Sabtu lalu, Hauzan dan Hikmal tak sengaja melihat video you tube tentang cara menyusun rubik. Mainan berbentuk kubus yang kudu disamain warnanya setelah mengacaknya terlebih dahulu.
Hauzan sangat serius melihat video itu. Sepertinya dia tertarik untuk memiliki mainan berwarna warni tersebut. Setelah selesai menonton satu video berdurasi 4 menit, Hauzan langsung memohon pada bapaknya untuk membelikan sebuah rubik.
Si bapak pun berjanji akan membelikannya nanti sore. Tak sabar Hauzan menunggu sore. Saking tak sabarnya beberapa kali dia mengingatkan bapaknya kalau hari sudah sore. Walau dia tahu saat itu kami baru saja shalat zuhur.
Hauzan sangat serius melihat video itu. Sepertinya dia tertarik untuk memiliki mainan berwarna warni tersebut. Setelah selesai menonton satu video berdurasi 4 menit, Hauzan langsung memohon pada bapaknya untuk membelikan sebuah rubik.
Si bapak pun berjanji akan membelikannya nanti sore. Tak sabar Hauzan menunggu sore. Saking tak sabarnya beberapa kali dia mengingatkan bapaknya kalau hari sudah sore. Walau dia tahu saat itu kami baru saja shalat zuhur.
Akhirnya si bapak pun pergi membeli rubik bersama Hikmal. Hauzan bersedia tidak ikut dengan syarat bapak harus buru2 pulang setelah membeli rubik.
Betapa tak sabarnya Hauzan menunggu mainan barunya. Beberapa kali dia menanyakan pada saya kenapa bapak dan abang lama sekali pergi membeli rubik.
Dua jam kemudian, bapak dan Hikmal pun pulang. Saat itu maghrib telah tiba. Saatnya buka puasa. Hauzan sangat senang dan segera memainkan rubiknya. Dia mengacak mainan barunya seperti yg ditontonnya di youtube tadi. Sedangkan kami melanjutkan buka puasa. Hauzan masih saja asyik mengacak rubiknya dan berusaha menyamakan warna pada semua sisi rubik.
Malamnya setelah saya selesai tarawih, Hauzan mulai menyerah dengan menyamakan warna pada semua sisi rubik itu. Dia terlihat berpikir cukup lama. Dia mengatakan bahwa dia mau tidur sajà. Saya pun membawanya ke kamar. Seperti biasa, Hauzan pasti membawa salah satu mainannya ke tempat tidur sebelum dia tidur. Kali ini rubik yang menemani tidurnya.
Setelah di atas tempat tidur, dia mulai memutar rubik kembali. Saya mengingatkan agar dia segera tidur sesuai keinginannya tadi.
"Ibu keluar dulu aja. Aku tidur sendiri, " jawabnya.
"Kenapa? Biasanya Hauzan tidur dekat ibu," Tanya saya heran. Hauzan biasanya nggak bisa tidur sebelum saya memeluknya. Dia akan tertidur ketika saya memeluknya.
"Nggak apa apa. Aku tidur sendiri aja," jawabnya. Saya pun keluar dari kamar. Beberap menit kemudian, bapaknya yang penasaran dengan sikap hauzan itu, mencoba masuk ke kamar untuk melihat hauzan.
Baru saja si bapak melongokkan kepala di depan pintu kamar, hauzan sudah menyuruh bapaknya keluar. Sekilas bapaknya melihat hauzan menyembunyikan sesuatu di bawah kakinya. Tapi karena menghormati keinginan anaknya si bapak tidak jadi masuk ke kamar.
"Kayaknya Hauzan membuka stiker warna rubiknya deh. Saya lihat dia menyimpannya di bawah kakinya," ucap si bapak begitu kembali duduk di depan TV.
"Cuman bentar aja udah rusak mainannya." Tambah bapak lagi.
Saya cukup kaget mendengar ucapan suami saya. Tapi mau gimana lagi. Apa yang bisa dilakukan anak usia 4.5 tahun dengan sebuah rubik? Tentu saja dia tidak bisa memainkannya sebagimana seharusnya. Kami pun membiarkan Hauzan dengan kegiatannya itu.
Beberapa menit kemudian, Hauzan memanggil saya. Saya pikir pasti dia sudah sangat mengantuk. Dia pasti sangat ingin saya memeluknya agar dia bisa tidur.
Saya pun segera masuk ke kamar. Hauzan langsung tersenyum pada saya sambil memamerkan rubiknya. Saya terkejut ketika melihat semua rubik sudah tersusun dengan warna yang sama.
Lalu saya ambil rubik yang diserahkan Hauzan pada saya itu. Saya perhatikan stiker warnanya seperti baru dilepas dan dipasang kembali.
Saya tak bisa menahan tawa. Hikmal dan bapaknya langsung masuk ke kamar ketika mendengar saya dan hauzan tertawa bersama.
"Pantesan ibu dan bapak disuruh keluar kamar. Tahunya huzan menyusun rubiknya kayak gitu ya?" Celetuk Hikmal.
"Bukan gitu cara nyamain warnanya, Zan. Nanti kita nonton di youtube lagi deh. Kalau kayak gitu kan gak seru. Rubiknya jadi nggak rapi lagi kan?" Ujar Hikmal.
"Insyaallah besok kita beli bukunya deh. Nanti bisa belajar cara mainnya," putus bapak.
Hauzan pun lalu tidur sambil memegang rubik yang berhasil 'disusun'nya. ^_^
Pascal suka banget main rubik mbak
ReplyDelete