Tuesday, January 28, 2020

Jangan Merasa Paling Menderita

           Jika kita merasa paling menderita, maka coba simak kisah yang terjadi pada tetangga saya berikut ini. Kami memanggilnya Mama Ya. Beberapa tahun lalu suami beliau meninggal dunia. Beliau berusaha menghidupi 5 anak beliau dengan menjadi coach senam di berbagai klub fitnes tak jauh dari rumah kami. Bersyukur anak anak beliau adalah anak anak mandiri.
           Anak pertama perempuan, sudah bisa membantu ibunya beberes rumah dan memasak. Demikian juga anak kedua dan ke tiga. sedangkan anak ke empat dan ke lima yang masih sangat membutuhkan perhatian ibunya. Karena mereka masih balita dan SD awal. 

          Mungkin bagi kami tetangganya, keadaan keluarga mereka terlihat normal normal saja. Sehingga kami tidak begitu memperhatikan apa yang terjadi pada keluarga mereka. Hingga akhir Ramadhan dua tahun lalu, kami tetangganya dikejutkan dengan kabar hilangnya putri bungsu mereka. 
       Gadis kecil yang cantik bernama Rin itu lepas dari pengawasan ibunya. Kejadian tersebut terjadi di masjid istiqlal. Saat itu mama Ya, Rin serta saudara mama ya baru selesai shalat maghrib. Karena di luar hujan, mereka memutuskan untuk menunggu hujan reda sebelum kembali ke Bekasi. Hingga shalat isya, hujan tak kunjung reda. 
        Saudara mama Ya dan anaknya memutuskan kembali ke rumah mereka lebih dulu. Tapi mama Ya berpikir untk menunggu hujan reda bersama putrinya. Karena jika dia memaksa kembali ke Bekasi kuatir kehujanan dan agak susah menunggu bis. Jika naik taksi, Mama Ya, tak mempunyai cukup uang untuk membayar ongkosnya. 
        Karena sudah semakin larut, Rin sang putri pun mengantuk. Akhirnya Mama Ya tiduran di dalam Masjid Istiqlal bersama beberapa jamaah lain yang sedang melakukan ibadah di sana. Mereka pun ketiduran hingga jam dua dini hari. Saat bangun, Mama Ya tidak melihat Rin di sampingnya. Dia pun mencari anaknya di dalam masjid hingga keluar masjid.
          Dia bertanya ke semua orang yang ditemuinya, tapi tak satu pun yang melihat putrinya. Tak terkira takut dan khawatirnya Mama Ya karena anaknya belum ketemu. Setelah lelah mencari, dia memutuskan bertanya pada pengurus masjid. Pengurus masjid pun tak tahu tentang keberadaan Rin. Tapi pengurus Masjid mengumumkan tentang ciri-ciri Rin agar semua jamaah bisa menemukannya.
        Sayangnya meski sudah diumumkan, tak ada orang yang melihat Rin. Mama Ya menangis dan makin bingung. Dia khawatir terhadap Rin yang masih SD kelas 1. Dia juga khawatir terhadap anak-anaknya yang di rumah tanpa orang dewasa. setelah lelah mencari, dia memutuskan kembali ke rumah dulu. dia menitipkan pesan dan nomor HP kepada pengurus Masjid Istiqlal. 
        Setiap hari Mama Ya mencari anaknya, tapi Rin seolah lenyap tak berkabar. Para tetangga juga membantu mencari dan melaporkan kehilangan anak. Tapi beberapa hari, tak ada kabar dari Rin. Mama Ya sudah pasrah. Dia yakin Allah akan menyelamatkan anaknya. Dia menyerahkan semua urusannya pada Allah.
        Beberapa bulan kemudian kabar tentang Rin sampai ke mama Ya. Guru sekolah Rin menelepon mama Ya dan mengabarkan kalau ada seseorang yang ingin mengantar Rin ke rumah mereka. Walau tak percaya, Mama Ya mendatangi sekolah Rin untuk melihat orang yang akan mengantar anaknya.
         Alhamdulillah Rin pun bertemu dengan Mama Ya. Mama Ya bersyukur pada Allah. Dia menangis dan memeluk putrinya seolah tak mau terpisah lagi. Dia mendengar cerita Rin yang terpisah darinya. Rin mengatakan, dia tetap berada di dekat mamanya. Dia selalu mengikuti mamanya. Dia juga tahu mamanya mencarinya. 
       Tapi dia bingung, kenapa mamanya tidak melihatnya. Karena kesal, dia pun duduk di pelataran masjid, hingga seseorang mengajaknya ikut bersamanya. Rin mengikuti orang itu hingga ke Lampung. Karena Rin pikir mamanya sudah tidak sayang dia lagi. Orang itu memperlakukannya dengan baik.
       Hingga suatu hari Rin kangen ingin sekolah. Dia mengatakan kepada orang yang membawanya untuk berangkat sekolah. Orang tersebut menanyakan dia sekolah di mana. Rin mengatakan di SD Negeri di Bekasi. Orang itu pun mencari alamat sekolah Rin. Itulah kisah pertemuan kembali Mama Ya dan anaknya.
     Jadi, selama kita yakin akan pertolongan Allah, maka Allah akan menolong kita. Ini juga menjadi pengingat bagi saya, betapa keimanan pada Allah adalah hal yang paling utama kita tanamkan di hati dan pikiran kita. Aqidah adalah kunci dari semua persoalan yang kita hadapi. Kuatkan aqidah kita pada Allah. Hanya Allah Pelindung, Penjaga dan Yang Maha Semuanya. Hanya padaNya kita berserah diri. 

0 comments:

Post a Comment

Terima kasih sudah berkunjung. ^_^