Thursday, July 1, 2021

Terpeleset

 Akhir-akhir ini virus covid19 makin menyebar dengan masiv. Keluarga Bunda Nay makin berhati-hati untuk keluar rumah. Padahal Bunda Nay baru merasa bisa menghilangkan rasa parnonya terhadap penularan virus ini. Tapi kenyataannya, kekhawatirannya muncul lagi. 

Pasrahkan semuanya pada Allah, karena hanya padaNya tempat kita bersandar. Yang penting kita tetap menjaga kesehatan, menggunakan masker jika keluar rumah, menjaga jarak dengan orang-orang, menghindari kerumunan, mencuci tangan sesering mungkin. Kalau tidak penting banget, jangan keluar rumah. Hal ini yang selalu diterapkan Bunda Nay ke anak dan suami dan adik-adiknya di kampung.

Segala sesuatunya di dunia ini terjadi pasti karena Allah mengizinkannya terjadi. Semuanya bergerak atas izin Allah. Jadi kita sebagai hambaNya harus bersyukur dan bersabar ketika mendapat nikmat, bersabar, ikhlas dan ridho ketika mendapatkan ujian. Dengan demikian kita bisa menjalani kehidupan dengan sebaik-baiknya. Demikian prinsip Bunda Nay. Hal tersebut yang berusaha dilakukannya setiap hari. 

Seperti kejadian beberapa hari lalu, Bunda Nay pergi ke pasar komplek. Setelah belanja, Bunda Nay kembali ke rumah. Di jalan menuju rumah, Bunda Nay melihat 3 orang bapak-bapak sedang berjalan. Sepertinya mereka adalah Pak RT bendahara dan humas RT yang sedang meminta iuran RT. Mereka terlihat mengenakan masker dan berjalan saling berjarak.

"Kenapa bapak-bapak itu berjalan memenuhi jalan? Ini bagaimana cara lewatnya?" demikian batin Bunda Nay.

Bunda Nay terpaksa melewati depan pagar  rumah salah satu tetangganya. Itu bukan jalan sebenarnya. Tapi semacam jembatan kecil penghubung antara rumah dan jalan. Karena ada got di bawah jembatan kecil itu. Entah kenapa saat berjalan di sana, tiba-tiba Bunda Nay sudah terduduk tak berdaya di jalanan. "Allahu akbar!" serunya kaget.

Bapak-bapak yang persis berada di sampingnya, mencoba membantu Bunda Nay. 

"Ibu nggak apa-apa Bu?"

"Saya nggak apa-apa Pak. Terima kasih." Bunda Nay mencoba untuk berdiri. Tangannya kirinya terasa sakit. sepertinya tumbuhan berupa pohon kecil di taman pemilik rumah itu menggores tangan Bunda Nay. Bersyukur Bunda Nay mengenakan gamis dan jilbab lebar. Hanya rasa sakit yang dia rasakan.

Setelah berdiri, Bunda Nay memperhatikan ke lantai yang menyebab dia jatuh. Ternyata lantai yang dia injak adalah lantai dari keramik. Pantas saja Bunda Nay jatuh karena terpeleset. Saat itu gerimis, jadi lantainya pasti basah. Apalagi Bunda Nay mengenakan sendal jepit yang dari karet itu. "

Bunda Nay pun melanjutkan langkahnya menuju rumah. Bersyukur kantong belanjaan tidak terlepas dari tangannya. Jadi dia tidak perlu memungut belanjaan sayur yang berceceran. Bunda Nay berjalan dengan langkah biasa. Dia berusaha menahan rasa sakit di kaki kiri dan tangan kirinya. Rasanya malu membuat Bunda Nay berjalan seperti biasanya. 

Dalam hatinya Bunda Nay ingin menyalahkan bapak-bapak yang berjalan berjejer memenuhi jalan. Tapi segera dia beristighfar. Kejadian pagi ini pasti terjadi karena kelalaiannya. Allah mengizinkan hal itu terjadi agar dia mencari hikmahnya. Bunda Nay segera memperbanyak istighfar. Alhamdulillah ala kulli hal. 

Bersyukur kakinya tidak keseleo. Hanya ada memar saja di tangan kirinya saat bunda Nay memeriksa tangannya sesampai di rumah. Innamaal usri yusra. Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan. 

Tetap semangat untuk semua sahabat yang sakit. Semoga segera pulih dan Allah ampuni dosa-dosa kita. aamiin.[NS]


0 comments:

Post a Comment

Terima kasih sudah berkunjung. ^_^