Monday, March 4, 2013

Tips Menulis Picbook Dari Eyang Djoko Lelono


Di sini kata kuncinya adalah 'menulis'. Jika Anda penulis, kekanglah keinginan untuk ikutan membuat ilustrasi picture-book Anda -- kecuali jika Anda memang salah seorang multitalented person : super dalam menulis dan super dalam ilustrasi.
Anda dan Ilustrator Anda :
• Anda 'boleh' punya ide untuk ilustrasi buku Anda, dan untuk itu Anda boleh berkonsultasi dengan editor/penerbit Anda tentang : ide Anda untuk ilustrasi dan ilustrator mana yang Anda pilih. Anda juga bisa berkonsultasi dengan ilustrator Anda -- menge-briefnya, tetapi 'tidak' menyuruhnya melakukan yang Anda kehendaki. Percayalah, jika Anda bukan manusia super seperti tersebut di atas, maka seorang ilutrator profesional kemungkinan mempunyai ide yang lebih baik dan mempunyai pandangan lebih luas dari Anda (maaf!). Alangkah beruntungnya jika penerbit yang akan menerbitkan karya Anda juga memiliki seorang 'Book Designer' dan bukan sekedar ilustrator. Anda pastilah sudah ounya gambaran tentang bagaimana ilustrasi buku Anda. Untuk itu Anda boleh membawa 'referensi', contoh ilustrasi atau tata letak yang Anda inginkan guna berunding dengan ilustrator Anda.
• Hormatilah keprofesionalan editor dan ilustrator Anda -- Editor punya pertimbangan di luar pertimbangan keindahan tulisan : mungkin segi marketing, khalayak sasaran dan bahkan teknik percetakan. Ilustrator punya pertimbangan hal-hal di luar ilustrasi : tata letak, penataan bidang putih, keenakan membaca, daya tarik visual dsb. Dalam hal ini termasuk 'gaya' ilustrasi yang akan ditampilkan : apakah gaya sapuan kuas, ataukah ilustrasi dengan komputer, ataukah kartun dsb.
Sudah siap untuk menulis?
• Picture Book memang seharusnya didominasi oleh ilustrasi, walau pun ruhnya adalah kreasi Anda. Jalan ceritera dan jalurnya ada di tangan Anda. Tapi yang menampilkan untuk khalayak sasaran adalah ilustrator Anda. Soal imbalan, terserah keputusan Anda, Editor, Ilustrator Anda dalam pembagian.
• Dalam hal menulis, tentunya Anda harus menulis dengan kata-kata seminimal mungkin. Dan ini sesungguhnya tidak sukar karena : penggambaran tentang situasi adegan, penggambaran tentang karakter, penggambaran gerakan dan tingkah laku karakter semestinya sudah ada di dalam ilustrasi. Anda mungkin tinggal membumbui dengan dialog atau sedikit ulasan tentang adegan yang ditampilkan, menggaris bawahi perasaan hati, atau hal hal lain untuk mendukung ilustrasi.
• Pada tahap awal, mungkin tahap Anda menuliskan naskah Anda untuk dimajukan ke pada penerbit, mungkin Anda bisa menuliskan situasi adegan dengan keterangan dalam tanda kurung, sebelum Anda menuliskan teks apa yang Anda inginkan tampil di ilustrasi tersebut. Misalnya :
• (#1. Padang rumput. Sejuk. Indah. Cerah. Bunga-bunga, burung dan kupu-kupu menambah keindahan. Keindahan yang puitis. Tapi memberi kesan sunyi. Singa berdiri dengan muka muram dan bosan).
• TEKS : Hari seindah ini ... kenapa sang Singa muram?
• Harap diingat pula bahwa picture-book biasanya dibacakan oleh seorang dewasa kepada anak-anak yang belum bisa membaca. Usahakanlah agar teks seminimal mungkin dan dengan kata kata yang semudah mungkin -- usahakan pula agar kata-kata tersebut 'memancing' perhatian si pembaca pasif ini dengan dibantu ilustrasinya, tentunya. Misalnya kata 'muram' bisa didiskusikan dengan mereka, terutama setelah melihat ilustrasinya (Ih, kalau muram bibirnya turun ya?). Di sini sang ilustrator bisa juga membuat nilai lebih dengan menambah hal-hal yang unik, misalnya : ada burung berebut cacing, ada burung mencari kutu di punggung singa, dsb).
• Tulislah dialog sesuai karakter tokoh yang ada di ilustrasi. Singa, misalnya, tentunya suaranya gagah, berwibawa, mungkin otoriter -- hal hal ini bisa ditampilkan dalam ilustrasi tapi juga diperkuat dengan caranya berbicara. Jika Singa berbicara, kemungkinan kalimatnya pendek, berwibawa, dan ngga mau kalah. Ular, misalnya, kemungkinan berbelit-belit dan licik. Kera boleh jadi badut. Dst.
• Jangan sampai kendur dalam mengendalikan ceritera, beri kesempatan untuk ilustrator terus memancing agar pembaca membaca terus. Ceritera harus terus bergulir, terlibat dalam konflik, mencapai puncak dan penyelesaian yang 'memuaskan'.
• Picture book Anda mungkin akan lebih dahulu menyelesaikan ilustrasinya, karena Anda harus terus menerus meng-edit teks Anda agar makin sesuai dengan ilustrasi atau makin pendek, sampai akhirnya Anda puas untuk menyerahkannya pada penerbit.
• Efek suara, misalnya terguling, kejatuhan batu, tertawa, berjalan dan lain lain bisa tampil dan menghidupkan ilustrasi.
• Humor ringan sesuai dengan khalayak sasaran sangat membantu. Jangan memaksa diri untuk membuat kalimat yang bersajak -- ini bisa terlalu mengekang kelincahan kata-kata Anda.
sumber : Tips Membuat Picbook dari Eyang Djoko Lelono

2 comments:

  1. Ini yang memang saya cari. Terimakasih atas postingan berharga ini mbak.

    ReplyDelete

Terima kasih sudah berkunjung. ^_^