Alhamdulillah Seri Cerita Hewan Langka akhirnya terbit juga. Rasanya cukup lama saya menunggu naskah ini terbit. Proses menulis naskah Seri Cerita Hewan Langka ini bermula ketika Mas Hary, editor Penerbit Tiga Ananda mengajukan penawaran konsep naskah pada saya. Tema yang beliau berikan berbeda dari tulisan yang biasa saya tulis. Saya menerima email beliau sekitar bulan Oktober 2016 lalu.
Pertama naskah ini bertema fabel (dongeng tentang binatang). Lalu binatang yang harus ditulis adalah hewan langka yang ada di Indonesia. Tentu saja saya sangat tertarik menulisnya. Walau belum terbayang nanti akan seperti apa jadinya tulisan ini. Saya mulai membaca konsep yang diberikan Mas Hary. Saya pelajari. Setelah itu bertanya pada Mas Hary beberapa hal yang berkaitan dengan penulisan nanti.
Saya benar-benar bersemangat memulai tantangan ini. Alasan saya adalah karena saya belum pernah menerbitkan buku yang bertema fabel. Buku anak yang biasa saya tulis biasanya cerita bertema realis dan dongeng yang tokohnya manusia. Pernah juga saya menerbitkan buku cerita anak dengan tokoh benda. Tapi saya belum pernah menerbitkan buku anak dengan tokoh utamanya adalah hewan.
Dulu sekali, saya pernah menulis fabel dan dimuat di salah satu majalah anak. Namun hanya itu satu-satunya karya fabel yang berhasil dimuat di majalah anak. Mungkin karena saya tidak menulis fabel lagi setelah itu. Hehehe… Nah sekarang kesempatan saya untuk mengasah kemampuan menulis saya melalui tantangan yang diberikan mas Hary.
Saya mulai membaca buku karya penulis lain yang bertema fabel untuk saya pelajari. Saya juga mencari referensi tentang hewan langka yang sudah ditentukan oleh Mas Hary. Konsep naskah ini kelak adalah hewan langka yang memiliki akhlak mulia. Perpaduan antara akhlak mulia dengan hewan langka ini menurut saya sangat unik. Ohya, awalnya Mas Hary meminta saya menulis 6 jenis hewan langka di Indonesia. Jalak Bali, Badak Sumatera, Kanguru Pohon, Macan Kumbang, Anoa Pegunungan dan Babirusa. Tapi karena satu dan lain hal hanya 5 cerita yang diterbitkan.
Setelah berhasil mengumpulkan data dan mengumpulkan ‘ilmu’, saya pun mulai membuat sebuah sampel tulisan. Lalu saya kirim ke Mas Hary. Selanjutnya Mas Hary membaca sampel naskah saya, ternyata ada beberapa masukan dari Mas Hary. Dengan senang hati saya terima masukan itu. Tentu saja semua masukan adalah untuk kebaikan buku ini nanti.
Selanjutnya, saya pun mengirim ulang kembali naskah yang sudah saya revisi sesuai dengan masukan Mas Hary. Beberapa hari kemudian Mas Hary meng-acc naskah itu dan mempersilakan saya menulis naskah selanjutnya. Alhmadulillah… Saya melanjutkan menulis naskah dengan judul lain hingga keenam naskah selesai. Setelah membaca ulang semua naskah dan melakukan self editing, saya langsung mengirim keenam naskah itu ke Mas Hary.
Seiring berjalannya waktu, saya menerima email dari Mas Hary yang mengatakan ada dua judul yang ceritanya (alur dan konfliknya) mirip. Mas Hary meminta saya untuk merevisi total salah satunya. Saya kaget mendengarnya. Benarkah? Saya segera mengecek naskah yang dimaksud Mas Hary. Ya Allah! *Tepok jidad* Benar ternyata! Kenapa saya bisa nggak memperhatikan hal ini ya? *nangis karena malu*
Saya segera menulis ulang alur dan konflik yang baru untuk satu naskah yang mirip tadi. Alhamdulillah Allah memberikan ide saat itu. Jadi saya nggak terlalu lama memikirkan idenya. Setelah selesai, saya kirim ke Mas Hary. Rasanya lega, karena berhasil menyelesaikan tugas.
Sekitar bulan Desember 2017, Mas Hary memperlihatkan contoh ilustrasi dari naskah yang sudah saya tulis. Melihat ilustrasi itu membuat saya menangis. Ilustrasinya bagus bangeeet… Saya sampai berpikir begini, selama ini Tiga Ananda selalu memberikan ilustrasi yang bagus untuk semua buku-buku saya. Pasti ilustratornya juga keren.
Saya sangat ingin berkenalan dan bertemu langsung dengan semua illustrator buku-buku saya itu. Saya ingin melihat mereka bekerja membuat ilustrasi. Kapan ya saya bisa bertemu mereka? Oh iya, saya juga belum pernah bertemu Mas Hary, Mbak Yeni dan Mas Dhidit. Kayaknya saya udah bertahun-tahun mengenal mereka, tapi hanya sebatas chat di WA dan email saja. Ya ampuuun … kok bisa, ya? (Ini kode keras ya Mbak Andar :P)
Beberapa waktu kemudian Mas Hary terpaksa mengatakan pada saya bahwa naskah Babirusa tidak bisa diterbitkan karena satu dan lain hal. Walau kecewa, saya mengerti alasan yang beliau berikan. Saat itu setahu saya ilustrasi naskah Babirusa sudah selesai. Saya bertanya pada Mas Hary, apa nanti nggak membuat Penerbit Tiga Serangkai rugi, karena sudah membayar untuk ilustrasi dari naskah babirusa tersebut?
Akhirnya saya dan Mas Hary mencari cara agar ilustrasi masih bisa dipakai di naskah lain, tentunya dengan beberapa revisi ilustrasi. Karena sayang aja ilustrasi yang sudah jadi itu tidak digunakan. Alhamdulillah ilustrasi naskah babirusa bisa direvisi untuk dijadikan naskah kanguru pohon. Itulah kenapa saya sangat ingin bertemu dengan illustrator buku hewan langka ini. Karena mereka keren bisa mengubah ilustrasi babirusa menjadi kanguru pohon! Jempol deh untuk mereka.
Beberapa bulan kemudian, semua naskah sudah lengkap ilustrasinya. Mas Hary mengirimkan file PDF-nya untuk saya koreksi terakhir kali. Selanjutnya menunggu ‘anak-anak’ saya ini lahir.
Dan … akhirnya mereka lahir juga di bulan Ramadhan yang penuh berkah ini. Segala puji bagi Allah atas semua nikmat yang Dia berikan pada saya. Terima kasih tak terhingga kepada Penerbit Tiga Ananda, Mas Hary, Mbak Andar, para editor dan semua tim yang terlibat dalam pembuatan seri cerita Hewan Langka ini. Terima kasih karena sudah mewujudkan salah satu mimpi saya yaitu menulis dan menerbitkan buku bertema fabel. Alhamdulillah…
Semoga buku ini bermanfaat untuk semua pembacanya. Mereka mendapatkan pengetahuan tentang hewan langka. Mereka jadi mencintai makhluk Allah tersebut. Lalu mereka juga berakhlak mulia karena membaca dan memahami yang ada dalam cerita. Barakallah untuk kita semua. Aamiin…
***
0 comments:
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung. ^_^