Monday, February 11, 2013

Tugas #4 Kelas Ajaib Online


BAb 1 :                                       Ayo Kita Kerja!
Nava bergegas menempelkan jempolnya di mesin absensi Rumah Sakit Bintang Keluarga.
          "Hampir saja telat," gumam Nava sambil merapikan jilbab hijaunya yang senada dengan seragamnya. Dia harus menuju lift agar sampai lebih cepat menuju nurse station. Sambil menunggu pintu lift terbuka, Nava melempar senyum kepada gadis di balik meja informasi yang mirip artis Zaskia Mecca .
            “Telat lagi?” tanya Marisa itu dari balik mejanya.
“Nyaris!” sahut Nava terbahak. Hampir seminggu ini dia nyaris telat. Alasannya karena jalanan macet. Seperti biasa, jika musim liburan seperti ini, pasti jalan utama kota Bukittinggi akan macet. Padahal dia sudah berusaha berangkat lebih awal. Sebenarnya hanya butuh setengah jam jika dia berjalan kaki menuju rumah sakit ini.
  Nava malas berjalan karena teriknya mentari musim kemarau, membuatnya tidak nyaman. Dia memilih naik angkot agar pakaiannya tetap kering dan tidak dipenuhi keringat setelah sampai di tempat kerja. Tapi, kenyataannya dalam seminggu ini, dia nyaris terlambat dan pakaiannya basah oleh keringat karena terlalu lama dalam angkot.
            “Yuk ah, masuk  dulu!” teriaknya sambil melambaikan tangan pada Marisa. Marisa mengangguk sambil membalas lambaian tangan Nava. Nava bergegas masuk lift dan memencet angka 3 untuk menuju ruangannya. Satu menit kemudian lift itu pun berhenti. Gadis berkulit sawo matang itu segera keluar lift. Segarnya aroma lisol menghampiri hidung Nava ketika pintu lift terbuka. Aroma yang membuatnya betah di tempat kerjanya ini. Nava berlari kecil menuju ruangannya.
            Nurse station tempat para perawat melakukan kegiatan utama berada sekitar 20 meter di samping kiri lift. Lorong panjang menuju nurse station  ini terlihat sangat sepi. Cat dinding berwarna hijau muda mendominasi semua ruangan. Semilir angin dari penjuru ruangan, lumayan mendinginkan badan Nava yang dipenuhi keringat.
            “Maaf saya telat Bu,” ujar Nava ketika melihat koordinator ruangan dan beberapa temannya sudah duduk berderet di bangku nurse station. Dia segera menghempaskan tubuhnya di salah satu kursi yang kosong. Nava mengambil buku catatan dalam tas hitam yang dibawanya. Setelah itu dia mengipasi badannya yang gerah menggunakan buku tipis itu.
            “Kita mulai operan dinas siang ini ya,” ujar Hani, penanggung jawab dinas pagi ruangan Kenanga. Nava buru-buru mengeluarkan buku catatannya. Buku itu berisi catatan yang akan dikerjakannya. Operan dinas ini semacam briefing yang selalu mereka lakukan setiap kali pergantian dinas.
            Selanjutnya Hani membacakan kegiatan yang sudah mereka lalukan terhadap semua pasien di ruangan itu sejak pagi hingga siang ini. Ada beberapa catatan yang harus diperhatikan teman-temannya yang dinas siang. Nava sudah mencatat semuanya. Setelah operan dinas selesai, Nava mengikuti langkah Hani  ke kamar-kamar pasien untuk memeriksa keadaan mereka. kegiatan rutin yang selalu dilakukan perawat di ruangan Kenanga setiap pergantian jam dinas.
            Ada 20 kamar di ruangan Kenanga. Delapan Kamar Istimewa di sisi kiri nurse station.  Delapan kamar VIP di sisi kanan nurse station dan empat Super VIP di depan nurse station. Siang ini ada 12 pasien yang dirawat di ruangan itu.
            Baru saja mereka selesai melihat keadaan semua pasien, tiba-tiba telepon di nurse station berdering. Nava segera mengangkat telepon itu.
            “Pasien atas nama Pak Jamal sudah bisa dijemput di OK ya!” ujar suara di seberang telepon.
            “Baiklah, saya ak jemput,” sahut Nava, telepon itu dari perawat kamar operasi.
            “ Nava, Lisa dan Hanum, selamat bertugas ya. Kami pulang dulu,” ujar teman-teman Nava yang baru saja menyelesaikan tugas mereka. Nava melambaikan tangannya sambil tersenyum.
            “Yuk Hanum, kita jemput pasien dulu. Lisa saya titip nurse station ya,” pinta Nava sambil membagi tugas. Siang ini Nava bertugas menjadi penanggung jawab ruangan Kenanga itu. Gadis bertubuh mungil dengan alis tebal itu meletakkan catatannya ke dalam kantong celananya.
            “Ibu aja yang menjaga nurse station, Lisa langsung mengerjakan tugasnya aja. Ibu belum pulang kok, masih harus mengerjakan beberapa tugas,” sela Ibu Dina, koordinator ruangan mereka. Wanita dengan wajah yang masih terlihat muda, meskipun usianya sudah hampir 50 tahun.
(Gunting)
           

0 comments:

Post a Comment

Terima kasih sudah berkunjung. ^_^