Suara Mang Karjo tukang sayur keliling terdengar memanggil ibu-ibu di blok A Perumahan Bidara Mas. Nanda sedang main game saat itu. Tiba-tiba dia ingat kalau tadi Bunda berpesan tolong panggil Bunda jika Mang Karjo lewat.
“Bunda… Mang Karjo udah datang tuh!” teriak Nanda dari ruang keluarga. Dia masih asyik dengan gadgetnya. Ditunggunya suara Bunda menjawab seruannya. Ternyata Bunda belum menjawab. Nanda pun bangkit dari sofa dan berjalan ke kamar. Dia melihat Bunda sedang shalat Dhuha.
Nanda menunggu Bunda selesai shalat sambil main game Among Us di tab-nya. “Mang Karjo sudah datang tuh Bun,” ujarnya ketika melihat Bunda sudah selesai berdoa.
“Oke, makasih ya, Nak,” Bunda bergegas melipat mukenanya. Selanjutnya beliau mengenakan jilbab marun dan berjalan keluar rumah. Tak lupa Bunda mengenakan masker kain berwarna marun juga. Masker itu diambil Bunda dalam kotak khusus tempat masker bersih siap pakai. Kotak tersebut terletak di atas meja ruang tamu. Sengaja beliau meletakkan di sana untuk memudahkan anggota keluarga mengambil masker jika ingin keluar rumah.
“Bismillahi la yadhurru maasmihi syaiun fil ardhi walaa fissamaai. Wahuas saamiiul aliim.” Tambahan doa Bunda setelah membaca doa keluar rumah. Doa tambahan ini memang baru dibaca Bunda Nay setiap hendak keluar rumah sejak pandemi mewabah di Bekasi, kota mereka.
Bunda Nay berjalan santai ke arah motor sayur Mang Karjo. Seperti biasa, Mang Karjo memarkir motornya di depan rumah Bude Mini. Menurut Mang Karjo, di sana lebih adem. Karena di depan rumah Bude Mini ada pohon mangga yang cukup rimbun.
Bunda Nay melihat sudah ada tiga orang tetangganya di sana. Dua menit berjalan, Bunda Nay sampai di sana. Beliau menyapa tetangganya dengan salam.
“Wah Bunda Nay rajin banget, masih pakai masker aja keluar rumah,” sapa Bu Dora, salah satu tetangga Bunda Nay.
“Oh ini, kayaknya sudah jadi kebiasaan saya Bu Dora. Bu Dora mana maskernya?” goda Bunda Nay. Karena hanya dia yang mengenakan masker. Ibu-ibu lain tidak mengenakan masker. Sedangkan Mang Karjo hanya meletakkan maskernya di dagu.
“Nggak perlulah Bunda Nay. Kita kan di sini aman-aman aja. Insyaallah nggak ada yang kena corona,” jawab Bu Dora sambil memilih sayuran yang akan dibelinya.
“Aamiin…” ucap Bunda Nay tulus. Beliau berharap agar Allah melindungi warga kompleknya dan seluruh masyarakat lain agar terhindar dari corona.
“Lagian kita sudah capek-capek makai masker, cuci tangan, jaga jarak, eee malah orang-orang masih santai aja. Bahkan yang paling parah saya dengan berita ada perawat yang melakukan perbuatan asusila dengan pasien covid19 di Wisma Atlet. Bagaimana Allah mau mengusir virus ini, orangnya banyak yang berbuat maksiat begitu,” celetuk Bude Mini, tetangga Bunda Nay yang lain.
“Astaghfirullah…” serentak suara Ibu-ibu yang sedang berbelanja beristighfar. Bunda Nay sebenarnya juga sudah membaca berita itu dari media online. Sungguh hatinya hancur membaca berita tersebut. Ditambah lagi berita-berita sebelumnya yang tak kalah membuat terkejut.
“Kita hanya bisa berdoa dan berusaha agar keluarga kita terhindar dari hal seperti itu ya Bude. Ayo sama-sama kita bertobat agar Allah menjaga negara kita dari kehancuran moral. Kita awali dari keluarga kita dulu, jika setiap keluarga berdoa dan bertobat pada Allah, insyaallah akan Allah ijabah doanya ibu-ibu,” ucap Bunda Nay.
“Hanya itu senjata terakhir kita Bunda Nay. Hanya bersabar, shalat dan berdoa,” tambah Bu Dora.
“Sama memperbanyak sedekah ibu-ibu. Nih mumpung pada ngumpul di sini, sekalian saya mau ngasih tahu ya ibu-ibu. Insyaallah nanti di masjid kita, akan diselenggarakan Jumat Berbagi. Nah targetnya nanti akan kita bagikan sembako untuk warga RW kita dan RW tetangga yang terdampak covid ini Bu. Barangkali Ibu-ibu semua mau ikut bersedekah, meringankan beban mereka.” Bude Mini menyerahkan proposal yang dibawanya kepada Ibu-ibu yang sedang berbelanja sayur di Mang Karjo.
“Huuu… bisa aja Bude Mini ini!” seru Bu Husna sambil menepuk lembut pundak Bude Mini diiringi tawa ibu-ibu yang sedang berbelanja sayur.
“Sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui namanya ini Bu,” jawab Bude Mini kalem. “Biar gak sering-sering keluar rumah, ya kan Bunda Nay?”
Bunda Nay tersenyum sambil menggangguk. Walau senyumnya tidak terlihat, tapi matanya yang menyipit saat tersenyum seolah sudah memberitahu ibu-ibu komplek kalau dia setuju dengan pendapat Bude Mini.
“Ayo Ibu-ibu, insyaallah sedekah juga bisa menolak musibah yang akan menimpa kita,” ajak Bunda Nay. Bunda Nay mengeluarkan uangnya dari dompet dan memberikannya pada Bude Mini. Mang Karjo ikut juga bersedekah diikuti ibu-ibu lain yang sedang berbelanja.
“Semoga sedekah saya yang tak seberapa ini bisa menghindari saya dari musibah corona dan musibah lainnya ya Bude,” ujar Mang Karjo sambil menyerahkan uangnya ke Bude Mini. Ibu-ibu lainnya serentak mengaminkan. Allahumma aamiin ya Allah… [NS]
0 comments:
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung. ^_^