Ingin Menjadi Ladang Pahala,
Alasan Fita Menjadi Penulis
Oleh : Nelfi Syafrina
Oleh : Nelfi Syafrina
Kali ini kita berkenalan dengan Kak
Fitria Chakrawati biasa disapa dengan Fita. Wanita kelahiran Semarang ini suka
menulis sejak usia belia. Ketika berusia 6 tahun dia belajar mengetik cerita
dengan menggunakan mesin ketik ayahnya. Saat kuliah di S1 Jurusan Ilmu
Komunikasi FISIP UNDIP beliau aktif di majalah kampus.
Penikmat wisata kuliner ini mulai serius
menekuni dunia tulis menulis sejak tahun 2006, ketika anak pertamanya berusia 2
tahun dan hampir lulus dari MM UGM. Awalnya tulisan yang dikirim ke media hanya
sebagai menyalurkan hobi saja. Ketika tulisan itu diapresiasi media dengan
memberikan fee, akhirnya kakak kita yang hobi traveling dan membaca ini
memutuskan untuk menjadikan menulis sebagai profesinya.
Saat itu tulisan pertamanya (cerpen
anak) untuk media (selain majalah kampus) dimuat di Majalah Junior. Artikelnya
juga sering dimuat di majalah Parenting, dalam kurun waktu tahun 2007-2009.
Cerpen dan artikel karya beliau juga pernah dimuat di majalah Sekar, Kartini,
Bravo, Mombi, Kompas Anak dan media lainnya.
Ibu
3 putri ini juga pernah mengelola majalah kesehatan dan kecantikan bernama
Majalah Gaia yang didirikan bersama kedua orang tuanya yang berprofesi sebagai
dokter. Selama 3 tahun wanita berjilbab ini menjadi chief editor di Majalah
Gaia. Ia terjun langsung di redaksional, pemasaran dan distribusi.
Fita sudah menerbitkan 23 judul buku
anak dan dewasa. Beberapa di antaranya adalah buku antologi bersama penulis
lain. Fita dan keluarga kecilnya saat ini berdomisili di Beji Timur, Depok, Jawa Barat. Selain menulis beliau juga
mempunyai bisnis kecil-kecilan di rumahnya. Di samping itu beliau juga
tergabung dalam Galeri Kelas Ajaib pimpinan Benny Rhamdani, sebagai trainer
kepenulisan.
Karena sangat serius menggeluti dunia
kepenulisan ini, beliau sering mengikuti berbagai lomba menulis. Berbagai
penghargaan pun pernah diraihnya. Salah satunya sebagai pemenang dalam
Sayembara Menulis Gado-gado Femina 2012.
Setelah menamatkan S2nya di MM UGM, Ibu dari
Keisya Naura Ayu Prasasya (7 tahun), si kembar, Kiera Callista Larasati (3,5
tahun), Kiara Carissa Larasati (3,5 tahun) pernah mengirim lamaran untuk
bekerja di kantor. Sayangnya begitu ada panggilan kerja, beliau berubah pikiran.
Beliau memilih untuk bekerja dari rumah saja.
Mulanya orangtua dan saudaranya keberatan dengan keputusannya ini. Tapi setelah Fita memberikan penjelasan dan membuktikan bahwa bekerja dari rumah bukanlah hal yang sia-sia. Akhirnya keluarga besar mereka menyetujui keputusan itu dan malah mendukung keputusan Fita tersebut.
Mulanya orangtua dan saudaranya keberatan dengan keputusannya ini. Tapi setelah Fita memberikan penjelasan dan membuktikan bahwa bekerja dari rumah bukanlah hal yang sia-sia. Akhirnya keluarga besar mereka menyetujui keputusan itu dan malah mendukung keputusan Fita tersebut.
“Kalau ada orang yang bilang, bekerja
dari rumah itu bukan bekerja, menurut saya pendapat itu salah. Bekerja dari rumah banyak
tantangannya. Tantangan paling besar adalah harus bisa membagi waktu dengan
kegiatan rumah tangga serta mengurus anak-anak
dan suami.” Demikian alasannya.
Ketika
ditanya bagaimana rahasia ibu berwajah baby face ini membagi waktu dengan aktifitas sebanyak
itu. Begini jawabannya, “ Saya mulai bekerja jam 2-5 pagi. Setelah si sulung
berangkat sekolah, mengurus si kembar dan urusan rumah tangga, saya kembali
bekerja mulai pukul 9-12. Setelah itu istirahat, menjemput dan mengurus
anak-anak hingga mereka tidur. Total jam kerja saya sekitar 5-6 jam. Malam hari
saya gunakan untuk istirahat kecuali jika memang ada deadline yang mendesak.”
Lalu dia menambahkan,“jika sepanjang hari saya ada kegiatan di luar rumah misalnya mengurus bisnis laundry atau mengajar, saya tidak memaksakan diri bekerja. Rahasia lainnya, saya punya target harian. Setiap hari saya menulis hal-hal yang harus saya lakukan hari itu, termasuk target menulis (apalagi saya punya kewajiban harus mengirimkan artikel rutin untuk Moms Guide Indonesia). Dengan demikian, selalu ada tulisan yang saya hasilkan setiap hari kerja meski hanya 3-5 halaman (Sabtu-Minggu saya tidak punya target harian). Kalaupun hasilnya lebih dari target itu, saya anggap sebagai bonus.”
Lalu dia menambahkan,“jika sepanjang hari saya ada kegiatan di luar rumah misalnya mengurus bisnis laundry atau mengajar, saya tidak memaksakan diri bekerja. Rahasia lainnya, saya punya target harian. Setiap hari saya menulis hal-hal yang harus saya lakukan hari itu, termasuk target menulis (apalagi saya punya kewajiban harus mengirimkan artikel rutin untuk Moms Guide Indonesia). Dengan demikian, selalu ada tulisan yang saya hasilkan setiap hari kerja meski hanya 3-5 halaman (Sabtu-Minggu saya tidak punya target harian). Kalaupun hasilnya lebih dari target itu, saya anggap sebagai bonus.”
Harapan istri dari Andi Sangga
Prasetia ini, ke depannya ia ingin lebih bermanfaat untuk orang lain melalui
tulisannya. Ia berharap kelak anak-anak dan oranglain mengenangnya melalui
tulisan tersebut. “Semoga ini menjadi lading amal dan pahala bagi saya di hari
kemudian,” doanya.
Pesannya jika ingin jadi penulis,
maka buat target harian. Tepati target itu. Jangan berputus asa ketika naskah
ditolak media atau penerbit. Menulislah dengan hati agar pembaca merasakan isi
dan makna tulisan kita.
Jikai ngin mengenalnya lebih dekat
kalian bisa menjadi sahabatnya di FB dengan akun Fitria Chakrawati atau di
Twitter @fitachakra . Silakan berkunjung juga ke blognya di fita-chakra@blogspot.com.
[NS]
0 comments:
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung. ^_^