Sunday, October 18, 2020

Kisah Si Kembar Di TPA

Sore itu seperti biasa aku mengajar di TPA. Beberapa murid berlarian menghampiriku. Mereka menyalamiku dan memegang bajuku. Biasanya aku selalu mengajak mereka berdoa begitu aku masuk ke kelas. Mereka berebutan untuk duduk di sampingku.

            Biasanya kuajak mereka untuk berdoa sambil duduk melingkar. Setelah doa selesai, mereka kuminta untuk murajaah hapalan surah pendek yang sudah mereka hapal. Baru kami masuk ke kelas, jika murajaah selesai.

            Selanjutnya kelas pun dimulai. Anak-anak sudah meletakkan buku iqra’ mereka di depan mejaku sebagai tanda antrian. Jadi mereka bisa menulis bahan pelajaran dengan tenang tanpa khawatir mendapatkan urutan terakhir untuk membaca Iqra’

            Aku hanya perlu membaca nama di depan buku Iqra’ untuk memanggil anak yang sudah mengantri. Selanjutnya mereka akan datang satu persatu sesuai antrian. Jadi mereka bisa melakukan dua hal dalam waktu yang sama.

            Giliran membaca iqra’ pun berjalan sesuai antrian. Hingga antrian sampai kepada Rani. Rani membaca buku Iqra sesuai dengan halaman yang akan dibacanya yang tercatat di buku hijau catatan khusus untuk semua santri.

            Selanjutnya aku mendengarkan bacaan iqra’ satu persatu dari semua murid. Giliran Rini yang membawa buku iqra’nya padaku. Aku terkejut melihat di buku catatannya bahwa dia sudah membaca tadi. 

            “Rini tadi sudah baca iqra’ kan? Ini tanggalnya hari ini loh,” tanyaku sambil memperlihatkan buku kegiatan hariannya.

            “Belum bu,” jawabnya santai. Aku mengernyitkan dahi. Ini jelas sekali tertera di sini tanggal hari ini. tiba-tiba aku ingat dan langsung membuka halaman nama buku kegiatan tersebut. ternyata buku itu adalah milik Rani, kembaran Rini.

            “Ini punya Rani ya?” tanyaku sambil tersenyum. 

            “Iya, Bu,” jawabnya polos. Aku berusaha menahan tawa. Ya Allah… si kembar ini hampir membuatku kebingungan. Aku pun melanjutkan mendengar bacaan Iqra’ Rini.

            “Rini gak bawa buku Iqra’” tanyaku. Dia menggeleng.

            “Baik. Kita pinjam buku Rani hari ini aja ya. Besok Rini bawa buku iqra’ sendiri,” ujarku. Gadis kecil itu mengangguk sambil tersenyum. Kami pun melanjutkan pelajaran hari itu. Si kembar ini memang agak unik. Semoga kalian kelak menjadi gadis shalihah yang menjaga kehormatannya, keluarga dan agama. Aamiin…

 

                                    ***

0 comments:

Post a Comment

Terima kasih sudah berkunjung. ^_^