Thursday, January 28, 2021

Hikmah Dibalik Musibah Covid19


 

            Hari ini 6 Mai 2020. Sudah satu setengah bulan kami berada di rumah tanpa keluar rumah sama sekali. Hanya sampai halaman rumah dan itu juga untuk mendapatkan cahaya matahari pagi. Bapak Syifa masih bekerja selang sehari. Dia juga yang membeli semua keperluan rumah. Mulai dari sayur, lauk pauk hingga minyak goreng dan sabun mandi.

            Sejauh ini saya hanya ingin mengambil hikmah yang Allah berikan atas musibah ini. Karena saya meyakini bahwa Allah mengizinkan sesuatu itu terjadi lengkap dengan hikmahnya. Bisa jadi wabah ini hal yang kita benci, tapi ini yang terbaik untuk kita saat ini. Beberapa hikmah itu antara lain, Hikmal yang menjadi imam shalat bagi kami sekeluarga. 

            Saya biasanya shalat di rumah sendiri. Suami dan Hauzan shalat ke masjid ketika subuh, maghrib dan isya. Ketika wabah ini, Hikmal dan Syifa jadi kembali ke Bekasi. Sehingga kami bisa melaksanakan shalat subuh, maghrib dan isya berjamaah di rumah. Apalagi saat Ramadhan ini, Hikmal juga menjadi imam untuk shalat tarawih. Alhamdulillah..

            Hikmahnya, Hikmal bisa terus murajaah hapalan al qurannya, dan kami bisa menjalankan shalat berjamaah setiap hari. 

            Hikmah lain, kami jadi lebih rajin bersih-bersih. Anak-anak jadi lebih banyak membantu mengerjakan pekerjaan rumah. seperti menyapu, mengepel, mencuci pakaian, mencuci piring, dan menyikat kamar mandi. 

            Suami juga jadi lebih kreatif membuat keran air di dekat pintu pagar untuk mencuci tangan menggunakan sabun setiap kita masuk ke rumah. biasanya kami mencuci tangan menggunakan sabun hanya ketika akan makan atau ketika tangan benar-benar kotor. Tapi sekarang, setiap memegang sesuatu setelah dari luar rumah, maka kami segera mencuci tangan. Setiap belanja sayur, saya mencucinya pakai sabun pencuci piring. Biasanya hanya dengan air mengalir saja.

            Semoga hal ini bukan lebay ya. Hanya sebagai ikhtiar untuk mencegah penularan covid19 ini.

            Selain itu, suami jadi belajar membuat masker. Beliau memang suka menjahit, kami punya mesin jahit di rumah. Tapi sejak tiga pekan ini, suami jadi rajin membuat masker kain. Beliau melihat contoh pembuatan masker di yutub. Dari model segi empat hingga model masker yang oval seperti yang digunakan pengendara sepeda motor.

            Alhamdulillah sudah beberapa puluh lembar masker buatannya yang bisa kami gunakan untuk keluar rumah ketika mengambil manfaat sinar mentari pagi. Masih banyak hikmah lainnya yang insyaallah nanti akan saya lanjutkan menulisnya. Semoga dengan selalu berbaik sangka pada ketentuan Allah ini, kita makin dicintai dan mencintai Allah SWT. Aamiin…

 

 catatan : Postingan ini harusnya diposting Ramadhan th lalu. Maaf baru diposting karena lupa. ^_^ 


0 comments:

Post a Comment

Terima kasih sudah berkunjung. ^_^