Wednesday, January 6, 2021

Pangeran Malik (Pangeran dan Putri Asmaulhusna)

 

Pangeran Malik

            Pangeran Malik berbaring di ranjangnya. Hari ini dia tidak ingin melakukan apapun. Dia ingin bermalas-malasan di tempat tidur. Kemarin dia seharian latihan memanah. Hari sebelumnya dia latihan berkuda. Sebelumnya lagi latihan berenang dan belajar di malam hari. Makanya hari ini dia ingin istirahat. 

            “Ah, enaknya nggak melakukan apa pun,” gumam Pangeran Malik sambil menarik selimutnya. Dia kembali memejamkan matanya.

            “Kakak, ayo kita main di luar,” terdengar suara Pangeran Syahdan memanggil di luar kamar. Pangeran Syahdan adalah adik Pangeran Malik.

            Pangeran Malik menarik selimutnya ke atas kepala. “Ah, kenapa Syahdan ngajak main, sih?” gumamnya kesal.

            “Ayo, main gundu, Kak,” tiba-tiba Pangeran Syahdan sudah berada di samping Pangeran Malik.

            “Kamu main sendiri aja. Kakak masih ngantuk, nih,” jawab Pangeran Malik dari balik selimutnya.

            “Ngak mau. Aku maunya main sama Kakak,” Pangeran Syahdan menarik selimut Pangeran Malik. 

            “Kakak capek. Kakak ingin istirahat dulu hari ini,” ujar Pangeran Malik memelas. Dia tahu, kemauan Syahdan pasti sangat kuat. Jika Syahdan menginginkan sesuatu, maka hal itu harus terwujud. Makanya tidak ada yang bisa menghentikan Pangeran Syahdan jika dia menginginkan sesuatu.

            “Ayo, Kak!” Pangeran Syahdan mulai merengek. Adiknya itu baru berusia lima tahun. Mungkin karena itu dia belum bisa dikasih pengertian. Pangeran Malik sangat kesal. Dia kembali menarik selimut yang sudah di tangan Syahdan. Hingga Syahdan terjatuh, lalu menangis.

            “Tuh, kan? Selalu menangis!” gerutu Pangeran Malik. Dia lalu duduk dan mendengus kesal. Rasanya ingin dia berteriak pada adik kecilnya itu. Pangeran Malik teringat pesan gurunya agar jika dia marah, dia harus segera istighfar dan menarik napas dalam lalu mengembuskannya.

            Pangeran Malik melakukan pesan gurunya itu. Setelah dia agak tenang, dia lalu membujuk Pangeran Syahdan untuk diam. Tiba-tiba dia teringat ucapan Bunda Ratu.

            “Kamu tahu sayang, kenapa Ayah dan Bunda menamakanmu dengan nama Malik? Agar kamu bisa mencontoh sifat Allah yaitu Maha Memiliki, Raja dari segala raja. Kami berdoa agar kamu mampu menguasai dirimu untuk berbuat kebaikan. Jika kamu ingin berbuat buruk, maka kamu akan segera menguasai dirimu agar kamu berbuat baik.”

            Pangeran Malik tersenyum. “Ayo kita main, Dik,” ajaknya pada Pangeran Syahdan. Mereka pun bermain di luar istana dengan gembira.

                                                                        ***

Arti dan Dalil

Al Malik artinya Allah adalah pemilik, raja yang memerintah seluruh alam semesta. Baik yang terlihat maupun tak terlihat. Allah-lah yang mengendalikan dan menguasai semua urusan makhluk. 

Dalil nya terdapat dalam al quran 

1.     Surah Thaha ayat 114

2.     Surah Al Mukminun ayat 116

3.     Surah Al Hasyr ayat 23

4.     Surah Al Jumuah ayat 1

Ketika kita ingin mencontoh sifat Allah Al Malik, maka hal yang harus kita lakukan adalah menjadi raja bagi diri sendiri. Maksudnya menguasai diri kita untuk selalu berbuat kebaikan. Ketika ada keinginan untuk malas belajar, ingin main terus dan malas melakukan hal-hal yang bermanfaat, maka lawanlah sifat itu. Kita adalah raja terhadap diri kita sendiri. Kita perintahkan kepada diri kita untuk selalu berbu

at kebaikan.

0 comments:

Post a Comment

Terima kasih sudah berkunjung. ^_^