Tuesday, February 18, 2020

Cicak Dan Anak Kecoa


Hikmal sedang bermain bersama adiknya Hauzan. Mereka tinggal di sebuah perumahan di Bekasi. Hauzan baru berusia 3 tahun. Hauzan sangat senang memperhatikan cicak di dinding. Setiap melihat cicak, Hauzan selalu menunjuknya dan berseru pada Hikmal. 
“Cicak Bang!” 
“Iya dek, itu cicak. Dia lagi jalan-jalan,” sahut Hikmal. 
“Jalan ke mana?” tanya Hauzan ingin tahu. 
“Ke tempat yang ada makanannya,” jelas Hikmal. 
“Makan apa?” tanya Hauzan lagi. Hauzan memang belum begitu lancar berbicara. Jadi pertanyaannya sangat singkat. 
“Cicak seringnya makan nyamuk,” jelas Hikmal lagi. 
“Nyamuk ya?” Hauzan berusaha meyakinkan pendengarannya.  

“Iya.” Tegas Hikmal. Lalu Hauzan kembali memperhatikan cicak yang dilihatnya tadi. Dari sisi dinding lain, Hauzan melihat ada kecoa kecil yang sedang berjalan ke arah Hauzan. 
“Baaang... ada coa!” teriak Hauzan ketakutan. Dia lari menjauh dari dinding yang ada kecoa. 
“Nggak apa-apa Zan. Kecoa nggak nakal kok,” Hikmal mendekati Hauzan dan menenangkan adiknya. 
“Takut coa Bang,” Hauzan mulai menangis. 
“Nggak usah takut ya Zan. Coba lihat deh, Cicak itu lagi mengejar kecoa.” Hikmal menunjuk ke arah dinding. Hauzan segera berhenti menangis. Dia langsung memperhatikan dinding kembali.  Benar saja, cicak terlihat berjalan pelan ke arah kecoak yang sedang berhenti.  
“Cicak mau apa?” tanya Hauzan tertarik. 
“Mungkin cicak tahu, kalau Hauzan nggak suka kecoa, jadi cicak mau ngasih tahu kecoa agar nggak ganggu Hauzan,” sahut Hikmal. 
“Cicak pintar ya?” gumam Hauzan. Mereka lalu memperhatikan cicak dan kecoa itu. 
Cicak terus merayap pelan ke arah anak kecoa. Tiba-tiba... hup! Anak kecoa sudah berada di mulut cicak. Hauzan kaget dan kembali menangis. 
“Kenapa cicak makan coa bang?” tanyanya sedih. 
“Cicaknya lapar kayaknya,” jelas Hikmal. 
“Kasian coa ya Bang,” Hauzan tak bisa menyembunyikan kesedihannya. 
“Iya ya Zan. Jadi Hauzan nggak usah takut kecoa ya. Hauzan kan nggak takut sama cicak. Cicak bisa makan kecoa. Jadi Hauzan nggak perlu takut sama kecoa,” Hikmal mengajak Hauzan menjauh dari cicak yang sedang makan anak kecoa.  
“Cicak nakal ya?” Hauzan masih bingung dengan kejadian yang dilihatnya. 
“Nggak nakal. Cicak kan lapar. Makanannya bisa nyamuk, bisa juga kecoa.” Jelas Hikmal lagi. 
“Udah yuk. Kita main bola aja.”Hikmal mengajak Hauzan main bola, agar Hauzan melupakan cicak dan kecoa yang dilihatnya tadi.  
*** 

0 comments:

Post a Comment

Terima kasih sudah berkunjung. ^_^