BAb 1 : Ayo Kita Kerja!
Nava bergegas
menempelkan jempolnya di mesin absensi Rumah Sakit Bintang Keluarga.
"Hampir saja telat,"
gumam Nava sambil merapikan jilbab hijaunya yang senada dengan seragamnya. Dia
harus menuju lift agar sampai lebih cepat menuju nurse station. Sambil menunggu
pintu lift terbuka, Nava melempar senyum kepada gadis di balik meja informasi
yang mirip artis Zaskia Mecca .
“Telat lagi?” tanya Marisa itu
dari balik mejanya.
“Nyaris!” sahut Nava terbahak. Hampir seminggu ini dia nyaris telat. Alasannya karena jalanan macet. Seperti biasa, jika musim liburan seperti ini, pasti jalan utama kota Bukittinggi akan macet. Padahal dia sudah berusaha berangkat lebih awal. Sebenarnya hanya butuh setengah jam jika dia berjalan kaki menuju rumah sakit ini.
Nava malas berjalan karena teriknya mentari
musim kemarau, membuatnya tidak nyaman. Dia memilih naik angkot agar pakaiannya
tetap kering dan tidak dipenuhi keringat setelah sampai di tempat kerja. Tapi,
kenyataannya dalam seminggu ini, dia nyaris terlambat dan pakaiannya basah oleh
keringat karena terlalu lama dalam angkot.
“Yuk ah, masuk dulu!” teriaknya sambil melambaikan tangan
pada Marisa. Marisa mengangguk sambil membalas lambaian tangan Nava. Nava
bergegas masuk lift dan memencet angka 3 untuk menuju ruangannya. Satu menit
kemudian lift itu pun berhenti. Gadis berkulit sawo matang itu segera keluar
lift. Segarnya aroma lisol menghampiri hidung Nava ketika pintu lift terbuka. Aroma
yang membuatnya betah di tempat kerjanya ini. Nava berlari kecil menuju
ruangannya.
Nurse station tempat para perawat
melakukan kegiatan utama berada sekitar 20 meter di samping kiri lift. Lorong
panjang menuju nurse station ini
terlihat sangat sepi. Cat dinding berwarna hijau muda mendominasi semua ruangan.
Semilir angin dari penjuru ruangan, lumayan mendinginkan badan Nava yang
dipenuhi keringat.
“Maaf saya telat Bu,” ujar Nava
ketika melihat koordinator ruangan dan beberapa temannya sudah duduk berderet
di bangku nurse station. Dia segera
menghempaskan tubuhnya di salah satu kursi yang kosong. Nava mengambil buku
catatan dalam tas hitam yang dibawanya. Setelah itu dia mengipasi badannya yang
gerah menggunakan buku tipis itu.
“Kita mulai operan dinas siang ini
ya,” ujar Hani, penanggung jawab dinas pagi ruangan Kenanga. Nava buru-buru
mengeluarkan buku catatannya. Buku itu berisi catatan yang akan dikerjakannya.
Operan dinas ini semacam briefing yang selalu mereka lakukan setiap kali
pergantian dinas.
Selanjutnya Hani membacakan kegiatan
yang sudah mereka lalukan terhadap semua pasien di ruangan itu sejak pagi
hingga siang ini. Ada beberapa catatan yang harus diperhatikan teman-temannya
yang dinas siang. Nava sudah mencatat semuanya. Setelah operan dinas selesai,
Nava mengikuti langkah Hani ke
kamar-kamar pasien untuk memeriksa keadaan mereka. kegiatan rutin yang selalu
dilakukan perawat di ruangan Kenanga setiap pergantian jam dinas.
Ada 20 kamar di ruangan Kenanga.
Delapan Kamar Istimewa di sisi kiri nurse station. Delapan kamar VIP di sisi kanan nurse station
dan empat Super VIP di depan nurse station. Siang ini ada 12 pasien yang
dirawat di ruangan itu.
Baru saja mereka selesai melihat
keadaan semua pasien, tiba-tiba telepon di
nurse station berdering. Nava segera mengangkat telepon itu.
“Pasien atas nama Pak Jamal sudah
bisa dijemput di OK ya!” ujar suara di seberang telepon.
“Baiklah, saya ak jemput,” sahut
Nava, telepon itu dari perawat kamar operasi.
“ Nava, Lisa dan Hanum, selamat
bertugas ya. Kami pulang dulu,” ujar teman-teman Nava yang baru saja
menyelesaikan tugas mereka. Nava melambaikan tangannya sambil tersenyum.
“Yuk Hanum, kita jemput pasien dulu.
Lisa saya titip nurse station ya,” pinta
Nava sambil membagi tugas. Siang ini Nava bertugas menjadi penanggung jawab
ruangan Kenanga itu. Gadis bertubuh mungil dengan alis tebal itu meletakkan
catatannya ke dalam kantong celananya.
“Ibu aja yang menjaga nurse station, Lisa langsung mengerjakan
tugasnya aja. Ibu belum pulang kok, masih harus mengerjakan beberapa tugas,”
sela Ibu Dina, koordinator ruangan mereka. Wanita dengan wajah yang masih
terlihat muda, meskipun usianya sudah hampir 50 tahun.
(Gunting)
(Gunting)
0 comments:
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung. ^_^