Ba’da Maghrib, seperti biasa anak-anak mulai belajar mengaji di rumah. tidak butuh lama bagiku untuk mengajar 3 anak. Aku meminta mereka menulis salah satu surah pendek, sambil mengantri untuk membaca buku Iqra’. Sebelumnya aku menjelaskan kepada mereka tentang adab kepada orangtua dan guru serta teman-teman mereka.
Setelah semua anak selesai mengerjakan tugas dan membaca Iqra’ mereka pun menutup kelas malam ini dengan doa kafaratul majlis. Biasanya mereka selesai sebelum azan isya berkumandang.
“Langsung pulang ya, Nak.” Demikian pesanku kepada mereka ketika mereka keluar dari pintu rumahku.
“Tapi kami mau shalat di masjid dulu, Ummi,” jawab Farhan.
“Oh. Baik. Nanti setelah shalat, langsung pulang ya,” pesanku. Mereka mengangguk kompak. Setelah itu mereka berangkat ke masjid sambil mengayuh sepeda mereka. jarak rumah mereka dengan rumahku sekitar 300 meter. Jadi mereka memilih mengayuh sepeda ke rumahku. Sebelumnya, mereka mengendarai motor listrik untuk berangkat mengaji.
Melihat mereka mengendarai motor listrik, aku jadi khawatir. Karena malam hari agak riskan bermain dengan motor mini itu. aku khawatir mereka ditabrak mobil atau motor yang lewat di jalan depan rumah. apalagi motor mini mereka tidak dilengkapi lampu untuk penerangan. Bersyukur mereka mengerti keberatanku. Mereka akhirnya menggunakan sepeda untuk berangkat mengaji.
***
Pukul 20.35 HP ku berdering. Kulihat nomor yang masuk adalah Ibunya Farhan. Kuterima telepon itu.
“Ummi, anak-anak sudah selesai kan mengajinya?”
“Sudah bun. Tadi waktu azan isya. Mereka langsung ke masjid katanya.”
“Oh gitu ya Ummi. Tapi kenapa sampai sekarang Farhan belum di rumah ya?”
Aku agak terkejut mendengar pertanyaan itu. Apakah anak-anak masih di masjid? Tapi ini sudah hampir pukul Sembilan. Shalat isya sudah selesai dari tadi.
“Mungkin mereka main dulu waktu pulang dari masjid tadi Bun. Moga sebentar lagi mereka sampai di rumah ya, Bun.” Begitu kalimat yang bisa kukatakan pada Bunda Farhan. Suara Ibu tiri itu Farhan itu terdengar sangat cemas.
“Mungkin ya Ummi. Moga sebentar lagi mereka sampai di rumah. makasih ya Ummi,” wanita muda berusia sekitar 30 tahun itu pun menutup teleponnya. Aku berdoa dalam hati semoga Farhan segera sampai di rumah agar bundanya lega.
Sepuluh menit kemudian, aku menanyakan kabar Farhan melalui pesan WA. Ternyata dia sudah di rumah sekitar lima menit lalu. Aku bersyukur karena tidak ada lagi yang perlu dikhawatirkan.
***
0 comments:
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung. ^_^