Saturday, June 30, 2012

Tradisi Menjelang Ramadhan

    Alhamdulillah kurang dari sebulan lagi kita akan memasuki bulan Ramadhan. Awal Sya'ban ini biasanya kami sekeluarga sudah bersiap untuk memasuki Ramadhan. Saya dan suami mempersiapkan anak-anak untuk menyambut Ramadhan dengan sebuah hadiah yang akan mereka peroleh ketika mereka berhasil melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadhan nanti. Hadiah itu sebagai reward untuk mereka. Mereka juga boleh meminta satu hadiah lain yang mereka inginkan sesuai dengan limit yang kami tentukan. Di samping itu, biasanya kami juga menyediakan hadiah khusus bagi mereka sebelum Ramadhan dimulai. Hal ini kami lakukan agar mereka semakin termotivasi untuk menjalankan ibadah puasa. HAdiahnya beragam, kadang buku, CD komputer interaktif, dan lain-lain. Hadiah akan kami berikan setiap minggu setelah mereka berpuasa dalam minggu itu. Hadiah itu kami maksudkan untuk mengisi kegiatan mereka selama menahan lapar dan haus, agar mereka bisa melupakan sejenak rasa itu.    Hal lain yang saya persiapkan sebelum Ramadhan tahun ini adalah mengqodho puasa tahun lalu yang batal karena haid. Kebetulan saya mempunyai seorang anak yang baru mendapatkan haid pertamanya pada Ramadhan tahun lalu. Secara bertahap saya mengajak Syifa anak saya untuk memgqodho puasanya sejak Syawal tahun lalu. Maklumlah, perlu sedikit tantangan untuk mengajak ABG ini mengqodho puasanya. Tapi pada awal  bulan Sya'ban ini, Alhamdulillah semua puasa yang batal sudah terbayar lunas.
    Selain itu ada kebiasaan lain di keluarga kecil saya yang saya bawa dari kebiasaan saya di waktu saya kecil dulu. Yaitu meminta maaf kepada orangtua. Saya mengajarkan anak-anak untuk meminta maaf kepada orang yang lebih tua termasuk saudara serta tetangga kami.
      Ada sebuah kebiasaan menyambut Ramadhan di keluarga saya ketika saya belum menikah dan pindah ke Bekasi. Kebiasaan yang tak bisa saya lupakan dan akan selalu saya ingat. Kebiasaan itu adalah berkunjung ke makam almarhumah ibu saya. Beliau meninggalkan keluarga kami ketika saya berumur 5 tahun. Saya bahkan tidak dapat mengingat dengan jelas wajah ibu. Setiap tahun sejak berpulangnya ibu,  bapak mengajak saya dan kedua adik untuk membersihkan kuburan ibu dan berdoa di sana. Sebenarnya hal ini kami lakukan hampir setiap bulan. Tapi khususnya sebelum memasuki Ramadhan, kami menambahnya dengan berinfak di mesjid dekat kuburan ibu. Infak itu menurut bapak diniatkan pahalanya untuk almarhumah ibu.  Sayangnya kebiasaan ini tidak bisa saya lakukan sekarang, karena tempat tinggal saya cukup jauh dari kuburan beliau. Namun bapak dan adik-adik saya yang masih di kampung tetap melakukan kebiasaan ini.
        Selain itu, kebiasaan lainnya menjelang Ramadhan selain meminta maaf pada orang tua, kerabat dan tetangga adalah dengan tradisi 'balimau' yang sampai sekarang masih saya lakukan. 'Balimau' artinya mandi dari ujung rambut sampai kaki. Hal ini dimaksudkan agar semua dosa luruh bersama air yang digunakan untuk mandi dan kita siap untuk memasuki bulan Ramadhan. Biasanya Balimau ini menggunakan air yang dicampur dengan bunga mawar serta beberapa bunga lainnya ditambah jeruk limau ( jeruk limo).      Biasanya sebagian masyarakat melakukannya dengan jalan-jalan ke tempat wisata yang ada pemandiannya dan melakukan tradisi balimau di sana. Sayangnya tradisi seperti itu sekaraang sudah tidak banyak yang melakukannya. Demikian juga dengan saya dan keluarga  kecil saya.  Karena keluarga  kami tinggal di Bekasi, sementara orang tua di Bukittinggi, biasanya kam melakukan tradisi ini di rumah saja, tanpa menambahkan bunga mawar dan perlengkapan balimau lainnya. Cukup dengan mandi saja. Semoga saja yang saya lakukan itu masih termasuk dalam tradisi balimau. Setelah itu saya dan suami menelepon orng tua kami di kampung. Kami memohon maaf pada mereka dengan harapan Ramadhan tahun ini bisa kami lewati dengan hati bersih dan tanpa dosa agar saat Idul Fitri nanti kami benar-benar kembali suci lahir dan batin.
       Tradisi lainnya yaitu mengunjungi mertua dengan membawa beberapa macam makanan. Hal ini kami lakukan sehari menjelang Ramadhan. Makanan itu dimaksudkan untuk santapan sahur. Isinya berbagai macam lauk pauk dan desert. Seperti ayam gulai, rendang, dendeng balado, puding, bolu dan lain-lain. Sayangnya kebiasaan yang satu ini juga tidak saya lalukan lagi sekarang karena saya berbeda kota dengan mertua. Saya dan suami hanya mengirim 'mentahnya' saja kepada mereka. Bagaimana dengan kebiasaan Anda menjelang Ramadhan?
      Untuk itu dari lubuk hati yang paling dalam, saya dan leuarga mengucapkan selamat menunaikan ibadah Ramadhan ya temans. Mohon dibukakan pintu maaf untuk semua kesalahan kami. Semoga Ramadhan tahun ini ibadah kita lebih baik dari tahun sebelumnya. Semoga kita menjadi hamba yang bertaqwa dan kembali fitri ketika Syawal menjelang. Aamiin ^_^

  

Storycake for Ramadhan Rp. 50.000,- Buku ini bisa didapatkan di seluruh toko buku gramedia atau secara online di pesanbuku.indscript@gmail.com

_________________________________________________________________________________________________


Assalamu'alaikum semua... ^_^

Bulan ramadhan sebentar lagi lho!
Sudah persiapan apa, nih?

Coba perhatikan cuplikan hadits ini:

"Pada bulan Ramadhan umatku diberi lima perkara yang tidak pernah diberikan pada seorang Nabi pun sebelumku. Pertama, bila datang setiap awal Ramadhan, ALLAH melihat mereka. Barangsiapa dilihat ALLAH, maka selamanya tidak akan disentuh adzab..."  (HR. Ahmad, Baihaqi dan Al-Bazzar)

Nah, bagaimana mungkin kita bakal dilihat Allah SWT di awal ramadhan, kalau kita tidak peduli terhadap datangnya ramadhan. Jadi, yuk ingatkan teman-teman kita dan bagi ceritamu mengenai persiapan ramadhanmu melalui mini kuis ini. Selain sebagai bukti perhatian kita kepada ramadhan, mudah-mudahan ceritamu memberi inspirasi pada yang lainnya.


O,ya bakal ada hadiah dari sponsor (Manajemen Penulis-INDSCRIPT CREATIVE) berupa 5 paket buku untuk 5 pemenang yang cerita persiapan ramadhannya paling unik, menarik dan menginspirasi.

Bagi yang mau ikutan, ini dia syarat-syaratnya:

  1. Cerita persiapan ramadhanmu ditulis di note fb-mu maksimal 500 kata.
  2. Di bawah ceritamu copas isi note pengumuman lomba ini
  3. Sertakan pula gambar buku Storycake for Ramadhan yang bisa di-copas dari note ini. Jangan lupa beri keterangan di bawah fotonya: Storycake for Ramadhan Rp. 50.000,- Buku ini bisa didapatkan di seluruh toko buku gramedia atau secara online di pesanbuku.indscript@gmail.com
  4. Tag sebanyak-banyaknya temanmu untuk mengingatkan ramadhan segera datang, paling sedikit 11 orang termasuk fb Yas Marina di http://facebook.com/dymarina . Bagi yang belum berteman, silakan di-add dulu.
  5. Mini kuis ini ditutup hari rabu tanggal 4 Juli 2012 pukul 23.59 WIB
  6. Pengumuman pemenang hari minggu 8 juli 2012.
  7. Catatan: peserta mini kuis ini tidak harus sudah memiliki buku Storycake for Ramadhan dan isi persiapan ramadhannya tidak harus menyangkut dengan isi buku tersebut :)

Pertanyaan silakan disampaikan melalui link ini:
https://www.facebook.com/notes/yas-marina/mini-kuis-ceritakan-rencana-ramadhanmu-bersama-buku-storycake-for-ramadhan/10150997014134086

Ditunggu ya...

PJ Mini Kuis - Ceritakan Persiapan Ramadhanmu bersama Buku Storycake for Ramadhan

Yas Marina
This entry was posted in

Thursday, June 28, 2012

Sharing Suka Duka Menjadi Penulis di Stand PBA Jakarta Book Fair 27 Juni 2012

        Bergabung di komunitas Penulis Bacaan Anak (PBA) membuat semangat menulis saya setiap hari semakin bertambah. Saya mengenal komunitas ini melalui Facebook. Kala itu saya sedang down karena beberapa tulisan saya ditolak penerbit dan media. Sempat saya merasa malas untuk menulis. Kejadian itu berlangsung sekitar tahun 2008 hingga 2010.
        Untunglah saya mengenal komunitas yang digagas penulis bacaan anak yang sangat berdedikasi dalam bidang ini yaitu  Mas Ali Muakhir dan Mas Benny Rhamdani, serta penulis bacaan anak lainnya. Masih sangat jelas dalam ingatan saya bahwa saya masuk grup facebook itu setelah saya melahirkan putra ke 3 saya. Waktu itu saya hanya ingin mencari nama Mas Ali Muakhir , karena beliau adalah guru menulis pertama bagi saya. Saya pernah mengikuti pelatihan menulis bersama beliau yang diselenggarakan Majalah Ummi. Ketika saya search di google, nama Mas Ale, demikian saya menyapa beliau, saya berhasil menemukan nama beliau dalam grup facebook tersebut. Saya minta bergabung dengan grup PBA, dan Alhamdulillah langsung diterima oleh Mas Ale sendiri. Tak terkira senangnya saya.
        Setelah bergabung, saya berkenalan dengan penulis hebat lainnya di grup ini. Saya belajar banyak dari mereka. Di grup ini juga saya mendapat kesempatan untuk mengikuti workshop menulis, salah satunya workhop menulis First Novel yang diselenggarakan penerbit Tga Serangkai. Selanjutnya guna melatih kembali insting menulis saya yang lumayan lama tertidur, saya pun mengikuti workshop menulis novel anak di Kelas Ajaib bersama Mas Benny Rhamdani. Saya juga mengikuti workshop menulis Picbook bersama Mas Ali Muakhir dengan Winner Classnya secara online. Banyak sudah ilmu yang saya dapat dari grup ini.
       Alhamdulillah setelah mengikuti beberapa workshop tersebut, saya semakin bergairah menulis. Setiap hari di grup PBA adalah hari yang menakjubkan. Bagaimana tidak, para Tim 13 (sebutan bagi admin grup) mempersilakan masing-masing anggota grup untuk mengisi grup denga karya mereka sesuai jadwal yang ditentukan. Senin untuk resensi buku anak. Selasa untuk bacaan anak remaja, Rabu untuk pamer kaver buku yang baru terbit. Kamis untuk berbagi hadiah buku melalui kuis. Jumat untuk membedah beberapa cerpen yang diposting anggota. Sabtu untuk pameran ilustrasi yang sangat memanjakan mata dengan keindahan ilustrasi tersebut.
         Lengkap sudah manfaat dari grup istimewa ini. Jadi tak salah kiranya Jakarta Book Fair memberikan penghargaan pada PBA, khususnya kepada Mas Ale yang berhasil membawa dan mengembangkan grup ini sampai sebesar ini. Penghargaan itu diterima langsung oleh Mas Ale pada acara pembukaan Jakarta Book Fair di Senayan Jakarta pada tanggal 23 Juni 2012 lalu. Sebuah award berbentuk monas itu diterima Mas Ale dengan suka cita. Beliau berterima kasih kepada semua anggota PBA yang sudah bersungguh-sungguh membesarkan grup tercinta ini. Pada kesempatan itu juga panitia JBF memberikan sebuah stand untuk PBA secara cuma-cuma

                                                    
         Saya tentunya ikut merasa bangga sebagai bagian dari komunitas ini. Apalagi kami para anggota dipersilakan mengisi dan memanfaatkan stand itu semaksimal mungkin. Saya, Kak Wylvera Windayana, Mbak Chitra Savitri dan Mbak Indah IP memilih tanggal 27 Juni 2012 sebagai "penjaga" stand. Alhamdulillah pada hari itu kami bertemu Mas Sakti Wibowo dan Mbak Nurbaiti dari FLP Pusat. Kebetulan stand itu kami manfaatkan bersama dengan komunitas FLP Pusat. Kami mengadakan bincang-bincang ringan seputar dunia penulisan cerita anak.
        Mbak Nurbaiti memandu acara ini dari pukul 14.00 WIB hingga pukul 15.00 WIB dengan sangat keren. Sehingga membuat bincang-bincang ini menjadi meriah. Beliau bertanya tentang suka duka menjadi penulis bacaan anak. Mas Sakti Wibowo juga membuat suasana bincang-bincang menjadi lebih hidup dengan pertanyaan dan banyolan yang membuat kami tak kuasa menahan tawa.

          
          "Biasanya untuk menjadi penulis yang punya 'nama' kita harus 'menabung nama'di berbagai media. Dari situ penerbit bisa dan mau menerbitkan naskah kita. Apakah ibu-ibu juga mersakan hal itu? Perasaan tercabik hingga berdarah-darah ketika naskah Anda ditolak media atau penerbit?" demikian salah satu pertanyaan Mas Sakti. Kami menjawabnya dengan pengalaman kami masing-masing. Saya sendiri memang mengalami hal itu. Awal menulis tahun 2005, naskah saya dimuat di majalah Ummi tahun 2006. Alhamdulilllah tahun yang sama terbit novel anak karya saya yang pertama yang berjudul Laptop Ajaib. Tapi saya juga mengalami penolakan dari media. Naskah cerpen yang saya kirim banyak sekali yang dikembalika. Pernah juga naskah novel anak yang saya tulis digantung dan akhirnya tidak terbit selama 2 tahun.  Jadi saya rasa mungkin semua penulis merasakan hal itu.
          Tak terasa perbincangan ini berakhir. Meskipun hanya beberapa orang yang benar-benar menyimak perbincangan kami, tapi setidaknya stand PBA ini cukup ramai dan buku-buku yang dijual di sini lumayan laris. Buku-buku itu sebagian diterbitkan penerbit FLP.  Ada juga buku-buku karya kami di sana hari itu. Ah sungguh hari yang sangat indah dan takkan pernah saya lupakan.
          Terima kasih tak terhingga saya ucapkan kepada Mas Ale dan tim 13 yang sudah menerima saya menjadi bagian grup PBA. Semoga grup ini semakin besar dan semakin menginspirasi. Semakin banyak juga lahir penulis bacaan anak berkualitas dari grup ini. Aamiin. ^_^

Tuesday, June 26, 2012

Kenapa Harus Memilih Susu Yang Halal?



       Pada dasarnya susu adalah minuman halal yang dianjurkan Allah dan Rasulnya untuk kita minum. Sebagaimana yang terdapat dalam AlQuran surah An-Nahl  ayat 66 :

  وَإِنَّ لَكُمْ فِي الأنْعَامِ لَعِبْرَةً نُسْقِيكُمْ مِمَّا فِي بُطُونِهِ مِنْ بَيْنِ فَرْثٍ وَدَمٍ لَبَنًا خَالِصًا سَائِغًا لِلشَّارِبِينَ

"Dan sesungguhnya bagi kalian di dalam binatang-binatang ternak ada satu pelajaran. Kami memberi kalian minum dari apa yang ada di perutnya diantara kotoran dan darah (berupa) susu yang bersih yang mudah ditelan bagi orang-orang yang meminumnya."
Ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah memberi kita minuman dari dalam perut binatang ternak yang mencakup onta, sapi, dan kambing berupa susu yang suci lagi bermanfaat bagi yang meminumnya (baik untuk anak kecil atau orang dewasa)
      Lalu kenapa sekarang susu harus dilabeli dengan label halal jika kita sudah tahu bahwa susu itu sudah jelas kehalalannya? Menurut saya lebih karena beberapa faktor yang membuat susu itu sampai ke tangan kita sebagai konsumen.
     Pada jaman Rasulullah, belum ada proses pengemasan susu seperti saat ini. Dulu Rasulullah meminum susu sesaat setelah diperah. Berikut kutipan hadist dari Rasulullah yang menyatakan hal itu. Hadis riwayat Abu Bakar As-Sidik ra., ia berkata: "Pada waktu kami keluar bersama Rasulullah saw. dari Mekah menuju Madinah, kami melewati seorang penggembala kambing. Ketika itu Rasulullah saw. benar-benar merasa haus. Lalu aku memerahkan sedikit susu untuk beliau. Susu itu aku bawa kepada beliau dan beliau meminumnya hingga aku merasa puas." (Shahih Muslim No.3749)
    Namun sekarang, susu yang fresh dari sapi itu tidak bisa langsung diminum karena beberapa sebab. Pertama karena jarak peternakan dengan konsumen yang membuat susu harus melewati proses pengemasan. Pada proses pengemasan ini, susu harus dikondisikan steril dari semua bakteri yang membuat susu cepat basi. Hal ini juga berguna agar tahan lebih lama sebelum sampai ke konsumen. Kedua, ada proses penambahan bahan-bahan tertentu yang dilakukan pabrik susu untuk menciptakan susu yang lebih enak di lidah.
Seperti  yang kita tahu, bahwa tidak semua orang menyukai susu. Untuk itulah Frisian Flag berinovasi menciptakan susu agar terasa lebih enak. Dan mungkin ada faktor lain yang membuat susu tidak bisa langsung kita minum seperti ketika di zaman Rasulullah SAW dulu.
         Lalu apa perlunya mengkonsumsi susu? Toh kita sudah makan makanan yang bergizi. Makanan kita sudah mengandung protein, vitamin, mineral dan serat. Apalagi ada yang mengatakan kalau kita sebagai manusia tidak perlu meminum susu sapi. Karena susu sapi adalah untuk anak sapi. Sementara ASI (Air Susu Ibu) yang untuk bayi, dan itu cukup sampai usia 2 tahun. Pendapat tentang ASi tidak salah. Namun untuk pertumbuhan dan perkembangan anak kita ke depannya setelah mengkonsumsi ASI, tentunya kita wajib memberikan kelengkapan gizi mereka dengan memberikan susu kepada mereka. Karena Allah dan RasulNya menyukai muslim dan mukmin yang kuat. Dengan mengkonsumsi susu, setidaknya kita akan memperoleh manfaatnya untuk tubuh kita dan anak-anak kita.
       Karena di samping sebagai minuman, susu juga berfungsi sebagai makanan. Karena biasanya setelah meminum susu, kita akan merasa lebih kuat dan bertenaga. Sebagaimana kata RasulullahSAW dalam sebuah hadist : Diriwayatkan oleh Imam Abi Daud dari hadits Ibn Abbas :
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ أَطْعَمَهُ اللَّهُ طَعَامًا فَلْيَقُلْ اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيهِ وَارْزُقْنَا خَيْرًا مِنْهُ وَمَنْ سَقَاهُ اللَّهُ لَبَنًا فَلْيَقُلْ اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيهِ وَزِدْنَا مِنْهُ فَإِنِّي لَا أَعْلَمُ مَا يُجْزِئُ مِنْ الطَّعَامِ وَالشَّرَابِ إِلَّا اللَّبَنُ

Rasulullah SAW bersabda : Barangsiapa diberi makanan oleh Allah, maka ucapkanlah “ Ya Allah berilah keberkahan kepada kami di dalam makanan ini, dan berilah kami rizqi yang lebih baik lagi”, dan barangsiapa diberi Allah minuman susu, maka ucapkanlah “Ya Allah berilah keberkahan kepada kami di dalam minuman ini dan tambahilah kami dari susu, karena sesungguhnya aku tidaklah mengetahui apa yang bisa mencukupi dari makan dan minum kecuali susu.“
         Jadi tunggu apalagi. Jangan salah memilih susu yang akan kita konsumsi. Perhatikan kehalalannya. Jadikan halal itu sebagai prinsip hidup kita. Baik itu makanan, minuman, pakaian dan lain sebagainya. Tanamkan dalam hati bahwa halal is my life. Ajarkan kepada anak-anak kita untuk selalu memilih makanan dan minuman yang berlabel halal di manapun mereka berada. Apalagi Allah mewajibkan kita menjaga keluarga kita dari api neraka. Salah satunya dengan mengkonsumsi makanan halal dan thoyyib. Makanan halal dab thoyyib itu salah satunya terdapat ada susu yang sudah teruji kehalalannya dari Frisian Flag.
           Saya mengajarkan anak saya sejak usia dini untuk menemukan label halal di setiap kemasan produk yang dikonsumsinya. Jadi ketika mereka menemukan produk yang tidak ada label halalnya dari MUI (untuk produk dalam negeri), maka biasanya mereka akan mengingatkan saya. Lalu kami akan mencari produk sejenis yang berlabel halal dari MUI. Karena banyak juga makanan dan minuman yang menggunakan label halal, tapi hanya sekadar tempelan saja. belum teruji secara klinis oleh LPPOM MUI. Bagaimana dengan Anda?*

*Tulisan ini diikutkan dalam lomba blog @blogdetik.

Sumber hadist:
http://www.islam2u.net/

http://ridwanaz.com/
This entry was posted in

Monday, June 25, 2012

Ngeblog tentang Susu Halal, Bisa Dapat Motor dan iPad!


Teman-teman ikut lomba keren ini yuk. Lumayan loh hadiahnya. Ini kusalin dari blog detik infonya ya. http://food.detik.com/read/2012/06/19/153821/1945205/901/ngeblog-tentang-susu-halal-bisa-dapat-motor-dan-ipad

Ngeblog tentang Susu Halal, Bisa Dapat Motor dan iPad!


Foto: LPPOM MUI
Jakarta - Perhelatan Indonesia Halal Expo (INDHEX) 2012 sebentar lagi digelar. Untuk memeriahkan ajang tahunan ini, Anda bisa berpartisipasi dengan membuat tulisan bertema halal di blog Anda. Siapa tahu Anda membawa pulang sepeda motor dan iPad!

Dalam rangka memasyarakatkan susu yang berinovasi dan halal untuk pertumbuhan anak, BLOGdetik bekerja sama dengan Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) dan Frisian Flag menyelenggarakan kontes blog dengan hadiah menarik.

Pemenang pertama akan mendapatkan 1 unit sepeda motor Honda Beat (On The Road). Peserta yang menempati posisi kedua akan memperoleh 1 unit New iPad. Sementara itu, blog terbaik ketiga akan memenangkan 1 unit HP Android Samsung Galaxy S III. Tak hanya itu, sepuluh orang pemenang hadiah hiburan juga akan membawa pulang merchandise dari Frisian Flag.

Tertarik mengikuti lomba ini? Buat tulisan bertema 'Susu Inovasi Yang Sehat dan Halal Untuk Pertumbuhan Anak' di blog Anda. Berikut persyaratannya:

1. Platform bebas. Namun, jika menggunakan BLOGdetik akan dimasukkan di 'Hot Blog'

2. Warga Negara Indonesia

3. Tulisan yang mengandung kata...
* 'blog', wajib di hyperlink ke http://blogdetik.com
* 'halal', wajib di hyperlink ke http://halalmui.org
* 'susu', wajib di hyperlink ke http://frisianflag.com
* 'inovasi', wajib di hyperlink ke http://ibudanbalita.com

4. Wajib menggunakan tag 'Susu Inovasi Yang Sehat dan Halal Untuk Pertumbuhan Anak'

5. Wajib memasang banner di antara postingan atau di sidebar (widget)

6. Wajib follow @blogdetik

7. Share judul dan shortlink postingan Anda di Twitter dengan mention @blogdetik dan menggunakan hashtag #SusuHalal

8. Kirim URL lengkap postinganmu dengan mengisi form di halaman 'Daftar'

9. Tulisan tidak boleh copy-paste atau plagiat milik orang lain

10. Jika memang mengutip, harap mencantumkan sumber kutipan atau referensinya (jika ada).

11. Tulisan dalam Bahasa Indonesia

12. Tulisan minimal 500 kata

Tulisan yang masuk akan dinilai oleh Farid Mahmud (Kepala Bidang Informasi - LPPOM), Viyanthi Silvana (Corporate Communication Frisian Flag), serta BLOGdetik. Batas pengiriman hingga 4 Juli 2012 pukul 23:59. Pemenang akan diumumkan pada tanggal 6 Juli 2012.

Juara pertama diharapkan kedatangannya dalam acara penutupan INDHEX 2012 tanggal 8 Juli 2012 di SMESCO Exhibition Hall Jakarta. Hadiah akan diserahkan secara simbolis oleh Menteri Koperasi dan UKM, Syariefuddin Hasan. Keputusan penyelenggara bersifat mutlak, tidak dapat diganggu gugat, tidak diadakan surat menyurat, dan hadiah yang diterima tidak dapat dipertukarkan.

Tunggu apa lagi? Yuk kirimkan tulisan Anda detik ini juga!


SUMBER: LPPOM MUI


(fit/odi)

Thursday, June 21, 2012

I'm Share My Miracle Moment With Ponds


     
      Saya adalah ibu rumah tangga dengan 3 orang anak. Suami bekerja di sebuah perusahaan swasta nasional di Jakarta Utara. Hari Minggu ini kami sekeluarga menikmati akhir pekan di rumah saja.  Biasanya kami menghabiskan hari libur dengan berjalan-jalan ke toko buku atau ke mall. Sesekali kami sekeluarga menonton film di bioskop.
    Pagi ini Syifa, 12 tahun dan Hikmal, 8 tahun, anak pertama dan kedua kami masih bermalas-malasan di kamar mereka. Sedangkan si bungsu Hauzan yang masih berusia 1,5 tahun sudah asyik dengan mainan barunya.
      Seperti biasa, saya sudahberkutat dengan pekerjaan rumah tangga. Walaupun begitu saya sudah rapi dan berdandan dengan memakai Ponds Age Miracle setelah mandi tadi. Ketika asyik menyiapkan sarapan di dapur, suami menghampiri saya. “Masak apa bu?” tanyanya.
         “Mau bikin nasi goreng.” Jawab saya sambil mengiris bawang merah. “udah lapar ya?”
         “Saya aja yang masak deh,” ujarnya sambil mengambil wajan dan meletakkannya di atas kompor. Setelah itu dia menyalakan kompor dan mengambil pisau dari tangan saya. saya agak bingung, karena sebelumnya suami saya jarag sekali masuk ke dapaur untuk memasak seperti ini. Mungkin hanya beberapa kali ketika saya sakit. Tappi sekarang dia ingin memasak nasi goreng untuk kami? Dengan sedikit ragu saya memberikan pisau dan bumbu nasi goreng yang sudah saya siapkan pada suami.
      “Udah, ibu temenin Hauzan aja sana.” Dia berusaha meyakinkan saya. saya setuju, akhirnya saya ke ruang keluarga untuk menemani Hauzan. Beberapa menit kemudian Syifa dan Hikmal ikut bergabung dengan saya di ruang keluarga.
       “Kenapa bukan ibu yang masak?” tanya mereka kompak, ketika melihat sang bapak bergaya koki handal di dapur.
      “Bapak pengin bikin nasi goreng ala chef katanya,” canda saya. Anak-anak terseyum dan menghampiri bapaknya yang sedang asyik di dapur. Selanjutnya mereka terlihat asyik membantu sang bapak di dapur. Menata piring dan sendok di meja makan.
      Setengah jam kemudian nasi goreng ala chef Syarmi pun selesai. Aromanya menghampiri hidung saya. Hhmmm... so yummi...
        “Bu, ayo kita makan,” ajak anak-anak bersemangat. Saya segera menggendong Hauzan ke meja makan dan duduk di samping suami. Di meja makan sudah terhidang nasi gorwng lengkap dengan telor dadar dan telor ceplok. Ada mentimun, dan tomat yang sudah diiris sebagai lalapannya. 
         “Nih,” suami menyuapkan nasi goreng ke mulut saya. Pipi saya memerah, karena sebelumnya tidak pernah dia melakukan ini.
       “Cie...cie...” goda Syifa dan Hikmal.
      “Ih, gak apa-apa lagi, ini kan istriku,” ujar suami sambil memberikan suapan selanjutnya. Akhirnya kami pun sarapan sambil digoda oleh anak-anak. Ah sungguh momen ini adalah miracle moment dalam kehidupan pernikahan kami.
       Karena suami saya bukanlah tipe suami romantis yang biasa memberikan hadiah atau kejutan. Suami saya adalah seorang laki-laki yang pendiam. Walau begitu dia sangat perhatian kepada anak dan istrinya. Harapan saya akan ada miracle moment-miracle moment lainnya setelah ini. *


 *Tulisan ini saya ikutkan dalam lomba I'm Share My Miracle Moment With Ponds di Page FB Ponds Indonesia 
This entry was posted in

Thursday, June 14, 2012

Peduli Mukena Bersih

     
          “Peduli mukena bersih” demikianlah tulisan yang aku baca di sebuah mukena. Mukena itu sedang digunakan oleh beberapa orang wanita di musalla sebuah pusat perbelanjaan.  Aku perhatikan terdapat tiga atau empat buah mukena dikenakan oleh ibu-ibu yang sedang menunaikan kewajiban salatnya di musalla ini. Saat itu aku juga akan menunaikan salat seperti mereka.

          Kebetulan aku lupa membawa mukena dari rumah. Karena aku membawa tas yang berbeda dari tas yang kugunakan biasanya. Mukena yang biasa kubawa berada dalam tas itu. Akhirnya selesai wudhu, aku mencari-cari mukena milik musalla ini. Ternyata mataku tertuju pada tulisan yang ada di mukena itu, tulisan itu cukup menarik perhatian, karena di samping mukenanya yang berwarna ungu, tulisan pada mukena itu berwarna ungu tua. Sangat kontras dengan mukena lain yang biasa kita gunakan. Biasanya di setiap musalla mukena itu berwarna putih kusam dan kotor, demikian yang sering kulihat di pusat perbelanjaan dan tempat umum lainnya di Jakarta dan sekitarnya.
          Mungkin memang hal itu yang ingin disampaikan oleh pemiliknya atau seseorang yang membuat mukena itu, agar semua orang yang salat di sini bisa peduli degan kebersihan mukena musalla yang digunakannya. Pandangankupun beralih kepada mukena lain, yang sedang digunakan ibu-ibu lain untuk salat. Beberapa di antaranya terlihat sangat sangat kotor. Banyak noda bekas bedak, lipstick dan noda lainnya di bagian wajah mukena tersebut.  
         Sangat kontras memang dengan mukena yang berwarna ungu itu. Aku berpikir, alangkah indahnya jika di setiap musalla di tempat umum seperti ini mereka para pegawai atau setidaknya para relawan bersedia mencuci dan mengganti mukenah itu  setiap paling tidak dua atau tiga hari sekali. Seperti yang kita tahu bahwa saat salat itu kita menghadap Allah, rabb alam semesta. Bagaimana mungkin kita menghadap Tuhan dengan keaadaan yang tidak bersih seperti itu?
          Dalam pikiranku apakah setiap tempat umum tidak berpikir untuk memberikan kenyamanan beribadah kepada pengunjungnya? Kalau mereka menyediakan musalla tentu seharusnyalah mereka menyediakan fasilitas yang baik untuk musalla tersebut. Entah bagaimana di tempat lain. Tapi hal ini yang sering kutemukan di tempat umum di sekitar Jabodetabek. Tapi aku masih bersyukur di mall yang sedang kukunjungi ini masih ada fasilitas musalla-nya.  Karena pernah beberapa kali aku kesulitan mencari musalla di tempat perbelanjaan terbesar di Jakarta ini.
         Setelah beberapa saat menunggu, seorang ibu yang mengenaka mukena ungu itu selesai dari salatnya, dia menyodorkan mukena itu padaku. Mungkin si ibu sudah maklum kalau aku sedang antri menunggu mukena karena tidak bawa mukena. Mengapa kubilang antri, karena bukan aku saja saat itu yang sedang menunggu mukena ini. Masih ada beberapa wanita lain yang juga menunggu giliran untuk bisa menggunakan mukena yang  sama. Mungkin karena alasan yang sama denganku. Wanita-wanita itu melihat dan menginginkan mukena bersih untuk digunakan dari pada mukena kotor yang ada di musalla itu.
        Sambil tersenyum dan berterima kasih, akupun mengenakan mukena itu. Hmmm wangi khas pewangi pakaian tercium dari aroma mukena ini. Dan setelah kuperhatikan dengan seksama, tidak ada kotoran atau noda di mukena ini. Aku berpikir mungkin mukena ini baru hari ini atau kemarin disumbangkan untuk musalla ini. Karena wanginya yang masih sangat terasa.
         Ketika menggunakan mukena ini, salatku pun menjadi lebih khusu’. Mukena yang bersih dan wangi akan membuat kita merasa nyaman dalam beribadah, demikian yang aku rasakan. Andai saja seluruh umat muslim di negeri ini  melakukan hal yang mulia seperti ini.
         Sesampai di rumah, karena penasaran dengan mukena yang tadi kugunakan di musalla mall, aku pun segera menulis tentang hal ini di blogku. Beruntungnya aku, setelah beberapa hari kemudian seseorang dari donatur Peduli Mukena Bersih ini mengunjungi blogku dan meninggalkan nomor telepon mereka. Mereka berharap akan banyak orang lain yang bisa berpartisipasi dalam kegiatan mereka ini.
         Beberapa waktu kemudian aku ternyata juga menemukan mukena yang berjudul sama di mall yang berbeda. Alangkah bersyukurnya aku, karena semakin hari kegiatan mereka semakin berkembang. Apalagi setiap aku melihat mukena itu di manapun mallnya ( di wilayah Jakarta dan Bekasi )  pasti akan kutemukan mukena yang bersih dan wangi seperti kali pertama kulihat dulu.  
          Aku sangat berterima kasih kepada seseorang yang punya ide kreatif dalam menyumbangkan sesuatu seperti mukena ini. Semoga tidak hari ini saja mukena ini bersih. Aku berharap setiap hari atau setidaknya dua hari sekali mereka mau mengganti mukena ini dengan yang bersih. Selamat kepada penyumbang yang aku tidak kenal ini, semoga amal ibadah Ibu atau bapak di terima oleh Allah, dan bagi kita yang menggunakan mukena ini aku berharap agar kita selalu menjaga kebersihannya. Karena Allah mencintai kebersihan, dan kebersihan itu sebagian dari iman. Jadi jika pergi ke mall saja kita bersih dan cantik, kenapa menghadap Allah rabb kita kita tidak bisa lebih baik dari pada itu. Aku rasa inilah kreatifitas yang paling Indonesia ( Jumlah kata 756) *

*Tulisan ini diikutkan dalam lomba blog http://angingmammiri.org/lomba-blog-paling-indonesia/

This entry was posted in

Sunday, June 10, 2012

Karya Untuk Lomba Foto Blogfam

Judul Foto 1 : Bermain Bersama
  


"Ke sana yuk Bang," ajak Hauzan pada Abang Hikmal.
Keterangan foto : Hauzan Alkhawarizmi ( 21 bulan) kanan.
           Hikmal Akbar ( 9 tahun ) kiri.




 Judul Foto 2 : Senyum...

"Hikmal, senyum dong!" goda Syifa. 

                                          Keterangan Foto: Hikmal Akbar ( 9 tahun) kanan.
                          Syifa Ananda ( 12 tahun) kiri.
This entry was posted in

Bedah Buku Detik Demi Detik di Radio Dakta Bekasi

Hari Sabtu 9 Juni 2012 saya, Kak Wylfera Windayana dan Mbak Nagiga Nur Ayati berkunjung ke radio Dakta 107 FM Bekasi.  Pukul 10.00 pagi itu kami akan mengadakan acara bedah buku on air di radio tersebut. Setengah jam sebelumnya kami sudah samapai di tempat tujuan.
Mbak Nagiga sampai lebih awal. Beberapa menit kemudian saya pun bersama beliau di ruang meeting radi Dakta. Kami terlibat percakapan seru sambil menunggu waktu on air dan menunggu Kak Wiwik.
        "Mobilku ditabrak tadi," ucap Mbak Na dengan wajah masih shock. Saya yang baru pertama kali bertemu dengan Mbak Na, ikut kaget mendengarnya. "Ya Allah... tapi Mbak Na gak apa-apa kan?" hanya itu yang bisa saya ucapkan.
        "Alhamdulillah gak apa-apa, hanya saja bagian belakang mobilku bonyok. Penegemudi di belakangku tidak memperlambat laju kendaraannya ketika semua mobil di depannya sudah menguranginya. Ketika kami berhenti dan minta pertanggung jawaban, mobil tersebut keburu kabur. Akhirnya aku dan suami mengikhlaskan saja." jelas Mbak Na dengan suaranya yang lembut. Ah suara Mbak Na begitu merdu terdengar. Benar-benar suara seorang ibu yang sabar saya rasa. Karena sebelumnya saya tidak pernah berbicara dengan Mbak Na, baik melalui telepon atau bertemu langsung seperti sekarang ini. Keakraban kami hanya terjalin melalui sosial media seperti FB Twitter dan BB.
         Tapi , baru beberapa menit mengobrol, saya minta ijin ke toilet dulu. Karena sedari datang tadi saya menahan keinginan untuk buang air kecil. (Maaf ya Mbak Na hehehe...)
Untunglah ketika saya ke toilet itu, Kak wiwik datang dan menemani Mbak Nagiga. Sekembalinya saya dari toilet, kami pun mulai breafing, membahas apa yang akan kami lakukan nanti saat on air.
Tepat pukul 10.00 WIB mas Miko, penyiar yang bertugas pagi itu meminta kami masuk ke studio.   
         Sebelumnya Mas Miko bertanya beberapa hal pada kami bertiga. setelah itu acara bedah buku pun dimulai. Saya akui, saya sedikit nervous di dalam ruangan itu. Karena hal ini adalah pengalaman baru bagi saya. Melihat sebuah ruangan siaran radio beserta perlengkapannya membuat saya tak percaya diri. Untunglah Kak Wiwik , Mbak Nagiga dan Mas Miko sangat friendy, sehingga kegugupan saya berkurang, hingga hilang sama sekali.


          Sesi pertama pun dimulai. Mas Miko bertanya pada Mbak Nagiga terlebih dahulu sebagi editor buku ini. Selanjutnya pertanyaan untuk kak wiwik sebagai salah satu penulis dalam buku ini. terakhir saatnya saya yang ditanya tentang kisah yang saya tulis. Alhamdulillah saat mas Miko bertanya, saya bisa menjawab semua pertanyaan itu dengan lancar. Kisah yang saya ungkapkan dalam buku Deti Demi Detik adalah tentang tante saya. Ceritanya berjudul Kisah Sebelah Mata.
         Setelah sesi pertama selesai, masuk sesi kedua yaitu sesi tanya jawab dengan pendengar melalui telepon. Ada 3 telepon yang masuk bertanya dan mendoakan kesuksesan buku ini. Dan ada beberapa SMS yang beisi hal serupa. Salah satu penelpon malah menangis ketika bertanya di mana buku ini di dapat. Si Ibu teringat anaknya yang telah tiada. menurutnya ia ingin membeli buku ini agar ia merasa tidak sendiri menghadapi ujian dari Allah ini.
        Penelepon lain, seorang bapak malah berharap ada kisah yang terdapat dalam buku ini yang diangkat ke layar kaca atau layar lebar. Kami sangat berterima kasih terhadap apresiasi dari semua pendengar acara ini. 
       Harapan kami semoga para pembaca buku ini tetap kuat dan ikhlas serta sabar dalam menhadapi ujian berupa sakit atau kematian yang diberikan Allah kepada keluarga mereka. Dan bagi yang tidak mengalami ujian ini, kami berharap terus bersyukur dan meningkatkan ibadah untuk menghadapNya kelak.
        Tak terasa jam sudah menunjukkan angka 11.00, saatnya acara ini berakhir. kami pun membagikan 3 buku ini kepada pendengar yang sudah menelepon dan mengirim sms. Sebelum pulang kami menyempatkan diri untuk berfoto bersama, sebagai kenang-kenangan.
         Dari lubuk hati yang paling dalam saya , Kak Wiwik dan Mbak Nagiga mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada Mas Miko, Mas Firman dan radio Dakta Bekasi.
Semoga suatu hari nanti saya bisa kembali berkunjung ke radio dakta dengan membawa karya yang berbeda. aamiin... :)


Klarifikasi atas Pemberitaan Serial AKTA Ada Apa di Wibeng (dimuat di Harian Suara Merdeka 9 Juni 2012)

copas dari FB Mbak Jazimah AlMuhyi
Salah Kamar Berbuah Penarikan
Oleh. Agus M. Irkham

Kabar pustaka di media massa kembali menampakkan sisi antagonisnya. Setelah beberapa waktu lalu ada temuan frasa “istri simpanan” di buku Lembar Kerja Siswa kelas 2 Sekolah Dasar (SD) di Jakarta, kini mengemuka temuan buku bacaan pengayaan di perpustakaan SD yang disakwangsakan isinya menjurus pada pornografi. Buku tersebut yakni Ada Duka di Wibeng, Tambelo Kembalinya Si Burung Camar, dan Tidak Hilang Sebuah Nama.

Ketiganya ditemukan di perpustakaan-perpustakaan SD di Kabupaten Kebumen. Dari ketiga judul tersebut, pertama disebut disangkakan yang paling menjurus ke pornografi. Indikasinya ada dialog tentang trik berhubungan seks yang aman agar tidak hamil dan menceritakan cara KB kalender. Adalah Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga (Dinpora) Kabupaten Kebumen yang kemudian memutuskan untuk menarik ketiga buku terbitan PT Era Adi Citra Intermedia Solo itu dari seluruh perpustakaan SD di Kebumen yang berjumlah tak kurang dari 136 SD. (Suara Merdeka, 1-2 Juni 2012).

Ada Duka di Wibeng (ADdW). Kebetulan saya sudah membaca secara lengkap buku tersebut. Termasuk membaca ulang bab “Asal Mau Sama Mau?”—halaman 104, bukan halaman 93 seperti yang pernah diberitakan—yang disebut bermuatan pornografi itu. Tulisan ini tidak saya maksudkan sebagai pledoi atau sebaliknya upaya untuk memperkuat dakwaan bahwa buku karya Jazimah Al Muhyi ini memang tergolong buku lucah.

Pembacaan jernih atas sengkarut persoalan buku ADdW ini akan saya dekati dengan dua analisis. Pertama, analisis isi (content analysis), dan yang kedua, analisis bingkai (frame analysis).

Pertama, soal isi. Buku setebal 180 halaman—bukan 168 halaman seperti yang sering dikutip media—berisi tentang kehidupan remaja SMA. Wibeng adalah singkatan dari Widya Bangsa, nama SMA. ADdW adalah buku ketiga setelah buku “Kelelawar Wibeng”, dan “Gendut Oke, Hitam...”. Ketiganya dilabeli dalam satu nama: Serial Akta. Akta adalah nama tokoh utama di buku serial novelet tersebut.

Karena tentang remaja SMA, tentu saja persoalan yang diangkat sangat bertalian dengan kehidupan mereka. Mulai dari soal tawuran pelajar, geng, virus merah jambu (cinta) yang didasarkan pada keterpesonaan fisik, hingga soal pemahaman dan pengetahuan remaja soal seks. Melaui Serial Akta ini, nampak sekali niatan penulisnya untuk melakukan dekonstruksi dan rekonstruksi ulang terhadap konstruksi awal atas tema-tema di atas. Dan proses rekonstruksi itu melalui dialog para tokoh di buku tersebut. Kesadaran yang ditumbuhkan dari dalam si pembaca melalui dialog-dialog tokohnya.

Betul, ada dialog yang memakai frasa “KB Kalender”. Tapi sejauh amatan saya yang lebih dari sepuluh kali saya baca ulang, di buku ADdW tidak ada keterangan satu kata pun tentang teknik atau cara ber-KB Kalender. Dan saat frasa itu terucap, oleh penulisnya dibangun suasana ketidaksetujuan (negasi), protes dan marah yang muncul dari si tokoh utamanya: Akta. Dengan deskripsi: “Akta berlalu cepat mendengar obrolan di lokasi kamar mandi yang diselingi suara cekikikan.” (hlm 105).

Tidak berhenti itu, si penulis masih melalui tokoh utamanya: Akta, menyatakan ketidaksetujuannya dengan secara eksplisit mengutip Surat Al-Baqarah (175): “Mereka itulah orang-orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk dan siksa dengan ampunan. Maka alangkah beraninya mereka menentang api neraka!” (hlm 106).

Ketiadaan pemahaman tentang konteks suasana saat frasa “KB Kalender” terucap akan membawa pada simpulan bahwa frasa itu menjadi frasa bermakna lucah (cabul). Dan tentu saja, tentang konteks atau suasana (faktor intrinsik) yang bangun penulisnya saat dialog berlangsung ini tidak akan bisa dipahami oleh anak-anak SD. Dan memang, sejak awal—sesuai dengan keterangan yang tertera di kover depan dan belakang, serta isi dalamnya—novelet ini untuk para pembaca (minimal) usia SMA.

Tapi entah bagaimana ceritanya ADdW bisa kesasar ke perpustakaan SD. Salah kamar yang pada akhirnya berbuah penarikan. Dan penarikan itu didasarkan pada proses pendarasan yang parsial, dan terburu-buru. Penarikan itu hanya bisa dibenarkan karena alasan tidak tepatnya kualifikasi bacaan dengan sasaran pembaca. Bukan karena isinya yang mengarah pada kelucahan.

Cetakan pertama ADdW Juli 2006. Hingga 2012 berarti lima tahun. Artinya, sebelum “kasus Kebumen” muncul, sepanjang hampir enam tahun itu tidak pernah ada yang mempersoalkan buku tersebut. Alih-alih menggolongkannya sebagai karya lucah, bahkan telah cetak ulang. Dan sejak Mei 2009 telah lulus seleksi Pusat Perbukuan untuk menjadi buku pengayaan. Sertifikasi kelulusan itu dapat dibaca sebagai bentuk afirmasi Pemerintah (via Pusbuk) terhadap isi buku ADdW.

Kedua, analisis bingkai. Pendekatan kedua ini akan memuat latar belakang suasana sosial-batin penulisnya. Jazimah Al Muhyi, bukanlah penulis baru. Berdasarkan penelusuran dan data yang saya miliki, ia menulis dan menelurkan buku sejak tahun 2001. Tak kurang dari 40 buku telah ia semai ke pasar. Baik berupa buku utuh, kumpulan cerpen, antalogi cerpen bersama penulis lain, novelet, dan kumpulan esai. Meskipun tema-tema buku yang ia tulis beragam, ada satu garis lurus yang bisa saya tarik, yaitu semua memiliki semangat untuk perbaikan (baca: dakwah). Tanda yang paling nampak ke arah simpulan itu adalah sebagian besar bukunya berkover wanita berjilbab. Termasuk buku ADdW. Barangkali ini ada kaitan erat dengan komunitas yang ia libati saat awal-awal menulis, yaitu Forum Lingkar Pena (FLP). Publik luas telah mengenal FLP sebagai komunitas kepenulisan yang berjuang mengangkat sastra islam ke pentas nasional dan mondial.

Nah tentu saja, akan menjadi sangkaan yang absurd dan menciderai akal sehat publik jika Jazimah Al Muhyi ini dikatakan menulis buku yang isinya mengarah pada pornografi. Terlalu besar biaya sosial dan moral yang harus ditanggung. Baik ia sebagai pribadi (penulis), maupun sebagai salah satu pegiat FLP.

Agus M. Irkham
Pegiat Literasi. Kepala Departemen Penelitian dan Pengembangan Pengurus Pusat Forum Taman Bacaan Masyarakat.

Thursday, June 7, 2012

Behind the Scene Kania's Dream

Sewaktu novel ini hampir selesai saya tulis, muncul ide dari Mas Benny Rhamdani untuk mencari endorse dari beberapa chef. Saya pun segera mencari akun FB dan Twitter beberapa Chef. Sayangnya mereka semua sibuk sehingga tidak mereply permintaan saya.
Saya tidak berhenti sampai di situ. Saya mencoba membuat status di page chef Juna Rorimpaney. Chef Juna tidak menjawab, tapi ada beberapa fansnya yang bersedia membantu. Hingga suatu hari ada yang mengirim pesan ke inbox FB saya dan mengatakan bersedia membantu.
    Betapa senangnya saya menerima bantuan itu. Setelah beberapa hari kemudian, Jeanita Adisty, demikian nama dewi penolong itu mengirim pesan lagi via inbox. Katanya chef Juna hanya mengijinkan memakai nama panggilannya saja di dalam novel saya. Nama panggilan itu yaitu Rex. Sayangnya beliau tidak bisa memberi endorse untuk buku saya karena kesibukannya.
      Sampai sejauh ini saya sangat berterima kasih kepada Jean. Saya sangat menghargai usahanya membantu saya. Saya akhirnya menggunakan nama Chef Rex sebagai salah satu juri dalam perlombaan yang diikuti Kania sebagai tokoh utama novel saya.
     Untunglah saya berhasil menemukan akun twitter Pak Bondan. Setelah saya mention beliau, beliau mereply mention saya dengan memberikan alamat email. Selanjutnya saya minta beliau untuk membaca Kania's Dream, sekalian minta endorse dari beliau. Alhamdulillah beliau setuju. Cukup lama beliau baru bisa membuat endorse buku ini, sekali lagi karena kesibukan beliau yang luar biasa. Suatu hari email saya mendapatkan pesan dari beliau. begini bunyinya :

Saya senang melihat inisiatif Nelfi Syafrina menulis novel yang diperuntukkan bagi anak-anak. Kebiasaan atau budaya membaca memang perlu ditumbuhkan sejak anak-anak memasuki awal masa tumbuh-kembangnya.
Seorang anak yang membaca pastilah akan mempunyai pengetahuan dan wawasan yang lebih luas daripada mereka yang tidak membaca.

Saya makin senang membaca novel anak ini karena Nelfi ternyata memasukkan satu sisi kehidupan yang jarang digarap sebagai thema tulisan berbentuk novel, yaitu: kuliner. Semoga pilihan Nelfi ini dapat ikut meluaskan wawasan anak-anak untuk mempunyai cita-cita yang tidak sekadar menjadi dokter atau insinyur.


Selamat atas terbitnya novel ini. Semoga Nelfi akan menulis lagi, lagi, dan lagi.


Tak terbayangkan senangnya saya mendapat endorse dari beliau. Apalagi Pak Bondan juga bersedia namanya disebutkan sebagai juri dalam novel saya tersebut. Sungguh terima kasih yang tak terhingga atas apresiasi Pak Bondan dan kesediannya meluangkan waktu untuk membaca novel Kania's Dream. Semoga bapak selalu sehat dan sukses dalam menjalankan aktifitas.  

Wednesday, June 6, 2012

Dengan Menulis, Wylvera Windayana Mengeksplorasi Imajinasi


             
        Tak kenal maka tak sayang, demikian bunyi sebuah peribahasa. Kali ini saya ingin mengajak Anda berkenalan dengan salah satu penulis yang cukup banyak menghasilkan karya. Karya berupa buku nonfiksi maupun fiksi. Beliau saat ini lebih banyak menggeluti dunia penulisan buku anak. Yuk kita mengenalinya lebih dekat!
        Nama lengkapnya adalah Wylvera Windayana, lahir di kota Medan. Istri dari  Indra Gunawan yang juga berasal dari Medan ini sudah menulis semenjak SMP. Beberapa cerpennya pernah dimuat di Koran kita tercinta ini yaitu Harian Analisa. Wiwik demikian beliau biasa disapa menamatkan kuliahnya di FISIP USU jurusan Ilmu Komunikasi.    
         Sambil kuliah dan setelah tamat kuliah penggemar aneka kuliner ini pernah menjadi reporter sekaligus penyiar paruh waktu di radio Chitra Buana FM Medan. Wiwik juga pernah bekerja di salah satu perusahaan asuransi negara ( BUMN) di Jakarta. Setelah menikah tahun 1997 penggemar traveling ini memutuskan untuk fokus mengurus rumah tangga dan vakum sementara di dunia kepenulisan.
       Ternyata keputusannya vakum dari menulis ini tidak bertahan lama. Dunia menulis seolah-olah selalu memanggilnya. Sehingga tahun 2008 dia kembali menekuni dunia ini. Sejak tahun itu mulai lahir buku-bukunya yang terkumpul dalam 8 antologi dan 7 buku bacaan untuk anak. 
       Selain menulis kegiatan ibu dari Yasmin Hamira Hanan dan Darryl Khalid Aulia ini adalah mengajar jurnalistik di SDIT Thariq Bin Ziyad Pondok Hijau, Bekasi. Beliau juga menjadi sekretaris redaksi Majalah Insani (majalah internal ibu-ibu di kantor suaminya). Redaksi majalah Insani ini didistribusikan oleh Persatuan Istri Pegawai Bank Indonesia, seluruh Indonesia dan perwakilan luar negeri.
                Menurut wanita yang hobi menyanyi ini, awalnya orangtuanya keberatan kalau anaknya menjadi penulis. Karena melihat putrid mereka berjam-jam duduk di depan laptop, dan sepertinya sulit diajak berkomunikasi. Mereka khawatir kalau Wiwik nantinya akan mengabaikan tanggungjawab utama sebagai ibu dan istri. Tapi, ketika mereka melihat semua kegiatan rumah tangga berjalan seperti biasa, mereka akhirnya ikut mendukung. Apalagi ketika melihat buku-buku Wiwik sudah terbit, mereka ikut bangga.
            Penikmat wisata kuliner ini awalnya belajar menulis secara otodidak. Tapi seiring keinginan menulis yang semakin menggebu, maka beliau memutuskan belajar pada ahlinya. Banyak sudah kelas menulis yang diikutinya. Salah satunya ikut pelatiuhan menulia bersama Benny Rhamdani, dengan “Kelas Ajaib”-nya. Saat ini wanita yang berdomisili di Bekasi ini juga menjadi trainer penulisan dan tergabung di Galeri Kelas Ajaib.
      Wanita yang terlihat cantik dengan kaca mata dan kerudungnya ini  memilih menjadi penulis sebagai profesinya karena dengan menulis dia bisa mengeksplore imajinasinya. Apalagi semenjak dia  fokus di dunia penulis, begitu banyak manfaat yang dia rasakan, mulai dari tawaran menjadi guru, sampai permintaan untuk mengisi pelatihan-pelatihan menulis, baik untuk anak-anak maupun dewasa.  Motto Wiwik adalah sebagaimana yang dikutipnya dari salah satu quote Pramoedya Ananta Toer, “Karena kau menulis. Suaramu takkan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh di kemudian hari.” Wiwik menularkan kegiatannya ini kepada 2 orang buah hatinya yang sudah menginjak remaja.
         “Ternyata ketika melihat saya bersemangat menulis, anak-anak saya pun ‘tertular’ dan mengikuti kegiatan saya ini. Saat ini mereka juga sudah menerbitkan beberapa buah buku,” ujarnya senang. Suami dan anak-anaknya sangat mendukung kegiatannya ini. Apalagi setelah anak-anaknya mengikuti jejak sang ibu menjadi penulis. Mereka jadi lebih sering berjalan-jalan ke toko buku.
          Keluarga kecil Wiwik pernah tinggal di Amerika, tepatnya di Urbana, Illinois, USA dari pertengahan tahun 2007 s/d akhir Desember 2008. Anak pertama mereka waktu itu baru naik ke kelas 4, dan anak kedua naik ke kelas 2. Jadi, mereka meneruskan sekolahnya di Martin Luther King Jr. Elementary School, di Urbana School District 116.  Alasan mereka pindah sementara ke sana, karena suami Wiwik yang bekerja di Bank Indonesia ini melanjutkan kuliah S2-nya di negeri Paman Sam itu.
           “Saya ingin terus memperdalam kemampuan menulis dan keahlian sebagai trainer penulisan, serta karya-karya saya terus bermunculan dan bisa menginspirasi banyak pembaca,” demikian harapannya. Menurutnya, insyaallah pertengahan bulan Mei ini, satu kumpulan cerpennya yang berjudul The Dark Stories akan segera terbit.
           “ Pesan saya untuk penulis pemula, jangan pernah ragu untuk memulai belajar menjadi penulis, apalagi jika kamu merasa memiliki ide-ide yang bagus. Dan, untuk itu teruslah berlatih, karena keahlian dalam menulis hanya akan bisa dikuasai seseorang dengan cara berlatih,” pungkasnya.
      Saya rasa sampai di sini dulu perkenalan kita dengan kakak kita yang satu ini. Semoga semangatnya dalam membangkitkan dunia literasi bisa kita contoh. Jika Anda ingin mengenalnya lebih jauh, silakan berkunjung ke blognya di http://wylvera.blogspot.com/ atau follow akun twitternya di @wylvera.* [NS]
  *Naskah ini dimuat di harian Analisa Medan pada tanggal 3 Juni 2012