Bunda Nay punya kebiasaan unik. Kalau ke kamar mandi dia tidak pernah mengunci pintu kamar mandi. Mungkin karena di rumah sendiri, jadi dia pikir semua orang pasti tahu ada orang di kamar mandi. Bersyukur kebiasaan itu tidak terbawa jika dia perlu BAK atau BAB di tempat umum seperti mall dan masjid.
Kebiasaan itu lebih parah lagi ketika Bunda Nay bangun sebelum subuh. Dia bahkan tidak menutup rapat pintu kamar mandi. Jadi jika dia BAK atau BAB di kloset, dia bisa melihat ke arah dapur rumah mereka. Orang yang berada di dapur pun bisa melihat kaki orang yang berada di closet jika pintu kamar mandi tidak ditutup.
Entah kenapa Bunda Nay selalu lupa menutup pintu kamar mandi jika dia bangun sebelum subuh itu. Bersyukur selama ini tidak ada anggota keluarga melihat Bunda Nay sedang BAK atau BAB menjelang subuh. Karena umumnya penghuni rumah mereka baru bangun setelah Bunda Nay membangunkan mereka.
Kebiasaan aneh Bunda Nay itu akhirnya terpaksa berubah karena kejadian memalukan beberapa hari lalu. Seperti biasa pukul 3.30 WIB, Bunda Nay berjalan ke kamar mandi. Dia tak lupa membaca doa masuk kamar mandi dan menutup pintu kamar mandi tapi tidak rapat. Lalu dia duduk di closet untuk BAK. Ketika hendak bersuci, matanya tiba-tiba menangkap sesosok wajah dengan senyuman mengarah padanya dari arah dapur.
Bunda Nay terkejut karena tak menyangka ada yang sudah bangun jam segini. Dia ingin beristighfar karena kaget. Tapi dia segera memindahkan istighfarnya ke dalam hati. Karena tidak boleh menyebut nama Allah saat kita berada di dalam kamar mandi. Pikiranya segera memahami situasi. Benarkah yang dilihatnya itu sosok yang dikenalnya atau bukan? Karena kondisi dapurnya saat itu masih gelap. Bunda Nay tidak menyalakan lampu dapur.
Bunda Nay merasa belum sepenuhnya sadar saat itu. Otaknya spontan merespon dengan memerintahkan mulutnya bertanya. Ini benar-benar pertanyaan di luar kesadaran Bunda Nay.
“NANDA?!” tanya Bunda Nay dengan suara sangat bergetar tapi menggelegar. Respon otak yang kaget, takut tapi berusaha untuk berani. Jantungnya berdetak keras suara dan napasnya terdengar menderu.
“Iya Bunda. Kenapa? Bunda masih lama ya?” jawab sosok itu sambil memperlihatkan senyumnya lebih lebar.
Bunda Nay memperhatikan sosok itu dengan seksama. Dia perhatikan dari wajah hingga kaki. Meski pakaian tidur Nanda juga gelap, Bunda Nay yakin sosok itu adalah putrinya. Bukan sesuatu yang perlu ditakutkannya. Dia ingin sekali mengucapkan hamdalah dengan lantang karena lega. Tapi dia beralih mengucapkannya dalam hati.
“Kamu udah bangun? Biasanya susah kalau Bunda bangunin. Lagian kenapa berdiri di sana nggak ngomong. Malah senyum-senyum aja bikin Bunda kaget,” ucap Bunda Nay sambil menarik napas lega. Dia mengusap dadanya beberapa kali untuk menenangkan detak jantungnya. “Bersyukur Bunda nggak kena pingsan lihat kamu tiba-tiba berdiri di sana.”
Bunda Nay menyelesaikan bersucinya. Dia menarik napas dalam beberapa kali untuk menenangkan diri. Setelah itu dia bergegas menyikat gigi
“Aku nunggu Bunda. Pas Bunda melihat aku, ya aku senyumlah,” jawab Nanda santai. Wajahnya tak menunjukkan penyesalan karena sudah membuat bundanya kaget.
“Lagian kenapa pintu kamar mandinya nggak Bunda tutup? Aku kan sebenarnya udah bangun dari tadi. Tapi karena lampu ruang tamu belum nyala, jadi aku nggak keluar dulu. Nah pas lampu nyala, baru aku keluar kamar dan langsung ke kamar mandi. Ternyata ada Bunda di kamar mandi.”
“Jam segini kan memang Bunda yang biasanya di kamar mandi. Lain kali Nanda bersuara kek, biar Bunda nggak kaget kayak tadi,” cecar Bunda Nay setelah dia selesai menyikat gigi. Dia keluar kamar mandi dan segera berwudu di tempat wudu yang letaknya di samping kamar mandi.
“Iya Bun, maafkan Nanda ya. Nanda hanya senang melihat Bunda, makanya cuman senyum aja tadi,” jawab Nanda menyesal. Nanda memeluk Bundanya yang masih berwudu. Bunda Nay tersenyum. Dia mencium kepala Nanda setelah selesai wudu.
“Bunda takut dan kaget banget tadi loh.” Bunda Nay mengusap kepala Nanda.
“Pantesan suara Bunda terdengar aneh tadi.” Nanda tersenyum dan masuk ke kamar mandi.
“Iya, Bunda juga merasakan suara Bunda tadi sedikit aneh. Mungkin karena takut itu kali ya.” Bunda Nay berjalan ke kamarnya. Dia ingin melaksanakan shalat tahajud. Bermunajat kepada Allah untuk bersyukur atas semua karunia Allah terhadap keluarga mereka.
0 comments:
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung. ^_^