Setiap naskah yang saya
tulis pasti punya kisah tersendiri ketika sedang menulisnya. Termasuk naskah
Princess Juara ini. Awalnya Mbak Yenni memberi tantangan pada saya untuk
menulis cerita bertema olahraga. Tapi semua karakternya adalah para princess.
Wah! Menarik juga nih!
Saya belum pernah membuat cerita dengan karakter princess. Tapi saya pernah
menulis biografi dua orang atlet nasional. Jadi saya pikir naskah ini pasti
akan sangat menarik jika saya kerjakan.
Hanya satu syarat dari
Mbak Yenni, naskah ini nanti harus disertai tip dari atlet nasional sesuai
dengan tema olahraga masing-masing cerpen.
Tanpa berpikir panjang, saya pun langsung menyetujui tantangan yang
diberikan Mbak Yenni. Tugas saya selain menulis cerpen dan mencari ide adalah
menghubungi para atlet tersebut. Saya punya kontak dua atlet, jadi saya rasa
insyaallah saya tidak akan menemui kesulitan untuk menghubungi tujuh atlet
lainnya.
Beruntung Mbak Yenni
sudah memberikan tema olah raga yang harus saya tulis. Jadi ada sembilan
olahraga yang harus saya buat ceritanya. Ada Bisbol, catur, wushu, taekwonda,
renang, lari, berkuda, badminton dan memanah. Saya masih punya kontak atlet
bisbol dan catur. Jadi saya akan mencari alamat atau kontak atlet lainnya di
google.
Sambil menulis cerpen,
saya pun mulai mencari kontak atlet yang saya butuhkan. Ternyata menghubungi
dan mencari kontak atlet itu tak semudah membalik telapak tangan. Saya mencari
di web resmi KONI dan hanya satu saja yang berhasil saya dapatkan nomor
kontaknya.
Walau KONI punya alamat
dan telepon masing-masing olahraga tersebut, tapi sayangnya nomor telepon yang
ada di web KONI itu banyak yang sudah tidak aktif. Hanya satu yang masih aktif
yaitu klub olahraga atletik. Saya bersyukur menejer dari atlet lari Trianingsih
bersedia memberikan nomor telepon Tria.
Segera saya hubungi
Trianingsih sambil berdoa dalam hati agar dia bersedia menjawab telepon saya.
Alhamdulillah doa saya dikabulkan Allah. Tria bersedia memberikan tip untuk
menjadi pelari andal dalam buku saya nanti. Tak terkira senangnya hati saya.
Saya pun bergegas
menyelesaikan cerpen bertema olahraga lari. Lalu mengirimkan naskah itu kepada
Tria. Satu tip sudah saya dapatkan beberapa hari kemudian. Saya makin
bersemangat menghubungi atlet lain. Karena saya tidak menemukan nomor kontak
mereka, saya memutuskan mencari mereka di medsos. Mulai dari FB, Twitter, Path,
IG, hingga Ask.fm. Tentunya nggak begitu saja saya mencari mereka di sana. Saya
kudu punya akun itu juga sebelum bertanya lebih lanjut pada mereka. Beruntung
saya sudah punya FB, twitter dan IG. Saya lalu membuat akun Path dan Ask.fm
hanya untuk menghubungi atlet tersebut.
Beberapa atlet yang
saya temukan di akun medsos ada yang langsung bersedia memberikan tip pada
saya. Seperti Ika atlet panah dan Juwita Niza Wasni atlet wushu. Saya agak
kesulitan mencari atlet renang, taekwondo dan badminton. Lebih dari 3 atlet
pada masing-masing olahraga itu saya hubungi, tapi tak satupun dari mereka yang
menjawab pesan saya di inbox.
Saya pun mencari atlet
lain dengan cabang olahraga yang sama sambil terus berdoa. Alhamdulillah doa
saya dikabulkan. Anggia dari badminton bersedia memberikan tip mereka untuk
dipajang di naskah saya. Rasanya beban untuk mencari atlet sudah mulai
berkurang.
Saya pun melanjutkan
pencarian atlet lain. Saya mencari alamat web Mbak Larasati Gading atlet
berkuda. Saya lihat ada alamat email beliau di web tersebut. Saya coba
menghubungi beliau lewat email. Syukurlah beliau mau membalas setelah beberapa
hari saya mengirim email. Beliau juga bersedia memberikan tip menjadi atlet
berkuda dalam buku saya nanti.
Saya makin semangat
menyelesaikan cerpen dan mencari atlet yang masih belum saya dapatkan tipnya.
Cerpen-cerpen tersebut sudah lebih dulu selesai sebelum saya berhasil menemukan
keseluruhan atlet. Karena saya sudah punya dua kontak atlet bisbol dan catur,
Alhamdulillah mereka bersedia memberikan tip di buku saya. Pruistin Aisha untuk
bisbol dan Nyimas Shieta untuk catur.
Satu atlet yang paling
susah dihubungi adalah atlet taekwondo. Tak ada dari mereka yang bersedia
menjawab email saya. Saya pun mencari alternativ lain. Hingga saya menemukan Bu
Stella yang merupakan coach sebuah club taekwondo. Di twitter beliau, saya
lihat beliau mengantarkan atlet nasional taekwondo, untuk memperoleh kemenangan
dalam berbagai pertandingan. Saya bersyukur Bu Stella bersedia memberikan
tipnya untuk buku saya.
Keseruan mencari dan menghubungi
para atlet tersebut terjadi selama lebih dari delapan bulan! Karena saya
menunggu jawaban atlet itu dulu sebelum memutuskan untuk menghubungi atlet lain
bidang olah raga yang sama. Kuatir jika dia setuju, saya yang bingung mau
memakai tip dari siapa. Kuatir juga kalau dia malah kecewa pada saya jika
tip-nya tidak saya pakai. Jadi jika setelah dua minggu atlet tersebut belum
membalas email atau inbox saya, maka saya anggap dia nggak bersedia membantu
saya. Baru saya cari atlet lain untuk menggantikannya.
Ada satu hal yang
membuat saya hampir menangis menunggu jawabannya. Yaitu atlet renang. Sudah dua
atlet saya hubungi, ternyata mereka nggak menjawab email saya. Lalu saya pindah
ke atlet yang ke tiga. Beliau menjawab inbox saya dan menyatakan bersedia
memberi tip. Tapi tip yang saya tunggu tidak dikirim juga. Beberapa kali saya
tagih tapi alasannya dia sibuk.
Saya masih terus
menunggu. Hingga sebulan lebih masih belum ada kabar. Saya putuskan mengganti
atlet lain. Ketika saya sudah mencari atlet renang lain, ternyata atlet yang
tadi bersedia memberi tip menjawab inbox saya dan mengatakan bahwa dia akan
mengirimkan tipnya besok.
Saya tentunya senang.
Saya tunggu lagi hingga besok, dan besoknya lagi hingga dua minggu, endingnya
tip yang saya minta nggak ada. Beruntung akhirnya saya menemukan Raina Saumi.
Dia bersedia memberikan tip. Saya tidak menunggu terlalu lama untuk memperoleh tip
darinya. Pasti kalian berpikir kenapa saya nggak menghubungi Raina dari awal?
Yup pemikiran kalian nggak salah. Saya sudah meng-add FBnya dari awal,
sayangnya nggak di-accept waktu itu.
Mungkin Raina berpikir
saya hanya fans biasa. ^_^ Inbox pun sudah saya kirim, tapi saya yakin pasti
mental ke inbox others. Jadi nggak akan terbaca sama Raina. Nah saya berhasil
menemukan Raina di IG. Saya komen beberapa kali di foto yang dipostingnya.
Untunglah Raina mau membaca komen itu. Di situlah saya berhasil meminta tip
Raina. Fyuuuuh… (elap keringat).
Jadi perjuangan mencari atlet adalah
perjuanagn yang cukup panjang. Menulis cerpennya Alhamdulillah hanya beberapa
hari saja. Karena bersyukur Allah melancarkan ide saya dalam membuat
cerpen-cerpen tersebut.
Alhamdulillah Allah pun
memberikan kemudahan bagi saya untuk menghubungi para atlet. Kendala dalam
sebuah proses itu adalah pemanis dalam setiap perjuangan. Hal ini tentu tidak
akan pernah saya lupakan. Karena setelah berhasil melewatinya, rasa manis dan
nikmat itu terbayar dengan kelahiran si cantik Princess Juara. Jadi jika sahabat
sekalian mengalami kendala dalam hal apa pun, nikmatilah dengan kesabaran dan
keikhlasan. Insyaallah buah manisnya akan segera sahabat petik setelah berhasil
melewati semua proses itu.
Melalui postingan ini
saya ucapkan ribuan terima kasih kepada Mbak Yeni yang sudah sabar menunggu dan
bersedia membantu mencari para atlet yang akan saya hubungi. Terima kasih tak
terhingga juga untuk semua atlet yang bersedia memberikan tipnya dalam buku
ini. Saya berharap semua pembaca buku ini makin menyukai olahraga dan
berprestasi di bidang yang mereka tekuni itu.
Terima kasih tak
terhingga untuk Mbak Andar, InnerChild dan semua kru serta penerbit Tiga Ananda
yang sudah menerbitkan buku ini. Jangan kapok menerima naskah saya ya…. ^_^
Sukses selalu untuk kita semua.
Selamat yaaa mbak atas terbitnya buku princess juara :D Ulasannya sangat menarik. Senang sekali dapat berkunjung ke laman web yang satu ini. Ayo kita upgrade ilmu internet marketing, SEO dan berbagai macam optimasi sosial media pelejit omset. Langsung saja kunjungi laman web kami sboplaza.com ya. Ada kelas online nya juga lho. Terimakasih ^_^
ReplyDelete