Tak pernah terbayang oleh saya, bahwa salah satu keluarga saya akan berhadapan langsung dengan yang namanya kateterisasi jantung. Tapi begitulah, Allah memilih saya untuk menjadi keluarga pasien yang menderita serangan jantung.
Kejadiannya kurang lebih sebulan yang lalu. Saat ini saya juga masih gemetaran untuk menuliskan kronologinya. Tapi saya persingkat saja.
Pagi itu sepulang bermain badminton, suami saya merasa sangat lelah. dia berbaring di lantai saking lelahnya. Saya bantu membuka kaos kaki dan memberikannya air putih hangat yang dicampur madu. Karena saya pikir mungkin dia dehidrasi.
Ternyata dia mengatakan bahwa dia mengalami kesulitan untuk menelan. Saat menelan napasnya terasa sesak. Bersyukur Allah langsung mengingatkan saya untuk bertanya padanya tentang dadanya. Apakah napasnya sesak diiringi dengan dadanya yang sakit.
Suami saya mengangguk dengan lemah. Walau berusaha tenang, saya berpikir dalam hati, bahwa mungkin saja ini serangan jantung. Karena adik suami saya dulu, juga pernah mengalami serangan jantung. Saya pun buru-buru meminta bantuan tetangga untuk mengantar kami ke rumah sakit.
Sampai di RSMK Bekasi, suami saya langsung ditangani dokter UGD. Menurut hasil EKG, beliau mengalami serangan jantung "ringan" Tapi karena ini menyangkut jantung, maka beliau harus dirawat di ruang ICU. Saya menyetujuinya. Jangan tanya keadaan hati dan pikiran saya saat itu. Saya rasa semua keluarga yang pernah mengalami hal ini pasti sangat mengerti dengan kondisi saya saat itu.
Siang itu, suami saya langsung masuk ruang ICU. Dokter jantung sudah memeriksa beliau di UGD, sarannya sama, yaitu dirawat di ruang ICU. Suami saya juga melakukan beberapa pemeriksaan tambahan seperti laboratoriun dan radiologi paru. Sorenya dokter jantung menyarankan suami saya untuk USG jantung atau yang biasa disebut dengan Echocardiography.
Dari hasil Echo tersebut, terlihat bahwa tidak hanya satu pembuluh darah jantung saja yang mengalami penyempitan, tapi ada dua. Dokter menyarankan suami saya untuk menjalani kateterisasi jantung.
Pada saat itu, bisa dipastikan seberapa luas penyempitan pembuluh darah jantung beliau. Lalu tindakan apa yang bisa dilakukan saat itu.
Saya memohon petunjuk pada Allah. Karena saya hanya ingin kebaikan untuk suami saya. Setelah memohon pada Allah, lalu berunding dengan suami dan keluarga di kampung, maka saya pun memutuskan untuk bersedia melakukan kateterisasi pada suami saya.
Operasi pun dilakukan pada hari senin 1 agustus 2016. Tepat jam 18.05 saat azan maghrib berkumandang. Jangan ditanya lagi perasaan saya waktu itu. Hanya kepada Allah saya memohon diberikan kekuatan dan keikhlasan serta ketenangan dalam menghadapi proses ini.
Hal yang paling menakutkan saya adalah ketika dokter menjelaskan bahwa saya harus menandatangani surat persetujuan operasi. Saat itu beliau menjelaskan komplikasi yang akan didapatkan oleh suami saya, mulai dari komplikasi ringan hingga yang terberat yaitu kematian.
Saya percaya Allah akan menolong suami saya. Saya menunggu operasi selesai di masjid. Saat selesai shalat maghrib hingga perawat memberitahu saya bahwa operasi telah selesai.
Tak henti saya bersyukur pada Allah. Walau saya masih gemetar, Allah sudah menguatkan saya. Saya mendapat penjelasan langsung dari dokter yang melakukan tindakan angioplasty pada suami saya. saat itu suami saya dalam keadaan sadar. Dokter menjelaskan pada kami proses membersihkan darah yang mengental di pembuluh darah jantung suami saya.
Dokter juga mengatakan memasang sebuah ring di pembuluh darah yang menyempit akibat plak dari penumpukan koleterol.
suami saya harus kembali dirawat di ruang pemulihan yang masih setara dengan ruang ICU.
Alhamdulillah tanggal 2 agustus ba'da zuhur, suami saya sudah diizinkan pindah ke ruang perawatan biasa. Maha suci Allah yang sudah menjaga kami, memberikan kekuatan kepada kami dan memberikan sahabat dan kerabat yang selalu mendoakan kebaikan untuk kami.
Terima kasih untuk semua dukungan dan doa yang sahabat berikan ya. Maaf tidak bisa berterima kasih kepada kalian satu persatu. Semoga Allah selalu menjaga sahabat semua. Jaga kesehatan ya sahabat. Selain beribadah padanya, biasakan juga olahraga dan mengkonsumsi makanan sehat. Perbanyak makan buah dan sayur.
Karena menurut dokter gizi yang merawat suami saya, otot jantung memerlukan tenaga listrik untuk menggerakkannya. Tenaga listrik itu hanya bisa diperoleh dari elektrolit yang ada pada buah dan sayur. Jadi rajin-rajinlah makan buah dan sayur. Jangan lupa olah raga, tapi bukan olah raga berat, khususnya jika usia sahabat sudah memasuki kepala 4. Ohya, hindari makan berlemak dan makanan yang mengandung karbohidrat dan garam yang tinggi.
Semoga kita selalu bisa menjaga kesehatan kita. Aamiin...
0 comments:
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung. ^_^