Monday, January 27, 2020

Proses Kreatif Naskah Seri Tokoh Penakluk

                                            

            Pertengahan tahun 2017 lalu, saya menerima email dari Mas Haryadi. Seperti biasa, setiap saya menerima email dari Mas Hary mau pun editor Tiga Ananda lainnya, pasti saya deg-degan. Karena jika saya menerima email dari editor kesayangan ini, biasanya ada dua kemungkinannya. 
            Pertama naskah yang saya tulis diterima dan yang kedua naskah yang saya tulis ditolak. Nah jadi di mindset saya, semua email dari beliau ini pasti berisi dua hal tersebut. Bersyukur kabar yang saya baca waktu itu adalah penawaran menulis sebuah naskah yang konsepnya sudah dibuat Mas Hary. 

            Deg-degan saya langsung hilang berganti dengan senyum lebar di wajah saya. Saya langsung membalas email Mas Hary. Saya mengatakan bahwa saya akan segera mempelajari konsep naskah dari beliau dan segera ‘mengeksekusi’ sebuah contoh naskah. 
            Saya pun bersemangat membaca konsep naskah dari Mas Hary. Seri Panglima Muslim Penakluk Negeri. Bersyukur di rumah saya sudah memilik buku referensi beberapa tokoh yang ada di dalam konsep naskah tersebut. Saya segera membaca buku referensi yang saya punya. Selain itu saya compare juga dengan cerita yang ada di google
            Hari berikutnya saya beli beberapa buku referensi lain guna melengkapi bahan referensi saya. Selanjutnya saya mulai mempelajari kisah salah satu tokoh. Saya baca kisah mereka dengan seksama. Saya catat poin yang akan saya tulis. Karena kelak buku ini berupa buku bergambar, jadi saya harus membuat sebuah cerita yang penuh makna tapi minim tulisan.
            Setelah saya selesai dengan catatan dan pemahaman saya mengenai salah satu tokoh, kalo nggak salah waktu itu tokoh yang pertama saya tulis adalah Qutaibah Bin Muslim, saya lanjutkan menuangkannya ke dalam tulisan. Alhamdulillah sekitar satu jam kemudian sebuah cerita tentang Qutaibah selesai, berikut dengan saran ilustrasi yang nanti dibutuhkan.
            Saya lega. Saya simpan file Qutaibah selama satu hari. Selanjutnya saya kembali membaca buku referensi tentang tokoh lain. Seperti Sultan Muhammad Al Fatih, Shalahuddin Al Ayyubi dan Thariq bin Ziyad. 
            Keesokan harinya saya lihat kembali file yang saya tulis kemarin. Saya baca lagi dengan teliti. Saya rapikan beberapa kalimat yang panjang. Saya rapikan juga EYD nya sesuai kemampuan saya. Alhamdulillah… satu naskah beres. Saya endapkan lagi semalam. Insyaallah besok akan saya kirim ke Mas Hary.
            Keesokannya saya kirim naskah tersebut ke Mas Hary setelah sebelumnya membaca kembali isi naskah. Beberapa hari kemudian Mas Hary sudah setuju dengan contoh naskah yang saya tulis. Alhamdulillah… Saya pun dipersilakan menulis naskah tokoh yang lainnya. Saya sangat lega membaca email balasan dari Mas Hary.
            Saya pun melanjutkan menulis cerita beberapa tokoh lain. Karena buku referensi yang saya punya sudah mencukupi, jadi Alhamdulillah proses menulisnya pun tidak begitu lama. Sama seperti contoh naskah, saya endapkan beberapa hari di file. Kemudian self editing semampu saya. Dan semua naskah yang sudah selesai, saya kirim ke Mas Hary.
            Beberapa waktu kemudian saya mendapat email dari Mas Hary. Ada dua orang tokoh yang ceritanya perlu saya revisi sedikit. Karena terlalu detil menggambarkan tentang peperangan dan satunya kurang detil tentang kisah setelah menaklukkan sebuah negeri.
            Tentu saja saya bersedia merevisinya. Saya bergegas merevisi sesuai saran Mas Hary. Alhamdulillah selesai sudah tugas saya menulis naskah calon buku saya selanjutnya. Tak sabar rasanya menunggu naskah ini disandingkan dengan ilustrasi dari illustrator keren.
            Proses ilustrasi memang lama, tapi tak masalah. Saya pasti akan sabar menunggu sampai saatnya tiba. Setahun kemudian baru ilustrasi selesai. Tepatnya sekitar bulan September/Oktober 2018. Saya terharu melihat ilustrasi yang keren dari calon buku saya. 
Terima kasih Mas Hary dan Mas Ilustrator. Buku ini jadi keren setelah ditambahkan ilustrasi yang indah. 
            Mas Hary meminta saya memperhatikan ilustrasi. Ada salah satu ilustrasi yang terpaksa saya minta revisi. Sebenarnya tak ada masalah dengan ilustrasi itu. Karena sudah sesuai dengan saran yang saya berikan. Tapi ketika memperhatikan kembali ilustrasi salah satu pemuka agama yang ada di gambar, membuat saya berpikir kembali. 
            Saya khawatir nanti ilustrasi itu akan menjadi bumerang bagi saya dan penerbit Tiga Ananda. Akhirnya saya minta pendapat Mas Hary. Bersyukur Mas Hary ternyata setuju dengan saya. Alhamdulillah satu ilustrasi pemuka agama tersebut bisa direvisi. Sedangkan untuk ilustrasi lainnya, sudah keren dan ‘aman’.
            Selanjutnya proses akhir sebelum naik cetak. Saya kembali memperhatikan setiap isi cerita dan ilustrasi. Berharap tak ada kalimat dan gambar yang berpotensi menimbulkan berbagai pertanyaan nantinya. Setelah itu Mas Hary dan saya agak bingung menetapkan judul seri cerita ini. Karena setelah kami perhatikan lagi di google, ternyata cukup banyak judul yang ternyata mirip bahkan sama persis dengan yang kami siapkan. Saya sarankan Mas Hary minta pendapat ke tim marketing. Karena pada akhirnya penjudulan ini juga berdampak pada pemasaran buku. 
            Alhamdulillah Mas Hary, tim editor dan tim marketing sepakat dengan judul seri yaitu Panglima Muslim Penakluk Negeri. Rasa lega mengalir di pikiran saya. Saya berdoa kepada Allah, semoga para pembaca buku ini, bisa mendapat manfaat dari kisah para tokoh islam tersebut. Merekalah yang layak kita jadikan idola setelah Rasulullah dan para sahabat. Semangat dan kepemimpinan mereka patut kita tiru. Semoga semua ananda serta semua keluarga yang membaca buku ini bisa menjadi keluarga yang shalih karena meneladani akhlak, kepemimpinan dan semangat dari semua tokoh dalam cerita ini. Aamiin. 
                                                            ***

0 comments:

Post a Comment

Terima kasih sudah berkunjung. ^_^