Awal tahun 2008 saya mendaftar menjadi mahasiswa di Universitas Terbuka. Saya berniat menambah ilmu saya di bdang kepenulisan. Karena basic saya seorang perawat, rasanya saya wajib menambah ilmu tentang kepenulisan jika saya ingin langgeng di dunia menulis ini, demikian yangterpikir oleh saya waktu itu.
Lalu saya pun mencari tahu tentang universitas yang bisa belajar jarak jauh. Alhamdulillah saya mendapat informasi dari google, bahwa saya bisa bergabung di Universitas Terbuka. Saya pun memberanikan diri mendaftar menjadi mahasiswa di usia saya yang sudah tidak lagi muda. Secara saya sudah punya dua anak yang sudah bersekolah di sekolah dasar.
Ketika saya mendaftar, ada dua pilihan ang bisa saya ambil. Pertama, saya bergabung di FKIP dengan mengambil Fakultas Bahasa Indonesia dan Fakultas Bahasa Inggris, atau bergabung di FISIP, dengan mengambil D3 Penerjemahan. Kenapa saya berbikir begitu, karena saya lihat 3 fakultas itulah yang mata pelajarannya berkaitan dengan dunia tulis menulis.
Setelah memulai registrasi, ternyata saya tidak bisa masuk di FKIP karena saya bukan guru. Pihak Universitas Terbuka (UT) mewajibkan surat keterangan yang menyatakan bahwa saya adalah seorang guru jika saya bermaksud memilih jurusan Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris. Akhirnya saya pun memilih D3 Penerjemahan sebagai tempat saya menimba ilmu menulis.
Alhamdulillah semester demi semester saya bisa menyelesaikan semua mata kuliah yang saya ambil. Di samping membeli modul yang disediakan UT, saya juga mengikuti tutorial online pada waktu yang sudah ditentukan. Saya sangat senang, bisa terus menambah ilmu, walau saya tidak hadir langsung di bangku kuliah. Sesekali saya mengikuti kelompok belajar. Saya bergabung di PokJar KOMABITA (Komunitas Pencinta Bahasa Inggris Universitas Terbuka)
Di Komabita saya berkenalan dengan mahasiswa UT yang mengambil jurusan yang sama dengan saya, mau pun yang tidak sama dengan saya. Di antara mereka ada yang seumuran dengan saya, tapi banyak yang lebih muda dari saya. Bagi saya hal ini malah menambah pengalaman saya berinteraksi dengan sesama mahasiswa walau beda usia.
Ketika memasuki semester lima, saya terpaksa mengambil cuti kuliah satu semester, karena saya melahirkan anak ke tiga. Untungnya setelah cuti kuliah itu, UT membuka program baru yaitu S1 Penerjemahan. Tentunya saya sangat bersyukur. Saya pun mendaftar untuk S1 Penerjemahan dengan cara pindah jurusan. Semua nilai mata kuliah yang pernah saya ikuti untungnya nyaris sama dengan mata kuliah yang baru di jurusan baru.
Setelah proses transfer nilai berhasil, dan saya juga langsung mengambil mata kuliah untuk jurusan yang baru, Alhamdulillah saya berhasil merampungkan semua matakuliah S1 Penerjemahan di awal tahun 2012. Sungguh saya bersyukur tak terkira pada Allah SWT. Di usia saya yang hampir memasuki kepala 4 ini, dengan kesibukan menulis dan menjadi ibu rumah tangga dengan 3 anak, saya mampu menyelesaikan kuliah saya.
Mungkin bagi sebagian orang saya dianggap lebay, karena baru menyelesaikan S1 saja, saya sudah senang luar biasa. Tapi tak mengapa, begitulah saya. Saya ingin melanjutkan S2, jika ada yang online seperti di UT. Tentunya dengan biaya yang terjangkau di kantong emak-emak seperti saya..
Jadi, belajar itu memang tanpa batas. Kita bisa belajar di mana saja dan kapan saja. Jadi selagi masih punya kesempatan untuk belajar, maka ayo kita belajar. Belajar atau kuliah ini saya maksudkan bukan untuk diri saya sendiri. Saya terbantu juga karena bisa mentransfer ilmu saya pada anak-anak saya khususnya dan pada orang lain umumnya.
Oke, jangan malu untuk kuliah lagi meski usia tak lagi muda ya temans. Ingatlah perkataan Rasulullah SAW, tuntutlah ilmu semenjak dari ayunan hingga ke liang lahat. Maksud beliau tentunya agar kita selalu mencari ilmu selama kita masih hidup. Selamat mencari ilmu... ^_^
*postingan ini diikutsertakan dalam XL Lomba Blog Pendidikan, E-learning Untuk Guru dan Siswa.
kereeen mbak Nelfi semangatnya :). jadi inget bapak supir taksi yang semalem jadi bintang tamu di acara Hitam Putih. selalu kagum dengan orang2 yang semangat belajarnya tinggi :)
ReplyDeleteaiiih... makasih Mbak Dhonna. Saya hanya ingin terus belajar. Iya, semalam saya nonton juga. Sangat menginspirasi ya. ^_^
Delete