Sunday, January 31, 2021

Selamat Jalan Sahabat


            “Innalillahi wainna ilaihi rajiun…” ucap Bunda Nay lirih. Badannya langsung lemas mendengar berita dari Bu Nur via telepon. Bu Nur mengabarkan bahwa sahabat mereka Bu Di baru saja wafat. Bunda Nay sangat terkejut mendengar berita itu. Mereka satu pengajian. Tadi pagi sahabatnya itu minta doa agar Allah mudahkan proses melahirkan puteranya yang ke empat. 

            “Ada apa Bun?” tanya Nanda ketika melihat Bunda Nay menahan tangis sambil memegang HPnya.

            “Teman Bunda wafat, sayang,” ucapnya lirih. Bunda Nay segera beristighfar dan menarik napas dalam berkali-kali. Setiap mendengar berita kematian, selalu membuat badannya menjadi lemas. Bukan hanya berita kematian, tapi berita orang sakit pun demikian. Seolah dia merasa dia yang sakit. 

            “Astaghfirullah al azhim wa atubu ilaih…” ucap Bunda Nay berulang kali sambil menarik napasnya. Karena ingin mengetahui lebih jauh tentang sahabatnya itu, Bunda Nay bergegas membaca chat di grup WA pengajian mereka. Chating ibu-ibu teman pengajiannya dan ustadzah tidak ada yang menjelaskan kronologi wafatnya sang sahabat.

            Ada yang mengatakan karena perdarahan saat melahirkan. Tapi kabar pasti belum sampai ke mereka. Membuat Bunda Nay tak yakin kalau sahabatnya itu sudah pergi. 

            “Minta tolong dipastikan dulu ke RT ibu ya bu,” demikian chat Bunda Nay ke temannya yang memberi informasi. Dia masih berharap kabar itu tidak benar. Sore itu hujan mulai turun. Januari memang musim hujan. Tapi sore ini terasa sangat kelabu. Bunda Nay terkenang kembali bahwa tadi pagi sebelum meminta doa agar mudah melahirkan itu, sang sahabat sudah menulis laproran kholas satu juz untuk hari sebelumnya. 

            Karena Bunda Nay yang mencatat laporan one day one juz di grup pengajiannya. Laporan itu direkap setiap hari Sabtu. Dan sahabatnya itu sudah melaporkan bahwa pekan lalu dia sudah berhasil membaca 7 juz selama sepekan. Alhamdulillah semenjak dia hamil dia tak pernah absen membaca al quran satu juz setiap hari. 

            “Ya Allah Bu Di, sungguh Allah menyayangimu. Aku yakin engkau syahid karena wafat saat melahirkan puteramu,” gumam Bunda Nay sambil menyeka air matanya. Dia tak bisa membendung lagi air matanya yang mengalir menganak sungai. 

            Nanda menyodorkan tisu ke Bundanya. Bunda Nay mengambil tisu dan menyeka air matanya yang terus saja mengalir. 

            “Allah… tempatkan sahabatku di tempat terbaik di sisiMu. Terimalah semua ibadahnya, ampuni dosanya dan lapangkan kuburnya. Jadikan Al Quran sebagai penerang kuburnya dan sebagai syafaat kelak dia di yaumil akhir. Hamba bersaksi bahwa sahabatku itu adalah orang yang sangat mencintai Al Quran.” Demikian doa Bunda Nay setelah beberapa waktu kemudian.

            Hujan makin deras mengguyur perumahan  Bidara Mas. Beberapa waktu kemudian Bunda Nay mendapat kabar pasti bahwa sahabatnya itu melahirkan putera yang sehat seberat 4000 gr. Setelah itu terjadi perdarahan. Bidan yang membantu melahirkan merujuk ke RS terdekat, tapi RS tidak ada yang bisa menerima kondisi sahabatnya karena dua RS yang mereka kunjungi penuh dengan pasien covid.

            Sahabatnya kehabisan darah di RS yang terakhir menerimanya. Sesungguhnya semua ini milik Allah dan akan kembali kepada Allah. Allahu yarham untukmu sahabat, batin Bunda Nay. 

                                                

0 comments:

Post a Comment

Terima kasih sudah berkunjung. ^_^