Thursday, October 8, 2020

Selamat Datang Ummi

 

            “Ibu mengajar di kelas Saad bin Abi Waqqash ya. Karena kelas itu muridnya banyak sementara hanya ada satu guru yang mengajar di sana.” Demikian instruksi dari kepala sekolah TPA tempat ku mengajar. 

            Sore itu aku baru saja dites sebagai tenaga pengajar di TPA ini. Tentu saja aku sangat gugup. Dulu, aku juga pernah mengajar di TPA ini, tapi aku resign ketika hamil putera ke tiga. Setelah usia puteraku tujuh tahun, aku disarankan oleh ustadzah yang mengajariku Tahsin untuk mengajar di TPA kembali.

            Jadilah sore ini aku di sini. Melewati serangkaian tes seperti wawancara kerja pada umumnya. Aku gugup karena sudah lama tidak mengajar. Apalagi kali ini muridnya tambah banyak dan kelasnya juga bertambah. Waktu ternyata cepat berlalu. 

            Selesai tes, aku langsung diajak Bu Kepsek ke kelas Saad bin Abi Waqash. Aku memperkenalkan diriku dan selanjutnya belajar mengajar pun dimulai. Kelas yang menjadi tanggung jawabku kali ini adalah kelas lanjut. Anak-anak di kelas ini umumnya sudah hapal tiga perempat Juz Amma. Mereka juga sudah membaca Al Quran, bukan Iqro’.

            Setelah berkenalan dengan rekanku dan semua murid, pelajaranpun berlanjut. Sebagian anak mulai mengantri membaca Al Quran di depanku untuk aku simak bacaan mereka. Mereka sudah selesai mengerjakan tugas menulis hadist di buku tulis. Bagi anak yang sudah membaca dan menulis di buku, boleh bermain di halaman masjid. Mereka bermain hingga aku dan rekanku menyelesaikan menyimak bacaan Al Quran semua murid. 

            Waktu pulang pun tiba. Semua murid sudah selesai membaca Al Quran. Aku memperhatikan rekanku menutup kelas sore itu. Kuharap besok aku sudah memahami cara memulai kelas dan menutup kelas.

                                                ***

            Hari ini kelas dimulai. Rekanku ternyata belum datang, sementara jam pelajaran sudah harus dimulai. Aku pun membuka kelas dengan mengajak semua murid membaca doa seperti yang mereka lalukan kemarin. Kelas pun dimulai dengan menjelaskan sebuah hadist kepada semua siswa. Aku menulis sebuah hadist pendek tentang berbuat baik kepada orangtua di papan tulis. Kuminta semua siswa untuk menyalin di buku tulis mereka sebanyak 10 kali. 

            Sebagian anak mulai menulis, sedangkan sebagian lagi mulai mengantri di depanku. Aku mulai menyimak bacaan Al Quran mereka satu persatu. Hingga tak terasa waktu pulang pun tiba. Beberapa anak perempuan tiba-tiba menghampiriku sebelum kami mulai melantunkan doa penutup.

            Mereka menyodorkan sebuah buket bunga yang cantik kepadaku. “Ini buat Ummi sebagai ucapan selamat datang dari kami. Semoga Ummi betah mengajar kami ya.”

            Ya Allah… air mata haru merebak di pelupuk mataku. Aku tersenyum haru menerika buket bunga itu. buket bunga bougenville berwarna ungu, merah dan putih diletakkan di sebuah gelas air mineral bekas. Buket itu sangat cantik secantik anak-anak yang memberikannya padaku.

            “Terima kasih sayang. Insyaallah Ummi akan selalu bersama kalian di sini. Semoga kalian nggak bosan ya.” 

            Selanjutnya aku pun mengajak mereka membaca doa penutup majelis pada sore hari ini. Subhanakallahumma, wabihamdika, asyhadu anla ila ha illa anta, astaghfiruka atubu ilaik…


             

 

 

 

0 comments:

Post a Comment

Terima kasih sudah berkunjung. ^_^