Sunday, May 20, 2012

Menjadi Guru Pembimbing Klub Penulis Cilik di SDIT Al-Muchtar

Alhamdulillah sejak awal Mei 2012, Kepala Sekolah SDIT Almuchtar Bekasi Utara menawarkan kepada saya untuk menjadi guru pembimbing Klub Penulis Cilik di sekolah tersebut. Tentunya dengan senang hati tawaran itu saya terima. Saya berharap dengan ilmu yang sedikit ini, akan lahir penulis-penulis cilik berbakat dari sekolah ini.
Sebelum memulai aktifitas ini, saya bertanya terlebih dahulu jumlah siswa yang akan saya bimbing. Ternyata menurut Kepala sekolah, murid-murid sangat antusias ketika mendengar kabar ini, sehingga hampir sebagian dari murid kelas 3 hingga kelas 5 yang mendaftar di kub ini. "Seratus anak lebih yang mendaftar Bu," ujar Bu Ema wakil kepala sekolah kepada saya siang itu.
Sungguh saya tak percaya dengan jumlah yang cukup besar itu. Perasaan saya campur aduk, antara senang dan bingung. Senang karena semangat dari anak-anak itu, dan bingung dengan waktu yang akan saya butuhkan untuk mengajar mereka.
Saya tidak ingin hanya sekadar mengajar. Saya ingin membimbing mereka satu persatu hingga menghasilkan tulisan yang layak. Mungkin keinginan saya ini terlalu muluk, tapi saya tidak akan menyerah dengan harapan saya ini. Sementara saya hanya bisa mengajar di klub  ini hanya pada hari sabtu. Karena pada hari biasa, saya tidak bisa meninggalkan Hauzan putra bungsu saya di rumah sendirian. Saya juga tidak mungkin membawanya ke sekolah. Saya khawatir konsentrasi saya mengajar akan terpecah karena sambil mengawasi Hauzan.  Setelah berembuk dengan guru dan kepala sekolah, saya pun sepakat untuk mengajar beberapa sesi. Satu kali pertemuan cukup satu jam. Murid-murid akan dibagi menjadi beberapa kelas. Agar mereka bisa mengikuti pelajaran menulis dengan nyaman.
Pada tanggal 5 Mei 2012, Klub Penulis Cilik SDIT Almuchtar pun dimulai. Alhamdulillah anak-anak sangat bersemangat dan antusias. Sesuai kesepakatan kelas dibagi menjadi 2 bagian. Kelas pertama pukul 8.00 hingga pukul 9.00 dan kelas berikutnya pukul  9.00 hingga 10.00. Untuk sesi perkenalan ini, saya hanya bercerita tentang asyiknya menjadi penulis. Saya meminta mereka membuat sebuah cerita dengan tema bebas. Tema yang paling mereka sukai. Hasilnya sungguh fantastis, dari seratus orang lebih yang datang hari itu, ada sekitar 50-an naskah yang saya baca dan saya nilai cukup menarik. Mereka mempunyai ide-ide yang luar biasa. Saya semakin tertantang untuk mengasah ide mereka itu menjadi sebuah cerita utuh yang layak untuk dinikmati semua orang.
Sampai Sabtu kemarin, sudah 3 kali pertemuan saya membimbing mereka. Jumlah murid memang sedikit berkurang, mungkin karena longweekend. Tapi semangat mereka masih menyala. Sejauh ini saya sudah memperkenalkan kepada mereka tentang mengembangkan ide dengan cara membuat pohon ide yang saya adaptasi dari gaya mengajar Mbak Ichen. Selanjutnya mereka juga saya bimbing untuk membuat karakter / tokoh yang oke dan akan selalu diingat yang saya referensinya saya dapatkan dari guru saya Mas Benny Rhamdani.  Masih banyak ilmu yang akan saya tularkan kepada mereka. Semoga Allah selalu melimpahkan rahmat dan hidayahNya kepada saya. Semoga Allah selalu memberi kesehatan kepada saya agar saya tetap bisa membimbing mereka, dan bisa terus berbagi ilmu kepada yang menginginkannya.
Semoga saya bisa menumbuhkan semangat mereka untuk selalu menulis. ^_^

Wednesday, May 16, 2012

Kisah Inspirasi Sepatu Dahlan


                                              Sepatu Baruku Yang Malang
                                                  Oleh : Nelfi Syafrina

       Seumur hidupku, sudah banyak model sepatu yang aku kenakan. Tapi, hanya satu yang benar-benar kukenang hingga sekarang. Sepatu sandal warna oranye yang berpita di atasnya. Sepatu itu dibelikan bapakku ketika aku masih kecil dulu. Waktu itu usiaku 10 tahun.
                                                                 ***
         Hari ini, 20  hari sudah bulan Ramadhan kami lalui. Seperti biasa bapak pasti akan membelikan kami anak-anaknya baju lebaran, berikut sepatunya. Tapi sayangnya kali ini belum ada tanda-tanda ke arah itu. Bapak belum membicarakannya pada kami, aku dan ke dua adikku. Sebagaimana layaknya anak-anak, karena teman-teman kami sudah mempunyai pakaian dan sepatu baru, akhirnya aku memberanikan diri bertanya pada bapak.
        “Kapan beli sepatu barunya Pak?” tanyaku ketika kami buka puasa senja itu. Bapak hanya diam, beliau meneguk teh manis yang sudah tinggal setengah gelas itu. Kemudian beliau menarik napas dan berkata dengan suara lemah,” sabar ya Nak, bapak belum punya uang. Nanti kalau bapak sudah gajian, pasti bapak belikan.”
        Aku pun menggangguk, walau sedih, aku mengerti tentang kesulitan keuangan yang dialami keluarga kami. Setelah itu aku tidak bertanya lagi tentang sepatu untuk lebaran itu.
      Dua hari sebelum lebaran, bapak mengajakku dan adik-adikku ke pasar. Tak terkira senangnya aku, sepatu model terbaru sudah terbayang di depan mataku. Tak sampai setengah jam, kami sampai di pasar. Bapak mengajakku dan adik-adikku  memilih sepatu yang kami inginkan. Setelah menentukan pilihan, akhirnya Bapak membayar sepatu-sepatu itu. Aku menjatuhkan pilihanku pada sepatu sandal yang lucu. Sepatu sandal berwarna oranye dengan pita lucu di atasnya. Sudah lama aku ingin memiliki sepatu itu.
         Selanjutnya beliau mengajak kami ke toko pakaian. Satu jam kemudian, kami telah kembali berada di rumah.  Kami sudah membawa sepatu dan pakaian baru yang akan kami kenakan saat lebaran nanti.
        Malamnya seperti biasa, aku mengikuti salat tarawih bersama teman-temanku. Pada mereka kuceritakan tentang sepatu dan baju baru itu. “Kalau memang kamu sudah beli sepatu, coba pakai besok.” Tantang seorang teman. Aku pun setuju.
     Keesokan harinya, aku bermain di komplek perumahan kami. Aku pun mengenakan sepatu sandal itu untuk main. “Wah! Bagus banget sapatumu!” ujar teman-temanku sambil memandangi sepatuku. Mereka terus memandangi kakiku seolah sepatu itu adalah sepatu paling bagus di dunia. Tak terbayangkan senangnya hatiku karena pujian teman-temanku. Beberapa saat setelah itu, kami pun bermain petak umpet.
           Karena asyiknya bermain, tak terasa sudah hampir maghrib. Kamipun berlarian pulang ke rumah ketika mendengar suara sirine Jam Gadang berbunyi nyaring. Itu artinya saatnya berbuka. Keluarga kami tinggal di Bukittinggi, setiap bulan Ramadhan, sirine itu pasti akan berbunyi setiap masuk waktu imsak dan berbuka.
      Saat berlari dengan kencang, tiba-tiba sepatu sandal yang kukenakan terlepas dari kakiku. Sepatu itu melayang ke dalam saluran air yang ada di samping jalan yang kulewati. Sesaat aku terkejut. Untungnya aku segera tersadar kalau sepatuku telah melayang ke tempat yang salah.  Aku berlari,  berusaha meraih sepatuku yang sudah hanyut cukup jauh. Sayangnya karena arus air di saluran itu cukup deras karena habis hujan, sepatu itu tidak bisa kuraih.
     Aku tak mau berhenti sampai di situ. Aku terus mengejar sepatu itu yang semakin menjauh dari jangkauanku. Hingga sepatuku terus hanyut dibawa derasnya arus. Semenit kemudian, aku tidak  bisa lagi melihat sepatu baruku. Sepatu itu lenyap bersama derasnya air. Sementara itu teman-temanku sudah jauh meninggalkanku. Mungkin mereka sudah sampai di rumah. Aku hanya bisa menangis menyesali kejadian itu.
     Terngiang di telingaku saran bapak sebelum aku main tadi. “Sepatu itu kan untuk lebaran. Kenapa dipakai sekarang? Nanti saja dipakai ketika berangkat salat  ‘Id.”
     “Cuman sebentar kok Pak, soalnya aku sudah janji sama teman-teman.” Aku berkeras mengenakan sepatu itu. Inilah sekarang yang terjadi. Aku kehilangan sepatu baruku karena tidak mengikuti saran bapak.*

*Cerita ini diikutkan dalam lomba Kisah Inspirasi Sepatu Dahlan
This entry was posted in

Tuesday, May 8, 2012

Workshop Menulis Rubrik Gado-gado Majalah Femina


        Tangal 21 April bertepatan dengan hari Kartini, saya bersama 29 teman penulis wanita lainnya mendapat kesempatan untuk mengikuti workshop menulis untuk rubrik Gado-gado Majalah Femina. Kami mendapatkan kesempatan ini melalui sebuah kompetisi. Majalah Femina membuka kesempatan bagi umum untuk mengajukan diri sebagai peserta workshop ini. Mereka meminta calon peserta membuat biodata dan memberikan alasan ingin mengikuti workshop ini. Kesempatan ini terbatas untuk 30 orang pendaftar yang memenuhi syarat.
          Alhamdulillah saya beruntung menjadi salah satu peserta terpilih. Panitia menelepon saya dan mengatakan bahwa saya berhak mengikuti workshop ini pada hari, jam dan tempat yang telah ditentukan. Betapa senangnya saya mendengar kabar ini. “Dress code-nya blue shirt dan jeans ya Mbak, atau casual gitu deh!” ujar panitia itu di telepon.
       Tepat pukul 13.15 wib hari Sabtu itu, saya sampai di gedung SAE Institute Fx Lifestile X’Enter Sudirman Jakarta. Acara akan dimulai pukul 14.00 wib. Tapi sebelumnya kami harus registrasi dulu sebagai tanda kehadiran kami. Saat itu sudah lumayan banyak peserta workshop yang datang. Saya mengenal sebagian di antara mereka yang datang hari itu. Mereka adalah teman-teman saya dalam sebuah grup menulis di FB yaitu Grup Penulis Bacaan Anak. Kami terlibat percakapan seru sebelum acara dimulai.
          Pukul 14.00 wib, acara pun dimulai. Materi tentang cara menulis rubrik Gado-gado pun dibawakan dengan sangat detil oleh ibu Angela H wahyuningsih. ( Redaktur Eksekutif Majalah Femina) Selanjutnya beliau memberikan sesi tanya jawab. Hampir semua peserta workshop mengacungkan tangan ingin bertanya. Sayangnya hanya beberapa di antara kami saja yang mendapat kesempatan untuk bertanya karena keterbatasan waktu. Serunya, setiap peserta yang bertanya diberi sebuah bingkisan cantik.
        Ibu Angela memaparkan bahwa menulis untuk rubrik Gado-gado di Majalah Femina syaratnya cukup mudah. Tulisan harus berdasarkan fakta atau kejadian yang pernah terjadi, bisa dari pengalaman pribai atau orang lain. Tulisan disajikan dengan ringan dengan menyelipkan unsur humor namun sarat hikmah dan menyentuh perasaan. “Ada ‘sesuatu’ yang bisa diambil pembaca dari tulisan kita,” jelas Ibu Angela.
       “Paragraf awal biasanya menentukan apakah tulisan kita akan dibaca atau tidak, jadi buatlah paragraf awal yang memukau agar pembaca tertarik membaca tulisan kita.” Demikian tips dari Ibu Angela.
       “Visi Majalah Femina adalah menghargai wanita, jadi tulisan yang masuk ke redaksi kami harus yang menghargai wanita juga. Kami tidak menerima tulisan yang menjatuhkan harga diri wanita,” pungkas Ibu Angela. Terakhir Ibu Angela meminta kami membuat tulisan untuk rubrik ini. Beliau memberi tenggat selama 2 hari. Ada hadiah menarik bagi tulisan terbaik. Menurut beliau, majalahFemina juga menerima kiriman tulisan berupa cerpen, cerbung dan Oleh-oleh ( artikel traveling yang disertai foto pendukung) .
        Tak terasa waktu satu jam berlalu dengan sangat cepat. Setelah acara tanya jawab selesai, acara inipun ditutup dengan memberikan penghargaan kepada 3 orang peserta yang mengenakan pakaian terbaik ( Best Dress)
Selanjutnya panitia memberikan kenang-kenangan berupa goody bag dari Majalah Femina. Sebelum pulang, kami mengabadikan kebersamaan ini melalui foto bersama. Sungguh satu jam yang sangat berharga. Dari lubuk hati yang paling dalam, saya mengucapkan terima kasih atas kesempatan ini. Semoga suatu hari tulisan saya akan dimuat di rubrik Gado-gado ini.

Saturday, April 28, 2012

Sayembara Penulisan Naskah Buku Pengayaan Tahun 2012


Dalam rangka menggali, mengembangkan, dan mendayagunakan potensi menulis di kalangan siswa, pendidik dan tenaga kependidikan, serta masyarakat umum, Pusat Kurikulum dan Perbukuan Balitbang Kemdikbud menyelenggarakan Sayembara Penulisan Naskah Buku Pengayaan. Kegiatan sayembara ini diperuntukkan bagi para peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan, serta masyarakat umum. Sayembara Penulisan Naskah Buku Pengayaan tahun 2012 ini memperebutkan hadiah total lebih dari Rp 1.000.000.000,00 untuk 57 pemenang dari 19 jenis naskah buku pengayaan.

Tema Penulisan
“Membangun manusia Indonesia yang berkarakter, berbudaya, dan kompetitif di era global”

Peserta Sayembara
Peserta sayembara adalah siswa SMA/MA/SMK/MAK, pendidik dan tenaga kependidikan, serta masyarakat umum. Pendidik meliputi guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. Tenaga kependidikan meliputi pengelola satuan pendidikan, penilik, pengawas, peneliti, pengembang, pustakawan, laboran, dan teknisi sumber belajar.

Naskah yang Disayembarakan
1. Pengayaan Pengetahuan (MIPA dan Bidang Sosial & Humaniora SD, SMP, SMA khusus Tendik dan Pendik)
2. Pengayaan Keterampilan SD, SMP, dan SMA (untuk Umum)
3. Pengayaan Kepribadian SD, SMP, dan SMA (berbentuk kumpulan puisi, pantun, cerpen, novel, drama biografi untuk Tendik dan Pendik. Siswa SMA boleh mengikuti untuk jenis Kumpulan Cerpen)
Ketentuan-ketentuan naskah buku sayembara adalah sebagai berikut.

a. Ketentuan Umum
1. Jenis naskah buku pengayaan pengetahuan alam dan matematika, dapat berupa pengetahuan alam fisik, hayati, flora, fauna; pengetahuan matematika; pengetahuan teknologi dan rekayasa; pengetahuan kebaharian, kedirgantaraan, dan kebumian.
2. Jenis naskah buku pengayaan pengetahuan sosial dan humaniora, dapat berupa pengetahuan sejarah dan kemasyarakatan; pengetahuan keagamaan; pengetahuan perekonomian dan manajemen; pengetahuan budaya, bahasa, seni dan sastra.
3. Jenis naskah buku pengayaan keterampilan vokasional yang meliputi:
a) Keterampilan membuat kriya;
b) Penerapan teknologi rekayasa sederhana;
c) Penerapan teknologi pengolahan;
d) Penerapan teknologi budidaya.
4. Jenis naskah buku pengayaan kepribadian, dimaksudkan untuk mengembangkan karakter: (1) religius; (2) jujur; (3) toleransi; (4) disiplin; (5) kerja keras; (6) kreatif; (7) mandiri; (8) demokratis; (9) rasa ingin tahu; (10) semangat kebangsaan; (11) cinta tanah air; (12) menghargai prestasi; (13) bersahabat/komunikatif; (14) cinta damai; (15) gemar membaca; (16) peduli lingkungan; (17) peduli sosial; (18) tanggung jawab yang dituangkan dalam:
a) Kumpulan pantun
b) Kumpulan puisi
c) Kumpulan cerita pendek
d) Novel
e) Drama
f) Biografi
Naskah buku Biografi, tentang:
a. seseorang yang berjasa dalam suatu bidang yang berguna bagi masyarakat;
b. seorang tokoh di daerah yang mendapat penghargaan dari pemerintah;
c. seseorang yang memiliki karakter yang dapat dijadikan contoh bagi bangsa;
d. seseorang yang memiliki keunggulan dan kelebihan yang berguna bagi masyarakat.
5. Naskah buku ditulis dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Naskah diberi identitas: (a) judul naskah; (b) jenis naskah; dan (c) peruntukan pembaca buku (misalnya untuk SD/MI; SMP/MTs; SMA/MA/SMK/MAK), (d) kelompok peserta.
6. Naskah dijilid rapi berupa cetak asli (bukan fotokopi atau dummy).
7. Naskah yang diterima Panitia tidak dikembalikan.

b. Ketentuan Peserta
Peserta adalah perorangan.
Peserta yang mengirimkan naskah harus melampirkan biodata.
Peserta dari siswa SMA/MA/ SMK/MAK harus melampirkan surat pengantar dari sekolah dan fotokopi kartu pelajar.
Peserta dari pendidik dan tenaga kependidikan harus melampirkan surat pengantar dari lembaga tempat bekerja dan fotokopi SK pendidik atau tenaga kependidikan.
Peserta dari masyarakat umum harus melampirkan fotokopi KTP yang masih berlaku.
Peserta yang pernah menjadi pemenang sebanyak tiga kali atau lebih sejak tahun 2001 tidak diperbolehkan mengikuti sayembara ini.

c. Ketentuan Naskah
Naskah yang diajukan adalah: a. karya asli, b. tidak berseri, c. tidak sedang diikutsertakan pada sayembara lain, sebagian ataupun seluruhnya, d. belum pernah menjadi pemenang sebagian ataupun seluruhnya dalam sayembara mana pun, dan e. belum pernah diterbitkansebagian ataupun seluruhnya.
Persyaratan di atas harus dituangkan dalam surat pernyataan yang ditandatangani di atas meterai Rp 6.000,00 oleh penulis naskah.

Naskah diketik dan dicetak pada kertas A4, spasi 1½, jenis huruf arial, times new roman, atau tahoma, ukuran huruf 12 pt, batas margin tepi kertas 3 cm.
Jumlah halaman isi naskah yang ditulis oleh siswa minimal 50 halaman dan yang ditulis oleh pendidik, tenaga kependidikan, dan umum minimal 75 halaman.
Penggunaan ilustrasi harus proporsional dan terintegrasi dengan teks, mendukung materi/isi teks serta mencantumkan sumber secara jelas.
Naskah buku pengayaan tidak dilengkapi dengan ungkapan tujuan mempelajari/membaca dan tidak dilengkapi latihan, soal, tes, lembar kerja, atau jenis evaluasi lainnya.
Naskah buku pengayaan tidak bertentangan dengan idiologi negara, ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku, tidak bias gender, serta tidak menimbulkan masalah SARA.
Naskah buku pengayaan pengetahuan dan keterampilan harus menggunakan daftar pustaka atas rujukan yang dikutip.
Naskah yang dinyatakan sebagai pemenang sayembara, jika ditemukan dan terbukti sebagian atau seluruhnya merupakan jiplakan/plagiasi, segala tanggung jawab hukum yang berkaitan dengan pelanggaran Hak Cipta berada pada penulis naskah. Pusat Kurikulum dan Perbukuan akan membatalkan kemenangannya dan hadiah yang diterima harus dikembalikan kepada negara.
Jika suatu naskah buku pengayaan dinyatakan memenangi sayembara, penulis berhak atas penghargaan sayembara tersebut, sedangkan hak cipta (baik hak ekonomi maupun hak moral atas naskah) tetap berada pada penulis sehingga penulis berhak menerbitkannya kepada penerbit yang dipilih.

Pemegang hak cipta (hak ekonomi) naskah pemenang sayembara adalah Pusat Kurikulum dan Perbukuan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan hak moral berada pada penulis.
Setiap peserta hanya boleh mengirimkan satu judul naskah sayembara.
Hasil keputusan Dewan Juri Sayembara tidak dapat diganggu gugat.

d. Hadiah Sayembara
Untuk menghargai kualitas naskah yang memenangi sayembara, Pusat Kurikulum dan Perbukuan Balitbang Kemdikbud menyediakan hadiah uang sebagai berikut:

Kelompok Pelajar:
Juara I = Rp. 15,000,000
Juara II = Rp. 10,000,000
Juara III = Rp 7,500,000

Kelompok Pendidik, Tenaga Kependidikan, dan Masyarakat Umum
Juara I = Rp 25,000,000
Juara II = Rp 20,000,000
Juara III= Rp 15,000,000

e. Pengiriman Naskah
Naskah diterima paling lambat tanggal 3 September 2012 dan dialamatkan kepada:
Panitia Sayembara Penulisan Naskah Buku Pengayaan Tahun 2012
Pusat Kurikulum dan Perbukuan Badan Penelitian dan Pengembangan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Jl. Gunung Sahari Raya No. 4 Jakarta Pusat
f. Pengumuman Pemenang

1. Pengumuman dan pemberian hadiah kepada para pemenang akan dilaksanakan pada bulan November 2012.
2. Calon pemenang sayembara akan diundang ke Jakarta untuk mengikuti wawancara dengan Dewan Juri dan menghadiri pengumuman pemenang bagi calon yang dinyatakan sebagai pemenang. Jika calon pemenang tidak dapat mengikuti wawancara, maka yang bersangkutan dianggap mengundurkan diri.

Informasi lebih lanjut tentang sayembara dapat menghubungi Pusat Kurikulum dan Perbukuan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan website :http://puskurbuk.net , telp.: 021 3804248 , e-mail: sayembara_puskurbuk@yahoo.comfacebook: sayembarapuskurbuk, Twitter: @puskurbuk

Sumber : http://www.negerialimuakhir.com/2012/04/info-lomba-sayembara-penulisan-naskah.html
This entry was posted in

Akibat Angin Kencang


                                           
                            

           Malam ini angin begitu kencang. Suara desauan angin yang menghantam pepohonan terdengar sangat menakutkan. Fatur dan Rio adiknya menyelimuti badan mereka rapat-rapat. Mereka sedang menginap di rumah nenek di kampung. Suara jangkrik dan binatang malam saling bersahutan membuat mereka merinding. Baru sekali ini mereka mendengar suara angin kencang yang seolah akan merubuhkan rumah nenek . Apalagi rumah nenek terbuat dari papan.
        “Kak aku takut!” suara Rio bergetar. Ia tidak bisa memejamkan matanya.
        “Kakak juga takut, udah tidur aja,” saran Fatur.
         "Kenapa suara anginnya serem begini ya Kak?" Rio merapatkan badannya ke badan Fatur.  
      "Kakak juga gak tahu. Coba tadi kita gak usah nginap di sini ya..." Fatur menyesali keputusannya tadi. Ibu dan bapak tadi sudah bertanya berulang kali tentang keputusan mereka menginap di rumah nenek ini. Karena mereka belum pernah menginap di rumah nenek sebelumnya. Rumah mereka di Padang. Sementara rumah nenek di desa Salo Kabupaten Agam. Sekitar 80 km dari rumah mereka.
         “Kita ke kamar nenek aja yuk.” Fatur segera melepas selimutnya. Ia berdiri dan turun dari tempat tidur. Riko mengikuti kakaknya ke kamar nenek.
         “Nek, kami tidur di kamar nenek ya,” kedua anak itu langsung berbaring di samping nenek. Kamar nenek memang tidak ada pintunya, hanya ditutup dengan menggunakan kain saja. Seperti kamar yang mereka tempati tadi. Setiap kamar di Rumah Gadang  memang tidak punya pintu. Rumah ini sudah sangat tua, tapi masih kuat, karena nenek merawat rumah ini dengan baik.
           “Ada apa? Pasti kalian takut ya?” tebak nenek. Nenek terbangun mendengar suara cucunya. Fatur dan Rio menggangguk sambil menyelimuti badan mereka dan mendekat kepada nenek.
            “Tidak perlu takut, harusnya kalian senang, karena angin malam ini bertiup kencang.” Ujar nenek tersenyum, nenek menggeser tidurnya agak ke pinggir sehingg kedua cucunya bisa tidur  di sampingnya.
           “Mana ada orang yang senang dengan angin kencang nek,” sela Fatur.
            “Di kampung ini, semua orang senang kalau angin bertiup kencang seperti ini,” nenek menarik selimutnya dan memejamkan mata kembali.
           “Kalau begitu, orang di kampung ini aneh-aneh dong,” sela Rio. Fatur tidak  melanjutkan pertanyaannya lagi. Matanya sudah terlalu mengantuk. Akhirnya mereka pun tertidur di samping nenek.
        ********
        
  “Ayo bangun Fatur... Rio..!” nenek menarik selimut Fatur dan Rio. Kedua adik kakak itu menggeliat. Mereka menarik kembali selimut yang sudah terbuka. Tapi nenek dengan sigap melipat selimut itu.
   
      “Kalian mau tahu kenapa nenek bilang harusnya kalian bersyukur dengan angin kencang semalam?” nenek membelai rambut Fatur. Beliau duduk di pinggir tempat tidur.
        “Gak mau ah nek, aku masih ngantuk nih,” Fatur mengeliat dan meraih selimut yang sudah dilipat nenek. Ia menyelimuti badannya kembali. Udara pagi itu masih terlalu dingin menurutnya.
          “Baiklah, kalau kalian tidak, mau ya gak apa-apa. Nenek akan makan sendiri jika nanti nenek menemukannya.” Sahut nenek sambil berdiri.
          “Emang nenek mau makan apa?” Fatur segera duduk. Ia paling tidak bisa mendengar kata-kata yang menyangkut tentang makanan.
         “Ada deh, kalau kalian mau tahu, kalian harus ikut nenek sekarang,” nenek beranjak dari kamar. Beliau segera menuju pintu rumah. Fatur dan Rio segera bangun, mereka saling berpandangan. Jika mereka tidak ikut dengan nenek, berarti mereka akan melewatkan makanan yang mungkin saja enak. Tapi kenapa nenek subuh-subuh begini keluar? Makanan apa yang ada subuh-subuh begini?
            “Aku gak mau ikut,” Rio tidur kembali.
           “Ya sudah, nanti jangan menyesal atau meminta makanan yang nenek bawa ya?” teriak nenek dari luar rumah.
            “Aku ikut aja deh nek,” Fatur segera berdiri dan berlari menyusul nenek. Rasa kantuknya sudah hilang sejak mendengar kata makanan yang diucapkan nenek tadi.
             “Ayo nek,” Fatur menutup pintu. Di luar masih gelap. Beberapa orang terlihat berjalan menuju sawah.
             “Ayo!” Nenek tersenyum dan berjalan menuju ke sawah. Fatur meletakkan kedua lengannya di dada. Ia benar-benar kedinginan. Tapi demi makanan ia tidak peduli dengan hawa dingin itu.
            “Makanannya di sawah ya Nek?” tanya Fatur mengiringi langkah nenek.
            “Bukan di sawah, tapi di dekat jalan menuju ke sawah,” nenek menyorotkan lampu senter ke jalan yang akan mereka tempuh, bunyi desauan angin masih sesekali terdengar walau tidak sekencang tadi malam.
           “Emang ada warung di jalan menuju ke sawah. Bukankah di situ hanya ada pohon dan semak belukar?” Fatur mulai meragukan kata-kata makanan yang diucapkan nenek tadi.
           “Udah, Fatur ikut aja. Insyaallah ketemu makanan nanti,” sahut nenek penuh rahasia. Fatur menurut, dia tidak banyak bertanya lagi.
         Sepuluh menit mereka berjalan. Merekapun sampai di tanah lapang yang ditumbuhi pohon-pohon. Ada jalan setapak menuju ke sawah di tengah lapangan itu. Nenek mulai meyorotkan senternya ke arah semak belukar di samping pohon durian.
        “Oh aku tahu sekarang nenek mau mencari durian  ya?” Fatur tersenyum. Ia ingat, nenek pernah bercerita kalau siapapun boleh mengambil buah yang ada di lapangan itu. Biasanya buah durian akan berjatuhan tertiup angin. Apalagi sekarang sedang musim durian. Siapa yang pertama melihatnya boleh mengambilnya.
           Bersemangat Fatur memperhatikan setiap semak yang berada di bawah pohon durian. Barangkali saja ada buah durian di sekitar situ.
           “Nek!, mana senternya, itu ada buah durian!” teriak Fatur senang. Ia menunjuk sesuatu yang bulat di dekat semak. Karena masih gelap ia tidak bisa  melihat dengan jelas. Tidak ada penerangan di lapangan itu. Nenek segera menghampiri Fatur. Beliau menyorotkan lampu senter ke arah yang di tunjuk Fatur.
               “Benar! Alhamdulillah, ayo kita ambil,” sahut nenek. Beliau mendekati buah durian yang cukup besar itu. Nenek mengambil daun pisang kering tak jauh dari situ. Pelepah pisang yang sudah kering itu beliau ikatkan ke durian.
               “Ayo Fatur, kita pulang,” ajak nenek sambil membawa buah durian. Merekapun pulang. Fatur senang ternyata ini yang dimaksud nenek dengan seharusnya kita senang dengan angin kencang. Karena angin itu telah membuat durian berjatuhan, dan warga kampung bisa menikmati durian yang langsung jatuh dari pohonnya.
              "Rio! Ayo bangun! Lihat ini !" Fatur berteriak di telinga Rio. Fatur mendekatkan semangkuk buah durian ke hidung Rio. Aroma buah itu membuat Rio segera bangun. Air liurnya menetes. Rio meraih durian yang terlihat menggoda di depan matanya.           
            "Eits, tunggu dulu, shalat dulu, baru kita makan durian ini. Nenek sedang masak ketan untuk kita. Kata nenek durian ini lebih enak jika dimakan bersama ketan," ujar Fatur sambil menyembunyikan mangkok durian di belakang punggungnya. 
            "Yah kakak!" Rio kecewa. Dia segera ke kamar mandi untuk berwudhu. Tak lama kemudian Rio pun selesai shalat subuh. 
             "Rio! Fatur ayo sini! ketannya sudah matang!" panggil nenek sambil membawa sepiring ketan dari dapur. Fatur dan Rio berlari menghampiri nenek di meja makan. Merekapun melahap ketan bersama durian. Hhhmm... yummi... 


*Source Image : http://www.clker.com/clipart-durian-fruit.html