Saturday, October 10, 2020

Doa Seorang Anak

Hari ini seorang murid datang ke rumah untuk belajar mengaji. Awalnya karena aku menerima pesan Watsapp dari walinya bahwa Putera tidak bisa ikut TPA lagi karena dia sekolah siang. Baru pulang sekolah sore pukul 17.15. Aku menyarankan agar Putera tetap masuk ke TPA pulang sekolah walau telat. 

            “Kasihan dia Ustadzah, karena sudah kecapean pulang sekolah,” demikian alasan walinya padaku. Aku sedih ketika mendengar ada anak yang berhenti mempelajari Al Quran. Aku pun menawarkan diri agar Putera belajar Iqra’ di rumahku pagi hari. Karena Alhamdulillah aku bisa meluangkan waktuku di pagi hari setelah anak dan suamiku berangkat sekolah dan bekerja.

            “Kalau malam bisa nggak Ustadzah?” tanya sang wali. Lama aku baru menjawab pesan watsapp itu. aku harus bertanya dulu pada suamiku apa beliau mengizinkan aku mengajar seorang murid di rumah. Aku putuskan akan memberikan jawabannya setelah aku menadapat persetujuan suami.

            Alhamdulillah suamiku memberi izin untuk mengajar Iqra’ di rumah. Aku segera mengabari wali-nya Putera. Selanjutnya dia pun mulai datang ke rumah malam ini. Putera bungsuku sangat senang melihat ada teman sebayanya belajar mengaji di rumah. dia pun makin bersemangat untuk melancarkan bacaan Iqra’nya.

            Aku membuka pelajaran sebagaimana di TPA. Kami mulai dengan doa , belajar membaca Iqra’ , menulis hadist pendek dan murajaah surah pendek. Malam itu, pelajaran berlangsung dengan lancar, Alhamdulillah…

            Malam berikutnya, saat menjelaskan tentang adab kepada orangtua, Putera bertanya padaku. 

            “Aku pernah berdoa untuk mama dan papaku. Tapi Allah nggak mengabulkan doaku,” mulut mungil itu tiba-tiba mengejutkanku dengan pernyataannya.

            “Memangnya Putera berdoa tentang apa?” tanyaku sambil menatap matanya.

            “Aku berdoa agar mama dan papa membelikanku mainan.”

            “Hhhmmm gitu ya. Ummi rasa, Allah belum mengabulkannya saat ini. Mungkin besok atau besoknya lagi.”

            “Tapi sampai kapan? Kan aku bosan kalau lama banget menunggu.”

            “Sayang, doa yang Putera panjatkan pada Allah, bisa saja dikabulkan Allah dalam bentuk lain. Misalnya Allah memberikan kesehatan pada papa dan mama Putera. Allah jaga keluarga putra agar tidak sakit. Putera senang nggak kalau papa dan mamanya sakit?”

            “Nggak lah. Aku Sukanya mama dan papaku sehat.”

            “Nah, bagus sekali itu. Jika mama dan papa sakit, putera jadi nggak bisa main sama mereka kan?” 

            “Iya.”

            “Jadi artinya Allah mengabulkan doa Putera dengan menjadikan papa dan mama sehat agar bisa main sama Putera. Gimana? Putera masih mau berdoa kepada Allah nggak?”

            “Ooo gitu ya Ummi.”

            “Iya sayang.”

            “Mau lah. Aku mau terus berdoa pada Allah.” 

            Pelajaran malam ini pun ditutup dengan rasa puas di wajah Putera. Alhamdulillah…

            

                                                                        ***

 

 

 

0 comments:

Post a Comment

Terima kasih sudah berkunjung. ^_^