Tuesday, January 5, 2021

Putri Muqaddima (Pangeran dan Putri Asmaul Husna)

Putri Muqaddima

            Hari ini, pangeran Syahid, adik Putri Muqaddima terkena demam. Bunda Ratu sudah memberikan ramuan pereda demam untuk sang adik. Sayangnya pangeran Syahid masih demam. Raja sudah memerintahkan pengawal untuk memanggil tabib untuk datang ke istana. Tapi tabib hanya memberikan resep ramuan obat. Karena dia tidak bisa meninggalkan istrinya yang sedang sakit.

            Putri Muqaddima kesal melihat hal ini. “Masa Tabib Jamal tidak mau ke istana? Istrinya kan sudah beberapa hari lalu sakit. Pasti saat ini istinya sudah hampir sembuh. Kasihan kan pangeran Syahid, masih demam,” omelnya.

            “Sabar, sayang. Mungkin Tabib Jamal memang tidak bisa meninggalkan istrinya,” Bunda Ratu menenangkan Putri Muqaddima.

            “Aku ingin melihat keadaan istri Tabib Jamal dulu ya, Bunda. Biar aku tahu kalau istri beliau memang tidak bisa ditinggalkan,” putus Putri Muqaddima. Bunda Ratu tak bisa menahan keinginan putrinya itu. Putri Muqaddima pun mengeluarkan kudanya dari kandang. Dia berangkat ditemani seorang pengawal istana.

            Putri Muqaddima memacu kudanya di jalan menuju rumah Tabib Jamal. Dia harus bergegas menemui tabib itu.Beberapa menit kemudian Putri Muqaddima sudah sampai di depan rumah Tabib Jamal. Putri Muqaddima mengikat tali kudanya ke tempat yang sudah disediakan di setiap rumah penduduk. Dia lalu mengetuk pintu rumah Tabib Jamal sambil mengucapkan salam.

            Terdengar jawabab salam dari Tabib Jamal. Tak lama kemudian, Putri Muqaddima melihat Tabib Jamal membuka pintu untuknya. Wajah Tabib Jamal terlihat pucat. Sepertinya sudah beberapa hari dia tidak istirahat.

            Putri Muqaddima sangat kasihan melihatnya. Tabib Jamal mempersilakan sang putri masuk ke rumahnya. Begitu Putri Muqaddima masuk, dia melihat istri Tabib Jamal terbaring lemah di tempat tidurnya.

            “Maaf tuan putri, saya tidak bisa segera ke istana. Istri saya tidak ada yang merawat. Anak saya masih belum datang. Dia bekerja di kerajaan tetangga,” ucap Tabib Jamal pelan.

            “Saya yang harusnya minta maaf, paman Tabib. Saya pikir istri paman tidak separah ini. Kalau begitu, saya akan membantu merawat bibi. Paman Tabib istirahat dulu ya. Saya khawatir, nanti paman jadi sakit juga.”

            “Terima kasih tuan putri,” Tabib Jamal tak menolak saran putri Muqaddima. Sebelum dia istirahat, dia memberikan resep ramuan tambahan untuk mengobati pangeran syahid kepada pengawal. 

            Putri Muqaddima meminta pengawal kembali lebih dulu ke istana. Karena dia akan membantu merawat istri Tabib Jamal.

                                                                                    ***

Arti 

Al Muqaddim artinya Allah memiliki sifat Maha Mendahulukan. Kita bisa mengamalkan sifat Allah ini dengan cara mendahulukan kepentingan orang lain disbanding kepentingan kita sendiri.


0 comments:

Post a Comment

Terima kasih sudah berkunjung. ^_^