Saturday, May 1, 2021

Surat Bunda Nay


         Bunda Nay lagi bingung menghadapi Abang Nanda, Haikal. Sudah beberapa bulan ini Haikal mengenal seorang perempuan. Usia mereka sepantaran. Mereka masih sama-sama sekolah di SMA. Haikal mengatakan kalau qanita, teman yang baru dikenalnya itu adalah masa depannya.
        "Loh kayaknya jauh banget itu pemikiran kamu?" tanya Bunda Nay begitu Haikal bercerita tentang cewek itu.
         "Lah kan Bunda nggak ngijinin aku pacaran, jadi ya aku berpikir langsung nikah aja!" jawab Haikal santai.
         Entah Bunda Nay harus bersedih atau bahagia mendengar ucapan putranya itu. Satu sisi Haikal benar, Bunda Nay sudah menceritakan kepada anak-anaknya bahwa tak ada pacaran dalam islam. Kalau mau taaruf dan langsung nikah. Tapi tentunya tidak secepat ini juga kan?
Bagaimana mungkin Haikal yang belum tamat SMA sudah mengatakan akan menikah? Lah anaknya itu kan belum punya pekerjaan atau bisnis yang akan menopang kehidupannya bersama istrinya kelak kan?
        Bunda Nay sudah meminta Haikal untuk berteman saja dengan cewek itu, layaknya anak-anak lain. Bukan pacaran, tapi hanya bersilaturrahim. Sayangnya karena mungkin karena ini cinta pertama bagi Haikal, dia tetap ngeyel akan segera menikah karena tak mau pacaran. Ya Salaam... apa yang harus dilakukan Bunda Nay?
        Bunda Nay langsung mengadu pada Allah, mohon Allah membukakan pintu hati Haikal agar paham dengan maksud Bunda Nay. Tidak mudah untuk menikahi anak gadis orang apalagi pada kondisi saat ini.
        Makin hari Bunda Nay makin dibuat pusing dengan keinginan Haikal yang ternyata sangat serius itu. Bunda Nay dan suaminya sangat takut anaknya menjadi melampaui batas bersama cewek itu. Bunda Nay sudah memberikan berbagai contoh kasus tentang pernikahan dini yang hanya berlandaskan nafsu. 
        "Haikal paham dengan maksud Bunda kok. Makanya Haikal ingin menikah muda agar tak melakukan dosa!" demikian selalu jawaban sang anak. 
        Bunda Nay pun memutuskan memberi batasan tegas bagi Haikal. Bersama suaminya mereka mengajak sang anak untuk duduk bersama dan membahas keinginan Haikal itu. Bunda Nay memberikan berbagai contoh dari kejadian yang pernah ada melalui berita di internet dan kejadian nyata di sekitar mereka. Setiap hari tak henti Bunda Nay memohon ampunan Allah dan memberi hidayah kepada anaknya.
        Alhamdulillah Haikal pun akhirnya paham. Dia bersedia "melupakan" sementara firts lovenya untuk masa depan yang mereka dambakan.
    "Aku tetap berkomitmen sama dia bahwa kami akan bersama kelak, insyaallah," demikian ucapan Haikal kemarin.
        "Silakan, yang penting kalian tidak berpikir untuk berpacaran. Karena ada zina hati, zina mata dan lainnya di dalam pacaran itu."
        "Tapi masalahnya Qanita jadi nangis mulu Bun. Dia nggak mau putus katanya."
        "Bunda bantu agar dia paham mau?"
        "Boleh deh."
        "Oke, bentar Bunda tulis surat ya. Nanti kamu kasih ke dia."
        Bunda Nay pun menulis sebuah chat yang ditujukan untuk teman perempuan Haikal. Begini isinya.

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamualaikum wr.wb

Dear Qanita, perkenalkan ini ibu Haikal 
Maaf jika chat ibu mengganggu ya...
Langsung aja,
Ibu berterima kasih karena Qanita sudah menyayangi Haikal. Sudah mau berteman dengan Haikal dan saling berbagi cerita dengan anak ibu.

Ibu yakin kalian tulus dalam berteman. Untuk itu ibu bangga pada kalian.
Hanya saja ibu perhatikan mungkin cara kalian berkomunikasi sudah tidak sesuai dengan ajaran Rasulullah Saw.

Sebagai seorang ibu, tentunya ibu ingin kalian berteman dalam tuntunan agama.
Jadi karena itu ibu meminta Haikal untuk mengendalikan diri dalam berkomunikasi dengan Qanita.

Karena kita berharap Allah meridhai pertemanan kalian, jadi tentunya kalian juga harus melaksanakan aturan Allah tersebut dalam berteman.

Ibu meminta kalian menjaga diri dan menahan diri ini semata2 karena ibu menyayangi kalian. Bukan karena ibu tidak menyukai Qanita, bukan itu alasannya.

Alasannya hanya karena ada aturan Allah yang harus kalian taati dalam pertemanan kalian jika kalian ingin Allah meridhai kalian.

Ibu percaya kalian pasti bisa bersikap patuh pada aturan Allah ini. Kalian sudah dewasa untuk paham dan menjalankan aturan itu.

Ibu berharap kalian memahami alasan ibu ini. Ibu ingin menjaga kalian dari hal-hal yang mungkin kalian sudah pahami.

Demikian dari ibu ya. Semoga kalian bisa memahami maksud ibu.

Ada sebuah quote yang ibu dapat dari film kisah Nabi Yusuf AS. Begini bunyinya :

Cinta itu suci. Seorang pecinta tak mungkin berkhianat. Pecinta tak akan membiarkan wilayah suci hatinya ternoda.
Nafsu tak boleh diartikan sebagai cinta.

"Yusuf AS"

Jadi jika kalian benar-benar saling menyayangi, insyaallah kalian paham dengan maksud ibu ini. Berkasih sayanglah hanya karena Allah. Taati aturan Allah, insyaallah Allah akan memberikan kebaikan kepada kalian.

Ibu menyayangi kalian karena Allah.
Salam sayang dari ibu.

0 comments:

Post a Comment

Terima kasih sudah berkunjung. ^_^