Beberapa hari lalu saya mengajak si kecil Hauzan ke dokter THT. Pasalnya, saya melihat Hauzan sering sekali menggaruk telinganya. Setelah saya 'intip' ternyata banyak kooran di telinga Hauzan. Saya memang tidak berani membersihkan telinga Hauzan menggunakan catton bud hingga masuk ke lobang telinga. Paling saya membersihkannya hanya bagian daun telinga saja.
Apalagi waktu Hauzan masih bayi, saya pernah juga mengintip telinga Hauzan, dan ternyata cerumen, atau kotoran telinga Hauzan itu kering. Tidak berminyak seperti dua kakaknya. Saya pernah mencoba sekali membersihkan liang telinga Hauzan itu. Sayangnya meskipun saya sudah melumuri catton bud dengan air atau baby oil, tetap saja kotoran di telinga Hauzan itu tidak bisa dikeluarkan.
Akhirnya saya bawa ke dokter untuk mengeluarkan kotoran telinga Hauzan. Menurut dokter, biasanya kotoran telinga akan keluar sendiri saat anak-anak bermain atau tidur.
Sayangnya setelah beberapa bulan dari dokter THT, saat ini telinga Hauzan kembali dipenuhi kotoran telinga. Karena saya tidak berani mengeluarkan kotoran telinga itu, akhirnya saya memutuskanke dokter THT lagi. Sebenarnya saya kasihan melihat Hauzan yang jadi takut begitu telinganya diperiksa. Apalagi saat dokter mulai menyalakan alat untuk meyedot kotoran telinga.
Tapi mau bagaimana lagi, saya terpaksa melakukannya. Karena saya khawatir kotoran itu akan berdiam lama di telinga Hauzan dan akan mengeras sehingga mengganggu pendengaran Hauzan. Setelah dokter selesai membersihkan telinga Hauzan, saya pun bertanya.
"Nggak apa-apa ya dok, kalau sering-sering dibersihkan dengan alat seperti ini?
"Kan ini tidak terlalu sering Bu. Sebaiknya memang harus dilakukan setiap enam bulan sekali. Sama seperti pemeriksaan gigi, check up kesehatan, dan Pap Smear bagi ibu," sahut sang dokter.
Saya hanya mengangguk saat itu. Karena harus membujuk Hauzan yang masih marah akibat pemeriksaan ini. Tapi belakangan saya jadi berpikir kembali. Benar nggak sih yang saya lakukan ini? Secara dulu saya nggak pernah membersihkan kotoran telinga setiap enam bulan sekali ke dokter THT. Tapi pernah kejadian saya terpaksa membersihkan kotoran telinga itu sekali saja waktu saya sudah menjadi ibu beberapa tahun lalu.
Ah entahlah, saya harap ini tidak semata-mata untuk keuntungan pribadi sang dokter. Tapi memang untuk kesehatan kita semua. ^_^
Apalagi waktu Hauzan masih bayi, saya pernah juga mengintip telinga Hauzan, dan ternyata cerumen, atau kotoran telinga Hauzan itu kering. Tidak berminyak seperti dua kakaknya. Saya pernah mencoba sekali membersihkan liang telinga Hauzan itu. Sayangnya meskipun saya sudah melumuri catton bud dengan air atau baby oil, tetap saja kotoran di telinga Hauzan itu tidak bisa dikeluarkan.
Akhirnya saya bawa ke dokter untuk mengeluarkan kotoran telinga Hauzan. Menurut dokter, biasanya kotoran telinga akan keluar sendiri saat anak-anak bermain atau tidur.
Sayangnya setelah beberapa bulan dari dokter THT, saat ini telinga Hauzan kembali dipenuhi kotoran telinga. Karena saya tidak berani mengeluarkan kotoran telinga itu, akhirnya saya memutuskanke dokter THT lagi. Sebenarnya saya kasihan melihat Hauzan yang jadi takut begitu telinganya diperiksa. Apalagi saat dokter mulai menyalakan alat untuk meyedot kotoran telinga.
Tapi mau bagaimana lagi, saya terpaksa melakukannya. Karena saya khawatir kotoran itu akan berdiam lama di telinga Hauzan dan akan mengeras sehingga mengganggu pendengaran Hauzan. Setelah dokter selesai membersihkan telinga Hauzan, saya pun bertanya.
"Nggak apa-apa ya dok, kalau sering-sering dibersihkan dengan alat seperti ini?
"Kan ini tidak terlalu sering Bu. Sebaiknya memang harus dilakukan setiap enam bulan sekali. Sama seperti pemeriksaan gigi, check up kesehatan, dan Pap Smear bagi ibu," sahut sang dokter.
Saya hanya mengangguk saat itu. Karena harus membujuk Hauzan yang masih marah akibat pemeriksaan ini. Tapi belakangan saya jadi berpikir kembali. Benar nggak sih yang saya lakukan ini? Secara dulu saya nggak pernah membersihkan kotoran telinga setiap enam bulan sekali ke dokter THT. Tapi pernah kejadian saya terpaksa membersihkan kotoran telinga itu sekali saja waktu saya sudah menjadi ibu beberapa tahun lalu.
Ah entahlah, saya harap ini tidak semata-mata untuk keuntungan pribadi sang dokter. Tapi memang untuk kesehatan kita semua. ^_^
0 comments:
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung. ^_^