Subhanallah walhamdulillah, itulah kata-kata yang keluar dari mulut saya ketika paket buku bukti terbit karya Syifa Ananda putri saya sampai di rumah. Sebenarnya naskah Syifa yang saya kirim ke Bentang Pustaka termasuk cepat diterbitkan. Karena seingat saya, waktu itu saya mengirim naskah di bulan Juni, lalu bulan Juli editor Bentang Belia yang bernama Kak Susan menghubungi saya via email. Beliau mengatakan bahwa mereka akan menerbitkan naskah Syifa dengan catatan Syifa diminta merevisi beberapa bab dalam naskahnya itu.
Alhamdulillah selama bulan Ramadhan, tepatnya bulan Agustus, diselingi sekolah dan kegiatan lainnya, Syifa berhasil menyelesaikan revisi tersebut. Hal ini sangat menggembirakan saya. Mungkin sebagian orang berpikir bahwa waktu sebulan cukup lama untuk sebuah revisi dan menambah beberapa halaman. Tapi tidak bagi Syifa. Layakny ABG yang mood menulisnya sedang jatuh ke titik nol, saya membutuhkan beberapa jurus untuk memintanya melakukan revisi itu. Syifa anak yang cukup tegas dengan pendiriannya. Dia benar-benar menolak permintaan saya, walau saya mengiming-imingi, nanti dari penjualan buku Syifa akan mendapat royalti yang lumayan. Ditambah nanti akan mendapat banyak teman dan berbagai bujukan lainnya. Syifa tetap bergeming.
Alasannya karena dia nggak mau diburu waktu alias dikasih tenggat. Selain itu dia juga sudah lama tidak menulis, karena kesibukannya di sekolah sebagai reporter majalah sekolah. Ditambah lagi eskul dan les yang membuatnya semakin malas merevisi naskahnya. Untunglah Allah akhirnya melembutkan hati Syifa,di tengah keputusasaan saya membujuknya selama beberapa hari, akhirnya dia mau mengerjakan tugasnya.
Tak terbayangkan senangnya hati saya. Buah dari kerja kerasnya selama dua minggu itu,akhirnya dapat dipetik sekarang. Buku pertama karya Syifa akhirnya terbit. Satu lagi alasan yang membuat Syifa tidak ingin merevisi naskah ini adalah karena dia menulis naskah ini ketika dia berumur 10 tahun. Sementara saat ini umurnya hampir 13 tahun.
Saya akui saya yang tidak begitu memperhatikan file komputer milik Syifa, sehingga saya hampir saja melewatkan beberapa tulisan Syifa. Ketika menemukan file naskah ini pun saya masih tidak percaya, bahwa ternyata selama ini Syifa masih meneruskan hobinya menulis. Walau sekarang sudah tidak lagi karena kesibukannya di sekolah.
Menurut Syifa, dia tidak mau menulis lagi, karena tidak ada satu pun tulisannya yang diterbitkan. Sungguh sedih mendengar penjelasannya itu. Memang ada 2 naskah Syifa sebelumnya ditolak oleh penerbit. Untuk seorang anak ini memang sangat sulit. Tapi setidaknya saya belum terlambat menemukan filenya yang lain.
Beginilah file itu sekarang. Menjadi sebuah buku yang seru dan penuh makna. Silakan membacanya untuk melihat keseruan dalam tulisan Syifa. Semoga pembaca cilik terhibur dan mendapatkan 'sesuatu' dari buku Syifa ini.
Pesan saya pada orang tua, rjin-rajinlah melihat file komputer anak Anda. Mungkin saja mereka menyimpan 'berlian' di dlam file tersebut.
Selamat membaca. ^_^
Selamat ya, Syifa. Maju terus. ^^
ReplyDeleteTerima kasih Umi Haya. Semoga Syifa bersemangat lagi menulis setelah melihat bukunya mejeng di rak toko buku. :)
ReplyDeletehebat ya.. kecil2 udah punya karya :)
ReplyDeletemakasih Mbak Kekenaima :)
ReplyDelete