Tak kenal maka tak sayang, demikian
bunyi sebuah peribahasa. Kali ini saya ingin mengajak Anda berkenalan dengan
salah satu penulis yang cukup banyak menghasilkan karya. Karya berupa buku
nonfiksi maupun fiksi. Beliau saat ini lebih banyak menggeluti dunia penulisan
buku anak. Yuk kita mengenalinya lebih dekat!
Nama lengkapnya adalah Wylvera
Windayana, lahir di kota Medan. Istri dari Indra Gunawan yang juga berasal dari Medan ini
sudah menulis semenjak SMP. Beberapa cerpennya pernah dimuat di Koran kita
tercinta ini yaitu Harian Analisa. Wiwik demikian beliau biasa disapa menamatkan
kuliahnya di FISIP USU jurusan Ilmu Komunikasi.
Sambil kuliah dan setelah tamat kuliah
penggemar aneka kuliner ini pernah menjadi reporter sekaligus penyiar paruh
waktu di radio Chitra Buana FM Medan. Wiwik juga pernah bekerja di salah satu
perusahaan asuransi negara ( BUMN) di Jakarta. Setelah menikah tahun 1997
penggemar traveling ini memutuskan untuk fokus mengurus rumah tangga dan vakum
sementara di dunia kepenulisan.
Ternyata keputusannya vakum dari menulis
ini tidak bertahan lama. Dunia menulis seolah-olah selalu memanggilnya. Sehingga
tahun 2008 dia kembali menekuni dunia ini. Sejak tahun itu mulai lahir
buku-bukunya yang terkumpul dalam 8 antologi dan 7 buku bacaan untuk anak.
Selain menulis kegiatan ibu dari Yasmin
Hamira Hanan dan Darryl Khalid Aulia ini adalah mengajar jurnalistik di SDIT
Thariq Bin Ziyad Pondok Hijau, Bekasi. Beliau juga menjadi sekretaris redaksi
Majalah Insani (majalah internal ibu-ibu di kantor suaminya). Redaksi majalah
Insani ini didistribusikan oleh Persatuan Istri Pegawai Bank Indonesia, seluruh
Indonesia dan perwakilan luar negeri.
Menurut wanita yang hobi menyanyi ini, awalnya orangtuanya keberatan kalau anaknya menjadi penulis. Karena melihat putrid mereka berjam-jam duduk di depan laptop, dan sepertinya sulit diajak berkomunikasi. Mereka khawatir kalau Wiwik nantinya akan mengabaikan tanggungjawab utama sebagai ibu dan istri. Tapi, ketika mereka melihat semua kegiatan rumah tangga berjalan seperti biasa, mereka akhirnya ikut mendukung. Apalagi ketika melihat buku-buku Wiwik sudah terbit, mereka ikut bangga.
Menurut wanita yang hobi menyanyi ini, awalnya orangtuanya keberatan kalau anaknya menjadi penulis. Karena melihat putrid mereka berjam-jam duduk di depan laptop, dan sepertinya sulit diajak berkomunikasi. Mereka khawatir kalau Wiwik nantinya akan mengabaikan tanggungjawab utama sebagai ibu dan istri. Tapi, ketika mereka melihat semua kegiatan rumah tangga berjalan seperti biasa, mereka akhirnya ikut mendukung. Apalagi ketika melihat buku-buku Wiwik sudah terbit, mereka ikut bangga.
Penikmat wisata kuliner ini awalnya belajar
menulis secara otodidak. Tapi seiring keinginan menulis yang semakin menggebu,
maka beliau memutuskan belajar pada ahlinya. Banyak sudah kelas menulis yang
diikutinya. Salah satunya ikut pelatiuhan menulia bersama Benny Rhamdani,
dengan “Kelas Ajaib”-nya. Saat ini wanita yang berdomisili di Bekasi ini juga
menjadi trainer penulisan dan tergabung di Galeri Kelas Ajaib.
Wanita
yang terlihat cantik dengan kaca mata dan kerudungnya ini memilih menjadi penulis sebagai profesinya
karena dengan menulis dia bisa mengeksplore imajinasinya. Apalagi semenjak
dia fokus di dunia penulis, begitu
banyak manfaat yang dia rasakan, mulai dari tawaran menjadi guru, sampai
permintaan untuk mengisi pelatihan-pelatihan menulis, baik untuk anak-anak
maupun dewasa. Motto Wiwik adalah
sebagaimana yang dikutipnya dari salah satu quote Pramoedya Ananta Toer,
“Karena kau menulis. Suaramu takkan padam ditelan angin, akan abadi, sampai
jauh, jauh di kemudian hari.” Wiwik menularkan kegiatannya ini kepada 2 orang
buah hatinya yang sudah menginjak remaja.
“Ternyata ketika melihat saya bersemangat
menulis, anak-anak saya pun ‘tertular’ dan mengikuti kegiatan saya ini. Saat
ini mereka juga sudah menerbitkan beberapa buah buku,” ujarnya senang. Suami
dan anak-anaknya sangat mendukung kegiatannya ini. Apalagi setelah anak-anaknya
mengikuti jejak sang ibu menjadi penulis. Mereka jadi lebih sering
berjalan-jalan ke toko buku.
Keluarga kecil Wiwik pernah tinggal
di Amerika, tepatnya di Urbana, Illinois, USA dari pertengahan tahun 2007 s/d
akhir Desember 2008. Anak pertama mereka waktu itu baru naik ke kelas 4, dan
anak kedua naik ke kelas 2. Jadi, mereka meneruskan sekolahnya di Martin Luther
King Jr. Elementary School, di Urbana School District 116. Alasan mereka pindah sementara ke sana, karena
suami Wiwik yang bekerja di Bank Indonesia ini melanjutkan kuliah S2-nya di
negeri Paman Sam itu.
“Saya
ingin terus memperdalam kemampuan menulis dan keahlian sebagai trainer
penulisan, serta karya-karya saya terus bermunculan dan bisa menginspirasi
banyak pembaca,” demikian harapannya. Menurutnya, insyaallah pertengahan bulan
Mei ini, satu kumpulan cerpennya yang berjudul The Dark Stories akan segera
terbit.
“ Pesan
saya untuk penulis pemula, jangan pernah ragu untuk memulai belajar menjadi
penulis, apalagi jika kamu merasa memiliki ide-ide yang bagus. Dan, untuk itu
teruslah berlatih, karena keahlian dalam menulis hanya akan bisa dikuasai
seseorang dengan cara berlatih,” pungkasnya.
Saya rasa sampai di sini dulu perkenalan kita
dengan kakak kita yang satu ini. Semoga semangatnya dalam membangkitkan dunia
literasi bisa kita contoh. Jika Anda ingin mengenalnya lebih jauh, silakan
berkunjung ke blognya di http://wylvera.blogspot.com/
atau follow akun twitternya di @wylvera.* [NS]
*Naskah ini dimuat di harian Analisa Medan pada tanggal 3 Juni 2012
Ya, ampuuun sudah sekian lama baru baca ini. Makasih Nelfi. :)
ReplyDeleteWylvera Windayana yang aku kenal selama ini, ternyata adalah Wiwiek yang hebat, dengan siapa sebenarnya aku bisa belajar menulis di usia renta, hehe. Salam kenal buat Nelfi. Tulisan yang berbobot. Bunda suka sekali membaca, hingga 2 x, hehe..
ReplyDelete