihat ada dua kuda yang ukuran tubuhnya sama dengan Zulfikar, tiba-tiba jatuh. Mungkin karena memaksakan diri berlari kencang.
Makanya dia menenangkan Zulfikar seperti tadi. Pangeran Rahman tak ingin melihat Zulfikar jatuh. Mungkin kesempatan menang akan mereka raih lain waktu.
Zulfikar mengerti dengang pikiran Pangeran Rahman. Tapi dia juga ingin memenangkan pertandingan itu. Dia tahu dengan kemampuannya. Zulfikar pun memacu larinya.
“Hap!” Pangeran Rahman dan Zulfikar berhasil mendahului dua kuda di depan mereka. Selanjutnya semangat Zulfikar makin bertambah. Hingga akhirnya dia berhasil mencapai garis finis lebih dulu.
“Alhamdulillah! Terima kasih Zulfikar. Kau adalah kuda paling hebat yang kumiliki!” Pangeran Rahman memeluk Zulfikar dan menciumnya berkali-kali. Dia senang akhirnya keinginannya tercapai.
***
Arti dan Dalil
Pangeran Rahman dinamakan oleh orangtuanya dengan Abdurrahman. Artinya hamba dari Yang Maha Pengasih, yaitu Allah. Allah memiliki nama lain, yaitu Ar-Rahman. Artinya Maha Pengasih. Allah-lah yang memberikan kasih dan sayangnya kepada semua makhluk di langit dan bumi. Allah SWT memberikan semua kasih sayang beliau kepada semua makhluk tanpa terkecuali.
Kita bisa mencontoh nama Allah ini dengan mengasihi semua makhluk termasuk binatang dan tumbuhan. Seperti yang dilakukan Pangeran Rahman yang sangat sayang kepada Zulfikar, kudanya.
Dalil dari nama Ar-Rahman bisa kita temukan dalam Al Quran.
1. Surah Al Fatihah ayat 1: Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
2. Surah Al Fatihah ayat 3: Yang Maha Pengasih lag Maha Penyayang.
3. Surah Ar Rahman ayat 1: Yang Maha Pengasih
4. Surah Yasin, ayat 52 : (Pada ketika itu)
0 comments:
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung. ^_^