Thursday, January 14, 2016

Kisah Celengan ABG

     "Kalau ada uang, ingin rasanya berangkat umrah ya, Pak," ujar seorang istri pada suaminya. Suaminya menggangguk dan mengaminkan ucapan sang istri. Saat itu mereka sedang duduk di teras rumah mereka yang sangat sederhana.
    Suami istri itu lalu tenggelam dalam pikiran mereka masing masing. Sang suami berpikir rasanya entah berapa tahun lagi keinginan istrinya bisa terwujud. Penghasilan mereka hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari hari.
     Apalagi bungsu mereka masih sekolah dan butuh biaya besar jika nanti dia ingin kuliah.
     "Ohya, kapan rencana Ibu dan Bapak berangkat umrah?" tiba tiba bungsu mereka sudah berada bersama mereka. Tadi anak laki-laki itu pamit telat pulang karena membersihkan kantin sekolahnya dulu sebelum pulang.

Monday, January 11, 2016

Cerita Tentang Naik Commuterline

      Hari Sabtu 9 Januari lalu saya harus mengambil rapor Syifa ke Smakbo. Biasanya setiap ngambil rapor Syifa, pasti dianter bapaknya Syifa ke sana. Tapi kali ini, kami terpaksa bagi tugas. Karena ada undangan wali murid juga dari sekolah Hikmal, adik Syifa. Sekolah Hikmal masih di Bekasi tak jauh dari rumah kami.
Setelah membuat kesepakatan, akhirnya saya yang ke sekolah Syifa dan suami ke sekolah Hikmal dengan mengajak Hauzan, bungsu kami.
    Jadilah pukul 8. 15 wib saya dan Syifa berangkat menuju Bogor dengan menggunakan angkutan umum. Naik angkot dari rumah dilanjutkan naik kereta commuterline dari stasiun Bekasi.

Monday, January 4, 2016

Ikhlas

Jika kau ikhlas dalam menjalani harimu
Hari hari pasti terasa mengasyikkan, menyenangkan
Terasa indah tanpa beban
Tak ada lagi rasa letih menghadapi makhluk
Tapi ikhlas itu tak mudah
Kan banyak bisikan padamu untuk menolaknya
Kan banyak gangguan bagimu untuk meraihnya
Ikhlas tidak hanya sekadar pasrah

Friday, November 6, 2015

Infeksi Saraf Mata Akibat Stres dan Kecapaian

    Kira-kira tiga bulan lalu, saya merasa ada yang aneh dengan penglihatan saya. Saya melihat benda seperti melihat dibalik fatamorgana atau melihat dibalik air. Seolah benda yang saya lihat itu tidak diam. Walau terasa tidak nyaman, saya berusaha melakukan semua kegiatan saya seperti biasanya. Saya mengantar Hauzan sekolah, mengerjakan pekerjaan rumah dan menulis.
       Hanya saja, semakin hari penglihatan saya makin terasa tidak nyaman. Tanpa sengaja suatu hari saya mengucek mata kiri sambil melihat ke dinding. Saat itu saya melihat dengn mata kanan saya. Ada sesuatu yang aneh ternyata pada mata kanan saya. Dinding rumah yang seharusnya berwarna krem, ternyata ada lingkaran berwarna coklat sebesar bola sepak dalam penglihatan mata kanan saya. Karena penasaran saya coba menutup mata kiri dan melihat dengan mata kanan saja. Saya masih melihat hal yang sama. Ada lingkaran penuh dengan warna coklat bening terlihat di dinding rumah.

Wednesday, September 23, 2015

Bisakah Iri Dengan Orang Yang Sabar Menghadapi Penderitaannya

Rumput tetangga selalu lebih hijau dari rumput di rumah sendiri. Begitu sebagian orang mengatakan. Melihat keberhasilan orang lain atau rekan dan teman, membuat kita iri. Parahnya kita bahkan mungkin saja membuat gosip yang bukan-bukan tentang leberhasilan mereka. Bisa juga kita mendoakan agar mereka menderita dan keberhasilan mereka hilang.
    Tapi coba kita renungkan kembali, Allah menciptakan kebagiaan berbarengan dengan ujian atau penderitaan. Jadi ketika kita iri melihat seseorang kaya, berhasil, punya anak shaleh dan shalehah, punya pekerjaan keren dan semua kebahagiaan lainnya,ala yakinlah, mereka juga sudah melewati ujian atau penderitaan.

Sunday, September 20, 2015

Nikmat Yang Terlupakan

       Nikmat mata. Mungkin selama ini saya   tidak begitu memperhatikan nikmat Allah yang satu ini. Sebagai penulis, mata adalah salah satu modal utama yang wajib dijaga. Tapi saya telah lalai menjaganya. Walau dokter sudah menyarankam saya pakai kaca mata, saya hanya sesekali saja menggunakannya.
       Masih bisa kok mengetik gak pake kaca mata, demikian selalu batin saya berkata. Saya pun memaksa mata saya mengetik, membaca buku referensi, mengedit naskah, mencari referensi di gugel dan youtube, dan lainnya.

Sehingga mata saya pun merajuk. Dia memutuskan memberi peringatan kepada saya dengan cara membuat saya melihat benda seperti menonton film 3D tanpa kacamata 3D.
        Jika saya melihat hanya dengan mata kanan saja, maka benda yang ada di depan saya terlihat berwarna cokelat. Syukurnya tidak demikian ketika saya melihat dengan mata kiri saja. Mata kiri sepertinya bisa memaafkan saya.
Dengan peringatan itu, saya merasakan berbagai hal. Mulai dari bingung, vertigo, migren, sakit kepala, frustasi dan sedih.
        Ketika saya periksa ke dokter mata, menurut beliau, saya mengalami kelelahan. Bisa kelelaham fisik atau kelelahan mental seperti stres.
Tapi saya bersyukur, Allah bersedia mengingatkan saya melalui mata saya.         
        Saya mohon ampun pada Allah karena sudah melalaikan hak mata saya. Semoga saya tidak melalaikan hak anggota tubuh yang lain. Saya berdoa semoga Allah berkenan menormalkan kembali penglihatan saya. Mohon doanya juga ya sahabat.

Thursday, September 3, 2015

Doa dan Harapan di Usia 40 Tahun

Terima kasih atas usia yang sudah mencapai 40 tahun ini ya Allah
kusadari kehidupanku hanyalah milikMu
Kau berikan aku kehidupan ini, tapi kutahu belum ada yang bisa kulakukan untukMu
yang kutahu hanyalah, bahwa Engkau memutuskan memberi amanah besar pada Rasul-Mu ketika beliau berusia 40 tahun

Dalam pikiranku, artinya amanah terbesar pada setiap insan, Engkau berikan pada usia itu
kini amanah itu sudah berada di pundakku
kumohon, bimbing aku, arahkan aku untuk memikul amanah itu
jaga aku dari kejahatan jin dan manusia yang akan menjerumuskanku dan menjauhkanku dariMu
berikan padaku semua kebaikanMu


tambahkan ilmuku agar makin dekat denganMu
izin aku untuk selalu beribadah dan taat padaMu
jauhi aku dari dosa-dosa seperti Engkau menjauhkan timur dan barat
sehatkanlah badanku dan mudahkanlah segala urusanku
kabulkanlah doa dan harapanku


Ya Allah... ampuni aku dan kedua orangtuaku. kasihi mereka sebagaimana mereka mengasihiku ketika aku kecil
Rabbana atia minladunka rahmah, wahayyi'lana min amrina rasyada
Rabbana taqabbal minna innaka antassamii'ul aliim
Rabbana atina fiddunya hasanah, wa fil akhrati hasanah waqina azabannar

Terimalah doaku