Monday, May 23, 2016

Dokumen Pribadi Elektronik

         Sesuai judul postingan ini, yaitu Dokumen Pribadi Elektronik, maka saya akan sedikit curhat tentang kejadian mendebarkan beberapa waktu lalu. Saat itu saya dan keluarga hendak berangkat ke kampung halaman kami di Bukittinggi. Kami sudah rapi dan dalam perjalanan menuju bandara Halim Perdana Kusuma sore itu.
         Entah kenapa dalam taksi saya memikirkan sesuatu, rasanya ada yang ketinggalan di rumah. Tapi saya nggak ingat apa yang tertinggal itu. Taksi pun melaju hingga kami hampir sampai di Bandara. Ketika memasuki gerbang Bandara Halim itulah, saya ingat bahwa KTP saya tertinggal di tas yang biasa saya gunakan sehari-hari. 

       Saat itu saya panik. Tapi saya tidak memperlihatkannya kepada suami dan anak-anak. Saya hanya bergumam kecil kalau KTP saya tertinggal. Suami saya tentu saja kesal mendengar gumaman saya. Tapi sebelum bergumam, otak saya reflek mencari solusi. Nggak mungkin harus kembali ke Bekasi untuk mengambil KTP kan? Karena kalau itu saya lakukan, bisa-bisa kamu ketinggalan pesawat.
      Saya ingat, saya pernah menyimpan scanan KTP saya di HP. Saya buru-buru mencari scan-an KTP saya. Alhamdulillah ada. Hati saya tak henti mengucapkan kalimat tahmid tersebut. Maa Syaallah... Tak ada yang kebetulan bagi Allah. Allah bahkan segera menuntun saya untuk langsung berpikir tentang Scan KTP saya itu.
       Saya bersyukur masih menyimpan scan KTP itu. Karena biasanya saya akan menghapus semua foto yang ada di hp jika saya sudah menyimpannya di hard disk. Tapi sepertinya saya menyisakan scan KTP itu. 
       Ke depan saya harus lebih berhati-hati, saya harus meng-copy KTP ini beberapa lembar dan menyimpannya di beberapa tempat. Misalnya di rumah, di tas untuk mengaji, di tas untuk mengantar sekolah dan di tas untuk saya pergi jalan-jalan. Agar saya tidak mengalami kejadian seperti ini lagi nanti. 
      Ternyata scan KTP yang ada pada HP saya itu memang sangat dibutuhkan ketika mengambil boarding pass. Bisa juga menggunakan paspor atau SIM. Sayangnya saya nggak membawa paspor dan nggak punya SIM. Jadi scan KTP di hp sangat membantu ketika petugas keamanan bandara meminta kartu tanda pengenal saya.
        Hal yang sama juga terjadi ketika kami kembali ke Jakarta. Pemeriksaannya lebih banyak dari sebelumnya. Petugas chek-in Pesawat Garuda Bandara Minang Kabau meminta semua kartu pengenal diperlihatkan. Termasuk kartu pengenal anak-anak kami. Tentu saja saya panik, biasanya hanya kartu tanda pengenal orangtuanya saja yang diminta. Tapi kali ini juga kartu tanda pengenal anak-anak juga.
        Sayangnya anak-anak tak seorang pun yang membawa kartu pelajar mereka. Syukurlah petugas boarding pass pesawat Garuda itu berkenan menerima kartu asuransi atas nama anak-anak saya. Alhamdulillah kepanikan pun mereda. Saya harap teman-teman semua jangan sampai ketinggalan kartu tanda pengenal saat chek-in di Bandara, ya... 
       Setelah kejadian ini saya berpikiran alangkah baiknya jika kita mempunyai dokumen pribadi elektronik. Ketika kita melakukan berbagai hal, kita cukup men-scan sidik jari kita lalu semua dokumen kita bisa dilihat di sana. Nggak perlu memperlihatkan KTP atau SIM. Kita bisa melakukan boarding pass dengan menempelkan salah satu jari sesuai dengan saat kita membuat E-KTP dulu. Kira-kira kapan ya di Indonesia bisa seperti itu? Hehehe....
      Atau untuk saat ini mungkin lebih baik KTP dan SIM itu di-copy beberapa lembar dan disimpan di berbagai tas aja kali ya. Jadi biar nggak rempong jika KTP aslinya ketinggalan. ^_^ 
Have a nice trip.... ^_^

0 comments:

Post a Comment

Terima kasih sudah berkunjung. ^_^