Pulang ke kampungku di
Bukittinggi adalah salah satu momen yang paling kutunggu. Ketika di kampung,
keluarga besarku berkumpul. Hebatnya kebiasaan dari zaman nenekku masih hidup dulu
masih terbawa hingga sekarang. Yaitu kebiasaan minum teh setiap pagi bersama
keluarga. Nenekku selalu membuat teh setiappagi untuk anak dan cucunya sebelum
kami berangkat ke sekolah atau ke tempat kerja. Kami wajib minum teh manis agar
kami punya tenaga saat belajar atau bekerja, demikian alasan nenek.
Hal ini juga yang kulakukan setelah aku
memiliki keluarga kecil di Bekasi. Meskipun jauh dari keluarga besar, aku
merasa selalu dekat dengan keluargaku karena ngeteh Sariwangi di pagi hari.
Awal menikah tahun 1998 dulu, suamiku sempat bingung ketika aku membuatkan teh
hangat Sariwangi untuknya sebelum berangkat bekerja. Suami malah memintaku
nggak usah repot-repot untuk membuat teh. Karena menurutnya, air putih saja
sudah cukup.
Tapi karena kebiasaan yang telah
mendarah daging di tubuhku itu, aku tidak bisa tidak membuat teh di pagi hari.
Akhirnya momen ngeteh itu malah menjadi tempat kami curhat satu sama lain
setiap pagi sebelum suami berangkat kerja. Suami merasa lebih nyaman
mengeluarkan curhatannya sebelum berangkat kerja sembari ngeteh dan sarapan. Kadang
curhatannya bisa berupa pekerjaaan di kantor, kadang tentang keluarga kami.
Rasanya kami seolah selalu mendapat solusi setelah curhat sembari ngeteh di
pagi hari ini.
Ohya, satu lagi kebiasaanku
sekarang, setiap pulang kampung, aku selalu membawa oleh-oleh teh Sariwangi
untuk dibagikan ke keluarga besar dan tetangga di kampung. Kebiasaan ngeteh di
pagi hari ini juga menular ke keluarga suamiku. Karena ketika aku lebaran di
kampung bersama mereka, aku selalu melakukan kebiasaanku membuat teh di pagi
hari. Terima kasih Sariwangi. Karena ngeteh Sariwangi ini kami sekeluarga makin
akrab.
Pulang ke kampungku di Bukittinggi
adalah salah satu momen yang paling kutunggu. Ketika di kampung, keluarga
besarku berkumpul. Hebatnya kebiasaan dari zaman nenekku masih hidup dulu masih
terbawa hingga sekarang. Yaitu kebiasaan minum teh setiap pagi bersama
keluarga. Nenekku selalu membuat teh setiappagi untuk anak dan cucunya sebelum
kami berangkat ke sekolah atau ke tempat kerja. Kami wajib minum teh manis agar
kami punya tenaga saat belajar atau bekerja, demikian alasan nenek.
Hal ini juga yang kulakukan setelah
aku memiliki keluarga kecil di Bekasi. Meskipun jauh dari keluarga besar, Aku
merasa selalu dekat dengan keluarga besarku karena ngeteh Sariwangi di pagi
hari. Awal menikah tahun 1998 dulu, suamiku sempat bingung ketika aku
membuatkan teh hangat Sariwangi untuknya sebelum berangkat bekerja. Suami malah
memintaku nggak usah repot-repot untuk membuat teh. Karena menurutnya, air
putih saja sudah cukup.
Tapi karena kebiasaan yang telah
mendarah daging di tubuhku itu, aku tidak bisa tidak membuat teh di pagi hari.
Akhirnya momen ngeteh itu malah menjadi tempat kami curhat satu sama lain
setiap pagi sebelum suami berangkat kerja. Suami merasa lebih nyaman
mengeluarkan curhatannya sebelum berangkat kerja sembari ngeteh dan sarapan.
Kadang curhatannya bisa berupa pekerjaaan di kantor, kadang tentang keluarga
kami. Rasanya kami seolah selalu mendapat solusi setelah curhat sembari ngeteh
di pagi hari ini.
Ohya, satu lagi kebiasaanku sekarang,
setiap pulang kampung, aku selalu membawa oleh-oleh teh Sariwangi untuk
dibagikan ke keluarga besar dan tetangga di kampung. Kebiasaan ngeteh di pagi
hari ini juga menular ke keluarga suamiku. Karena ketika aku lebaran di kampung
bersama mereka, aku selalu melakukan kebiasaanku membuat teh di pagi hari.
Terima kasih Sariwangi. Karena ngeteh Sariwangi ini kami sekeluarga makin
akrab. [*]
* Tulisan ini diikutkan dalam lomba 15 Menit bersama Sari Wangi
bener banget bunda..jadi inget keluarga yang jauh dirumah ya..inget ortu, inget kakak..
ReplyDeletehiks..hiks *nasib di perantauan :)
Makasih sudah berkunjung ya. Selalu berdoa untuk keluarga mungkin akan membuat kita lebih tenang di perantauan. ^_^
Delete