Wednesday, July 17, 2013

Membujuk Anak dengan Sabar


Alhamdulillah menang lomba menulis artikel mengajak anak berpuasa dari penerbit Gema Insani. Berikut artikelnya. Semoga bermanfaat ya. ^_^
                                                                        ***

          Waktu mengajak anak saya Hikmal berpuasa, usianya kala itu masih 7 tahun. Hikmal sangat antusias untuk ikut berpuasa di hari pertama Ramadhan. Apalagi saya, bapaknya dan kakaknya menceritakan bagaimana serunya kami makan sahur sebelum subuh dan berbuka ketika maghrib. Dia juga bersemangat untuk ikut shalat Tarawih berjamaah di mesjid dekat rumah ketika awal Ramadhan diumumkan.

        Hari pertama makan sahur pun datang. Kami membangunkan Hikmal dengan sangat mudah. Hikmal ikut makan sahur sambil menonton sinetron Para Pencari Tuhan yang tayang di salah satu stasiun TV swasta.
Karena awal Ramadhan, semua anak libur sekolah, selesai subuh Hikmal pun saya izinkan tidur kembali. Dia bangun ketika teman-temannya mengajak main sekitar pukul 10.00. Saya izinkan Hikmal main sambil mengingatkan padanya ahwa dia sedang puasa.
       “Hikmal mainnya jangan capek-capek ya. Takutnya jadi lapar dan haus,” pesan saya. Dia mengangguk. Lalu main keluar bersama teman-temannya.
Pukul 12.20 setelah azan zuhur, Hikmal pulang dan merengek untuk buka puasa. Alasannya temannya juga sudah buka puasa setelah azan zuhur. Saya membujuknya untuk menunda berbuka. Saya mengajaknya shalat zuhur, setelah itu bermain game interaktif di komputer. Usaha saya berhasil. Hikmal lupa meminta buka puasa lagi. Dia baru ingat saat saya sedang masak untuk buka puasa. Saya bujuk lagi untuk menunggu hingga maghrib dengan masak menu buka puasa bareng saya di dapur. Hikmal setuju. Kami masak menu buka puasa sambil menunggu beduk maghrib.Alhamdulillah Hikmal berhasil puasa hari pertama hingga akhir Ramadhan.

[Artikel ini diikutsertakan dalam lomba menulis oleh pernerbit Gema Insani GIP]

0 comments:

Post a Comment

Terima kasih sudah berkunjung. ^_^